Dari Persikad

Disini kita akan berbicara tentang sepakbola. kita akan banyak berbicara sisi positif sepakbola. Bila ada sisi negatifnya biarkan itu menjadi tugas bersama yang harus kita perbaiki.

Tentang SuperDepok

Walau berwarna biru SuperDepok sejatinya 'lintas warna' disini 'warna' tidak lagi menjadi ideologi yang harus dibela. semangat sportivitas dan perdamaian menjadi cita-cita bersama terbentuknya SuperDepok. Harapan tertinggi kami adalah sepakbola benar-benar menjadi hiburan dan tontonan bukan lagi ajang perpecahan.

Kapten Persikad: Pengurus Keterlaluan

Marieska Harya Virdhani - Okezone

DEPOK - Polemik di tubuh Persatuan Sepakbola Indonesia Kota Depok (Persikad) sangat komplek. Persoalan utama adalah masalah hak. Seluruh perangkat Persikad seperti ofisial dan pemain belum menerima gaji sejak awal musim ini.


Kapten Persikad Muhammad Idrid Pabanyo menilai belum dibayarnya gaji seluruh perangkat timnya sangat keterlaluan. Apalagi tidak ada itikad baik dari pengurus untuk membayarnya.

"Bukan hanya gaji. Sewa mes pemain dan catering juga masih hutang," kata Idris di Pemkot Depok, Jumat (29/5/2009).

"Kami percaya dengan pengurus. Tapi kenapa selalu menghindar saat kami minta bertemu. Apakah ada omongan dari Walikota Nur Mahmudi Isma'il kepada Wakil Walikota Yuyun Wirasaputra, yang juga selaku pembina Persikad," papar Idris.

Idrid menjelaskan, pengurus Persikad telah melanggar kontrak yaitu belum membayarkan gaji pemain. Bila Walikota Depok tidak memberikan solusi maka seluruh perangkat Persikad akan menempuh jalur hukum.

Sesuai Undang-Undang (UU) Sistem Keolahragaan Nasional, sejak 2007 Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tidak mengalokasikan dana olahraga. Dalam UU tersebut di atas semua pemerintah daerah harus mencari sponsor sendiri untuk membiayai cabang olahraga (cabor).

Menariknya, Idris tidak mempedulikan tentang tidak adanya alokasi dari APBD. Pasalnya sempat ada pengusaha bernama Purwanto, yang menjadi manajer tim musim ini.

"Dalam perjalanannya Purwanto mengundurkan diri. Kemungkinan terjadi hubungan kurang baik antara Purwanto dan pengurus. AKibatnya, Purwanto mengundurkan diri," tegas Idris.
(fmh)

sumber :http://bola.okezone.com/read/2009/05/29/49/224290/49/kapten-persikad-pengurus-keterlaluan
Bookmark and Share Selengkapnya...

40 Pemain Persikad Mengamuk di Depok

Marieska Harya Virdhani - Okezone

DEPOK - Sekira 40 pemain Persatuan Sepakbola Indonesia Kota Depok (Persikad) mengamuk di depan ruang dinas Walikota Depok Nur Mahmudi Isma'il. Mereka menuntut Nur Mahmudi dan Wakil Walikota Depok Yuyun Wirasaputra, yang juga menjadi pembina Persikad membayar gaji selama 10 bulan.


Selain gaji, para pemain juga menuntut uang kontrak kerja yang juga belum dibayar selama 10 bulan. Total gaji dan uang kontrak yang harus dibayarkan adalah Rp4 Miliar.

Setelah tiba di depan ruang Walikota, lantai II Gedung Pemkot Depok, mereka sempat terlibat adu mulut dengan lima orang pertugas keamanan yang menjafa ruangan Walikota. Para pemain juga menggedor pintu ruangan Wakil Walikota.

Koordinator pemain Rahman Estalu mengaku kecewa dengan sikap Pemkot Depok yang belum membayarkan gaji.

"Saya orang Ambon. Saya punya anak dan keluarga. Apa perlu saya baya parang ke sini? Mana janjinya? Kami belum dibayar selama 10 bulan. Pemimpin macam apa kalian?," kata Rahman kepada wartawan, Jumat (29/5/2009).

Aksi yang dilakukan para pemain Depok ini merupakan kali ketiga kali. Biasanya mereka hanya menunggu di halaman Gedung Walkota Depok. Namun karena permintaan audiensi dengan Walikota tidak pernah direspon, mereka terpaksa memaksa bertemu Walikota.

Persikad diperkuat 80 persen pemain asli depok dan lainya pendatang. Sebagian besar sudah berkeluarga.

"Kita smaa-sama cari makan di Depok. Seharusnya mengerti. Kami sudah memajukan dunia olahraga di Depok. Kami butuh timbal balik," tegas Rahman.

Salah seorang pemain Persikad Fadli bahkan mengaku gajinya belum dibayar selama dua musim yaitu saat Divisi I dan Divisi Utama. "Hanya dijanjikan saja," ungkap Fadli.

Saat ini, enam orang perwakilan pemain diterima Sekda Depok di ruangannya. Kepala Satpol PP Kota Depok Sario Sabani menyatakan Walikota ada di ruangan, namun belum bersedia menemui pemain.

sumber : http://bola.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/05/29/49/224252/40-pemain-persikad-mengamuk-di-depok
Bookmark and Share Selengkapnya...

Disini kami berkarya

Selama ini banyak orang bilang suporter sepakbola selalu rusuh dan tidak memiliki kreativitas. mereka kerap dibilang sekumpulan orang frustasi yang gak punya tujuan dalam hidupnya mereka selalu dituding sebagai biang keonaran. tapi sekali-kali berjalanlah anda ke kota Depok. terletak di sisi pagar PLN Jl. Nusantara Raya, Beji, Depok, dapat anda temui sekretariat kelompok suporter Persikad yang menamakan dirinya sebagai SuperDepok. tidak seperti sekretariat lainnya, ini lebih mirip sebuah toko atau kios, dan begitu memang mereka memanggilnya. dikalangan Superdepok tempat ini dinamakan Blue and Yellow SuperDepok Fanshop. disini sekumpulan anak muda berkreativitas dan merajut mimpi. disini selalu ada obrolan tentang sepakbola dan suporter, namun disini obrolan lebih berisi positif. memang selalu ada obrolan tentang suporterklub lawan, tapi itu lebih ke sisi bagaimana kita menjalin silaturahmi dengan mereka. Di tempat ini juga dijual berbagai merchandise klub-klub liga Indonesia, yang unik souvenir dari klub Persija dan Persib dijajar bersebelahan, "ini menunjukkan mimpi kami agar kedua kubu yang mempunyai sejarah permusuhan berdamai" terang kubil yang didaulat sebagai ketua Superdepok. Disini pula sikap dan perilaku suporter ingin dirubah, "Kita ingin menunjukkan bahwa suporter itu seharusnya menjadi pendukung klub kesayangannya bukan malah sebaliknya sebagai prasit bagi klub tersebut" terang kubil. maka disini membeli tiket sebelum pertandingan menjadi suatu kewajiban. ya, semoga ini menjadi awal baik bagi sejarah Suporter sepakbola Indonesia.





Bookmark and Share Selengkapnya...

Dokumentasi Nobar Final Champion Bareng SuperDepok

Alhamdulillah acara nonton bareng final liga champion 2009 antara MU VS Barcelona berlangsung dengan sukses tanpa ada satu hambatan sedikitpun. Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt, yang menunda hujan pada malam itu, sehingga acara yang berlangsung dengan atap langit bisa berlangsung sukses. terimakasih juga kami ucapkan kepada pengurus dan anggota Superdepok yang telah membantu menyukseskan acara ini walau tanpa iming-iming imbalan. semoga kedepannya kita bisa menyelenggarakan acara yang lebih hebat dan besar lagi. dari hati yang terdalam kami juga ucapkan turut bersimpat dan berempati kepada skuad Persikad yang tengah memperjuangkan hak-haknya.






Bookmark and Share Selengkapnya...

Arshavin Tidak Suka E-mail dan Blackberry

LONDON, KOMPAS.com — Ternyata bukan hanya Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang menolak menggunakan Blackberry dalam tugas sehari-hari. Gelandang Andrei Arshavin juga melakukan hal serupa, tetapi dengan alasan berbeda dari Obama.



Obama sebetulnya begitu antusias menggunakan Blackberry untuk berkomunikasi via e-mail. Namun, sejak ia dinobatkan sebagai orang nomor satu di Amerika, presiden Afro-Amerika itu diminta tidak memakai gadget tersebut karena khawatir bakal menerima e-mail yang tidak perlu.

Lain cerita dengan Arshavin. Pemain Arsenal itu merasa tak perlu memakai Blackberry karena ia tidak menemukan manfaat lebih dari peranti "halo-halo" itu. Bukan hanya dia, rekan satu timnya di timnas Rusia, Roman Pavlyuchenko, pun tak menggunakan perangkat itu.

"Semua orang punya Blackberry di Inggris, kecuali aku dan Pavlyuchenko. Lagi pula, untuk apa punya Blackberry?" katanya sambil balik bertanya.

Arshavin bukan tidak tahu kegunaan Blackberry. Ia paham bahwa teknologi push e-mail yang diterapkan pada Blackberry memudahkan pengguna bertukar sapa lewat surat elektronik. Namun, lagi-lagi ia bertanya, untuk apa memakai surat digital dalam berkomunikasi.

"Ya (memang untuk e-mail), tapi dengan siapa? Hanya dengan (Nicklas) Bendtner?" katanya tentang striker satu timnya tersebut.

Ah, ada-ada saja alasan Arshavin. Jangan-jangan ia juga tak doyan Facebook. Mungkin ia lebih suka ngobrol lewat telepon daripada lewat surat. Ia belum tahu, sih, bahwa ternyata Bambang Pamungkas pun memakai Blackberry. *

www.kompas.com 11/3/09
Bookmark and Share Selengkapnya...

Skuad Persikad 08-09

Guys, berikut skuad komplit persikad musim kompetisi 08-09




Bookmark and Share Selengkapnya...

Nonton Bareng Final Liga Champion 2009

ada nonton bareng neh... penasaran dimana tempatnya.... klik selengkapnya





Bookmark and Share Selengkapnya...

Arsene Wenger sang motivator

"Jika Anda melihat usia rata-rata pemain kami, mereka masih sangat muda. Mencapai level sekarang ini adalah sebuah kredit besar, tapi kami kalah oleh tim yang punya seni membunuh dan mengambil keuntungan dari kesalahan,"

"Mudah mengatakan bahwa kami perlu pengalaman lebih tapi saya tegaskan bahwa kami punya kemampuan dan kami akan terus berkembang," kata-kata ini keluar dari seorang Arsene Wenger, tatkala menerima kritik dari sejumlah wartawan seusai kekalahan timnya dari MU 1-3 di semifinal kedua liga champion 2009


Banyak yang menyebut Arsene Wenger seorang profesor. Ditangannya gaya permainan Arsenal begitu indah dan sedap dipandang mata. Selain itu banyak juga pemain muda yang berhasil setelah melalui polesan tangannya. Fabregas, Adebayor, Bendtner, merupakan sebagian nama-nama muda yang melejit dibawah kepelatihannya.

tapi ada juga banyak orang lupa Arsene Wenger, juga tipikal seorang motivator ulung. kata-katanya ibarat seoarng motivator kelas dunia yang mampu membangkitkan semangat siapa saja yang mendengarnya. penggalan kalimat diatas menjadi buktinya. walau jelas mukanya terlihat kecewa, tetapi ia tidak mencari kambing hitam dalam setiap kesalahan. Dia selalu memuji skuad mudanya apapun hasil pertandingan yang terjadi.

Sikap seperti ini sangat penting dimiliki oleh pelatih terutama yang banyak personel mudanya. Masa-masa muda adalah masa-masa labil, salah mendengar perintah maka akan salah pula kedepannya. Wenger tahu itu maka kalimat-kalimat positif akan selalu keluar dari mulutnya. Walau evaluasi selalu ada tetapi, itu tidak dikeluarkan dengan kata-kata makian dan cacian. Wenger selalu yakin dengan kekuatan timnya, walau pada awalnya banyak yang mencibir. Dan itu terbukti sehingga Arsenal menjadi kekuatan yang diperhitungkan baik di liga lokal maupun internasional. Jadi selain seorang profesor, Wenger,juga seorang motivator yang handal.
Bookmark and Share Selengkapnya...

PERSIKAD YANG TERUS BERDUKA

Ditengah keoptimisan dan kegembiraan setelah menaklukkan Mitra Kukar 3-1. Kubu Persikad kembai harus menelan senyum yang telah terkembang. Diawali dengan tidak berangkatnya skuad ke Pekanbaru yang otomatis kalah WO, kini beredar kabar Persikad akan bubar atau lebih tepatnya dibubarkan.


Berita ini benar-benar membuat sesak seluruh penggemar Persikad. Tim yang sudah dibela habis-habisan akan berakhir dengan menyedihkan. Tidak ada happy ending seperti yang biasa terjadi di sinetron-sinetron Indonesia. Ketika kabar masalah penyelesaian gaji dan honor skuad belum jelas adanya, berita pembubaran semakin menambah derita.

untuk menyikapi hal ini kami, SuperDepok, meminta pertanggunggjawaban dari pengurus dan pemkot Depok tentang permasalahan Persikad yang sebenar-benarnya. Jelas harus ada pertanggungjawaban, jangan hanya ketika dana melimpah banyak yang menjadi pahlawan tetapi ketika dana tidak ada ramai-ramai hilang tanpa berita. Maka itu kami memohon kepada para stakeholder Persikad untuk memberikan ruang dan tempat berkomunikasi secara fair. jangan hanya melempar wacana via media. mari adakan pembicaraan termasuk dengan melibatkan skuad Persikad, yang selama ini hanya mendapat janji-janji yang tak kunjung tertepati.
Bookmark and Share Selengkapnya...

Memaafkan

Eduardo Da Silva. Bagi masyarakat kroasia adalah seorang bintang, walau namanya gak familiar dengan nama khas Balkan. Memang Eduardo da Silva seoarang kelahiran Brasil, tetapi di negaranya dia seakan kalah dengan nama-nama seperti Alexander Pato, Adriano, Kaka, dan bintang Brasil lainnya.
Maka itu ia memilih Kroasia sebagai negara yang dibelanya. Gak salah memang, coz di negara ini ia membesarkan karirnya. Terbukti di usian yang muda dia sudah mendapat tempat sebagai starter di timnas Kroasia. Slaven Bilic, pelatih, dan fans berat kroasia lainnya sangat menaruh harapan yang sangat besar kepadanya, di Euro 2008.


Nasib manusia siapa yang bisa nebak. Begitu juga dengan yang dialami oleh Eduardo, saat pertandingan Arsenal, klub tempatnya berkarir, berhadapan dengan Blakburn Rovers, ia mendapat talking yang cukup keras dari Martin Taylor, pemain belakang Birmingham City. Tackling tersebut bisa dibilang cukup parah, dan cedera yang dialaminya serupa dengan apa yang menimpa Marco Van Basten yang terpaksa harus menyelesaikan karirnya di masa emasnya. Maka berakhir untuk sementara karir sepakbolanya baik di klub maupun di timnas, harapannya untuk tampil di Euro 2008 selesai sudah. Ia harsu beristirahat 6 bulan lamanya.

Banyak yang menangis terutama fans Arsenal dan tim nasional Kroasia. Banyak cemoohan dan makin yang dialamatkan kepada Martyn Taylor. Bahkan ada ancaman pembunuhan yang dialamatkan kepadanya. Sampai-sampai Taylor trauma dan takut walau hanya untuk keluar jalan-jalan di rumahnya.
Slaven Bilic, pelatih timnas Kroasia, mengatakan sangat terpukul atas cedera yang dialami Eduardo Da Silva. Menurut Bilic, Da Silva adalah pemain tak tergantikan di lini depan Kroasia.

Eduardo, yang Senin (25/2) genap berusia 25 tahun, mengalami cedera engkel cukup parah dalam laga Birmingham City vs Arsenal, Sabtu (24/2) di kompetisi Liga Primer Inggris. Striker Arsenal itu dikhawatirkan akan absen sampai akhir musim, dan tidak akan memperkuat Kroasia di Euro 2008. mungkin inilah kado hadiah ulang tahun terburuk yang pernah diterimanya.

''Kami memiliki seorang striker hebat di lini depan. Da Silva tidak tergantikan,'' ujar Bilic. ''Tapi saya tidak ingin berpikir terlalu jauh. Saya tidak bisa membayangkan Kroasia tanpa Eduardo Da Silva. Saya ingin ia sembuh dalam waktu dekat, atau setidaknya beberapa hari sebalum Euro 2008 dimulai.''
Media Kroasia melaporkan insiden itu besar-besaran, televisi menayangkan rekaman kejadiannya dalam siaran berita prime time sepanjang akhir pekan. Bahkan beberapa koran lokal mengirim wartawannya ke London untuk mengikuti perkembangan nasib Da Silva.

Kemarahan rakyat Kroasia juga merebak. Jutarnji List, surat kabar terkemuka di Zagreb, dalam tajuknya menulis; kebrutalan pemain belakang Birmingham City, Martin Taylor, mulai menghancurkan ambisi sebuah negeri kecil. "Tapi sebagai bangsa besar kami masih berharap meraih gelar Eropa,'' tulis suratkabar itu.

Koran itu juga menggambarkan cedera Eduardo Da Silva merupakan kematian bagi sepakbola indah. Surat kabar itu juga mengatakan sangat menghargai pernyataan Arsene Wenger yang mengusulkan Martin Taylor dihukum tidak boleh bermain bola seumur hidup. ''Wenger benar ketika kali pertama mengatakan Taylor harus dihukum, tapi menjadi tidak enak didengar ketika ia mengubah sikapnya,'' demikian koran itu berkomentar.

Dalam jajak pendapat singkat yang digelar koran itu, 41 persen publik sepak bola Kroasia mengatakan Taylor harus dihukum seumur hidup. Sedangkan 25 persen lebih suka melihat Taylor dihukum cukup lama.

Eduardo Da Silva juga mengirim surat terbuka dari London Hospital ke media Kroasia. Dalam suratnya Da Silva mengatakan tidak marah atas kejadian di lapangan yang membuatnya cedera. ''Saya dengan sepenuh hati menyampaikan terima kasih kepada semua fans, rekan-rekan di tim nasional, dan pelatih, yang telah memperlihatkan dukungannya.'' Semua itu, tulis Da Silva, sangat berarti bagi saya. ''Saya juga tidak berharap cedera saya membuat media Kroasia terus-menerus marah dan mengecam Taylor,'' tuturnya. Baginya cedera bagi seorang pesepakbola adalah hal yang wajar, dan bisa terjadi kapan saja. Dia tidak dendam dengan Taylor.

Eduardo telah mengajarkan kepada kita betapa pentingnya memaafkan sebelum dipinta.
Bookmark and Share Selengkapnya...

Come Back

Come Back. Kata-kata ini biasa dipakai untuk sesuatu atau seseorang yang balik lag setelah menghilang. Dalam dunia olahraga, kata ini sering dipakai ketika seseorang atau sebuah klub berhasil berprestasi setelah lama terpuruk. Seperti sewaktu pertandingan Liverpool versus Wigan, dimana saat itu wigan sudah unggul 2-0 tetapi di akhir pertandingan skor berubah 3-2 untuk kemenangan Liverpool.


Liverpool memang dikenal sebagai sebuah klub yang sering ‘comeback’ dari kekalahan. Yang paling diingat penggemar sepakbola saat final Liga Champion tahun 2005. saat itu Liverpool harus bertemu dengan AC Milan, banyak jago dan pengamat yang mengungulkan AC Milan. Dugaan para pengamat itu hampir terbukti dimana dalam babak pertama saja Liverpool duah ketinggalan 3-0. tetapi, yang namanya ramalan masih butuh pembuktian, itulah yang terjadi. Pada babak kedua Liverpool bangkit dan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 3-3 hingga memaksa pertandingan diakhiri lewat drama adu penalty dimana sebelumnya diadakan perpanjangan waktu 2x15 menit. Nah, dalam babak adu penalti, dimana kebruntugan yang biasanya diandalkan, Liverpool lebih beruntung dari AC Milan. Maka Juaralah Liverpool dan menangislah para peman Ac Milan.

Bukan sekali itu saja Liverpool melakukan hal yang serupa. Pada musim kompetisi 2008/2009 ini Liverpool sudah dua kali melakukannya yakni ketika menghadapi Manchester City, dimana Liverpool sempat tertinggal 2-0 lalu menyudahi pertandingan dengan skor 3-2. maka banyak pengamat yang menyebut Liverpool adalah team yang jago merubah keadaan terpuruk menjadi kekalahan. Istilahnya come back.
Nah, come back berhubungan dengan kekuatan mental. Banyak juga klub-klub besar ketika menghadapi klub kecil kalah, lalu tidak bisa membalikkan keadaan. Untuk melakukan merubah sesuatu atau bangkit dari keterpurukankita harus memiliki mental yang besar. Mka beruntug Liverpool memiliki seorang Steven Gerard. Pemain yang satu ini dipercaya banyak orang sebagai aktor dibalik kejadian-kejadian ajaib dalam pertandingan Liverpool. Ia memiliki mental baja dan juara.

Sekarang pertanyaannya bagaimana kita memiliki mental yang kuat, haruskah kita menjadi seorang juara terlebih dahulu? Sesungguhnya tidak, kita memiliki mental juara bukan berarti kita harus menjadi juara terlebih dahulu. Sesungguhnya juara atau prestasi yang kita punya adalah akibat dari mental yang kita miliki itu. jadi tumbuhkan sebabnya dulu baru akibatnya mengikuti.

Satu cara agar kita memiliki mental juara adalah dengan selalu membangun cara pandang dan perasaan positif. Ini yang dilakukan oleh Rafael Benitez, pelatih Liverpool, kepada anak buahnya diruang ganti saat istirahat pada pertandinagn melawan AC Milan. Saat itu diakuinya bahwa memberikan teknik adalah sesuatu yang percuma ketika mental pemain sedang jatuh. Maka ia memotivasi permainan, bahwa belum habis masih ada 45 menit kedua. Beliau juga meyakinkan para pemainnya bahwa untuk menampilkan seluruh kemampuan terbaiknya. Maka berubahlah Liverpool di babak kedua.

Membangun pandangan positif akan sesuatu itu sangat penting, coz akan berhubungan dengan kepercayaan diri kita. Ahl hikmat mengatakan, “Kitalah yang membuat diri kita sengsara atau membuat diri kita kuat” jadi bukan orang lain yang menentukan prestasi kita.

Jagalah selalu cara pandang kita akan sesuatu. Buang jauh-jauh kata ‘tidak bisa’ yakinlah selagi kita berusaha maka apa yang akan kita tuju akan tercapai. Jadi, mari bangun terus cara pandang positif agar hidup semakin indah.
Bookmark and Share Selengkapnya...

Menjadi Suporter yang Bertanggungjawab Bagikan

Seharusnya supporter memberikan hal-hal yang positif bukan yang negatif. Seharusnya supporter memberikan spirit bagi klub kesayangannya. Seharusnya supporter yang membangunkan ketika klub kesayangannya tertidur sehingga tidak ada prestasi yang diraihnya.


Begitulah seharusnya peran supporter. Bukan malah sebaliknya. Bukan suporter yang baik apabila selalu membuat susah klubnya. Sangat saya ragukan pula dia seorang suporter yang baik ketika dengan sengaja dan niatan yang sadar rela merusak stadion tempat klub kesayangannya bermain.
Bayangkan kita merasa dan mengaku cinta kepada klub kesayangan kita, tetapi disatu sisi kita membuat yang kita cintai itu terlukan dan tersakiti. Relakah kita membuat sesuatu yang kita cintai itu dikenai hukuman yang dengannya akan semakin menimbulkan kerugian? Saya rasa kita sepakat tidak.
Maka apabila kita masih suka membuat kesan yang tidak baik dan terus negative kepada klub kesayangan kita maka seharusnya itu sudah dirubah. Berikanlah wajah yang lebih baik yang dengannya klub kebanggaan kita dicintai tidak hanya oleh lingkungan sekitar tetapi juga oleh masyarakat luar. Jangan sampai orang mencibir klub kesayangan kita ketika sedang bertanding akibat ulah suporter fanatiknya yang selalu membuat kaributan dan keonaran.

Seharusnya kita memahami bendera Fair Play yang selalu diusung setiap kali pertandingan akan dimulai. Bagi saya slogan itu tidak hanya sekdear kosong tanpa makna. Tidak seperti slogan partai politik yang selalu membuat kita tertarik tapi selalu jauh panggang dari pada api.

Ya, slogan itu adalah amanat. Yang namanya amanat adalah sesuatu yang wajib untuk ditaati, apalagi ketika amanat itu tidak sekalipun bertentangan dengan prinsip sosial dan agama yang ada di masyarakat. Ini yang harus kita pahami. Kalimat Fair Play tidak hanya berlaku bagi para pemain sepakbola dilapangan, tetapi juga menjadi nyawa bagi insane sepakbola seluruhnya. Gak perduli pemain, wasit, suporter maupun aparat pertandingan lainnya.

Kita sering berteriak-teriak tentang prestasi timnas kita. Tetapi pernahkan kita berpikir tentang prestasi yang telah kita raih? Tolong camkan ini, walaupun sepakbola adalah olahraga yang mayoritas di sukai dan digemari ini tetapi tidak sedikit pula yang membenci olahraga ini. Mereka yang membenci utamanya setelah melihat perilaku para suporter di negeri ini yang selalu membuat susah dan repot orang banyak.
Jadi harus berapa banyak slogan penuh kebaikan, kalo apa yang dituliskan dan diikrarkan tidak sebanding dengan apa yang telah dilakukan. Seharusnya ini menjadi pekerjaan rumah bagi mereka-mereka yang mengaku sebagai pecinta sepakbola sejati. Ingat sekali lagi para pecinta tidak akan merusak dan menodai apa yang dicintainya. Meraka yang merusak dan menodai apa yang dicintainya sesungguhnya adalah para pecundang!

Di sebagian kasus kerushan anatar kelompok suportar juga terjadi akibat dendam yang memang sengaja dijaga dan diwariskan. Salah satu contoh adalah kaso salh satu kelompkk suporter di Tangerang yang mengajak untuk menghabisi salah satu kelompok suporter lainnya dan menjadikan mereka sebagai musuh abadi. Sungguh dengan begini semangat mereka yang baru bergabung akan rusak, padahal sesungguhnya mereka nggak punya maslah dan urusan sebelumnya.

Seharusnya suporter yang cerdas tidak anarkis. Suporter yang cerdas adalah suporter yang paham dan mengerti bagaimana menyalurkan fanatisme dan militansi yang mereka miliki. Mereka juga mengerti akan semangat olahraga. Ingat kompetsisi dibangun bukan untuk menyuburkan permusuhan. Kompetisi diadakan adalah untuk mencari yang terbaik dari yang baik.
Bookmark and Share Selengkapnya...

Persikad ku sayang Persikad ku Malang

Kurang lebih 11 Bulan Gaji para pemain Persikad belum terbayarkan
para pengurus Persikad sendiri seakan lepas tangan dan hanya memberikan janji-janji tanpa bukti.
seharusnya hari ini Persikad menjalankan partai Tandang melawan PSPS Pekan Baru Riau tapi karena masalah dana yang tak pasti para pemain Persikad tidak menjalankan partai tandang tersebut. hingga akhirnya kehilangan 3 point.


Bagaimana nasib Persikad saat ini ?
apakah nasib tim kota Depok ini cuma sampai disini saja ?
segelintir kabar mengabarkan Persikad akan bubar dan Persikad akan dijual.
kalau memeng hal tersebut terjadi apalagi yang dibanggakan dari kota Depok ini ?
Persikad ku sayang Persikad ku malang
semoga semua ini cepat berakhir dan Persikad kembali pada masa kejayaannya dan menjadi kebanggaan warga Depok khususnya.
Bookmark and Share Selengkapnya...

Mengubah Rasa Takut Menjadi Kekuatan

Kisah lain datang di era modern, dari lapangan sepakbola Sepak bola Inggris identik dengan kerasnya permainan sepanjang pertandingan. Ganjal sana, tekel sini, itu sudah biasa bagi pemain Premier League. Justru itu yang membuat Gerrard ketakutan dan ia tak mau lagi melakukannya.


Gerrard mendapat kartu merah pertama saat usianya masih 19 tahun. Itu terjadi pada duel panas derby Merseyside antara Liverpool dan Everton. Ia menjadi pemain ketiga yang harus keluar dari pertandingan tersebut setelah Francis Jeffers (Everton) dan kiper The Reds, Sander Westerveld, diusir karena berantem di lapangan.

Di usia ke-20, Gerrard semakin dikenal sebagai pemain agresif dan tak mau kalah dalam perebutan bola. Sampai kini, gelandang Inggris ini sudah mengantongi lima kartu merah, semuanya terjadi di kancah liga.

"Ketika aku masih muda, kepalaku mudah panas, lalu melakukan pelanggaran bodoh dan dikeluarkan dari lapangan," kenangnya akan masa lalu seperti dikutip majalah Champions.
Ia akhirnya menyadari bahwa perbuatan semacam itu akan mengancam reputasinya. Ia berubah menjadi pemain santun di lapangan.
"Itu membuatku cemas. Aku tidak ingin memiliki reputasi sebagai pemain kasar. Aku mulai membayangkan apakah aku bisa melakukan tekel lagi. Aku takut berada dekat dengan pemain lawan," tambahnya.

Sikap santunnya itu membawa berkah baginya dan ia pun menjadi kapten The Kop sejak 2003, menggantikan Sami Hyypia. Musim lalu penampilannya bersih dari kartu merah.
Kisah diatas mengajarkan pelajarkn penting yang harus kita ambil segera. Pelajaran itu adalah mengubah rasa takut menjadi kekuatan bagi diri sendiri. Steven Gerrard telah melakukannya dan memberikan kita banyak pelajaran. Takut karirnya akan berakhir akibat gaya permainannya, Gerrard langsung mengambil keputusan untuk merubah gaya bermainnya.

Walaupun itu tdaik mudah dan butuh proses Steven Gerrard telah berhasil melakukannya. Bahkan kini ia dikenal sebagai seoarang pemain yang memilik tackling yang baik., selain dikenal sebagai gelandang handal di dunia.

Kita semua tentu pernah merasa takut. Kunci menghadapinya adalah jangan biarkan perasaan itu bertahan lama dalam diri kita. Pikirkan hal lain sejenak! Hal yang terpenting adalah bagaimana memutarbalikkan perasaan irrasional menjadi energi yang berguna untuk memperbaiki kehidupan kita.

Buat rasa takut menjadi Motivator! Dan sebab kita untuk berubah. Ketika anda mulai merasa takut, segera putar balikkan perasaan itu menjadi sebuah bahan bakar yang anda butuhkan untuk tetap membakar semangat anda. Seringkali anda merasa takut ketika sesuatu yang bernilai melintas dalam pikiran anda. Namun resikonya lebih besar dari yang akan diperoleh! Mulailah mengenali bahwa perasaan takut yang kelam itu merupakan awal dari masa depan yang lebih cerah.

Perhatikan hal berikut, jika anda tidak merasakan takut pada situasi tertentu, kemudian hal itu tidak cukup membuat anda mempertimbangkannya. Disinilah letak kekuatan Rasa Takut itu seharusnya! Dan semua rasa takut itu harusnya kita sikapi seperti ini.

Kebanyakan, rasa takut itu hanyalah badai sejenak yang akan berhenti dengan sendirinya. Manfaatkan Rasa Takut itu, dan jangan biarkan Kita dimanfaatkan olehnya!
Jadikan Rasa Takut itu sebagai banteng kita, jangan untuk melumpuhkan diri kita!

Maka apa yang kita butuhkan adalah menguasai rasa takut agar dapat digunakan sesuai kepentingan kita untuk menginginkan atau menghindar secara positif. Beberapa ide berikut dapat kita jadikan benih-benih kebiasaan hidup yang bisa mengasah kemampuan menguasai rasa takut sukses dalam kondisi hidup normal baik di kantor atau di mana saja.

1. Membiasakan diri dengan keberanian berinisitif. Apa pun yang anda lakukan, jalankanlah atas inisiatif dari dalam, bukan karena ajakan orang lain atau karena mengajak orang lain. Keberanian berinisiatif akan memperjelas jawaban bahwa ternyata apa yang kita takuti selama ini bukanlah hal yang menakutkan. Keberanian berinisitif juga akan menanamkan rasa tanggung atas resiko hidup.

2. Membiasakan diri dengan berpegang teguh pada pendirian hidup (to persist) ketika inisiatif bertindak telah kita cetuskan. Apapun yang anda mulai, ketika gagal jangan lantas ditinggalkan meskipun anda tidak melakukan pertahanan di jalur yang sedang "berbadai". Berhentilah sejenak (to pause) atau berubahlah secara kreatif. Sampai anda bisa berhasil dengan realisasi inisiatif, anda belum pernah akan merasakan rasa percaya diri bahwa diri anda mampu. Dengan pengalaman merasakan sukses, kita akan dibimbing untuk menjauhkan hidup dari pola lama yang didominasi oleh kontrol the perceived self menuju pola baru the real self.

3. Membiasakan diri dengan keberanian menaklukkan tantangan hidup (to conquer challenge) atau memiliki mentalitas "I CAN". Prestasi hidup tidak dapat diraih kecuali setelah anda berani meyakini bahwa apa yang di dalam diri lebih besar ketimbang tantangan di luar. Mentalitas bangkit demikian merupakan awal menuju realisasi kebangkitan yang sebenarnya. Kebangkitan tidak bisa dimiliki oleh orang yang bermentalitas roboh oleh tantangan. Tepatlah apa yang dikatakan Jim Rohn, kebangkitan finansial seseorang tidak dimulai dari faktor kebangkitan ekonomi tetapi dari faktor kebangkitan filosofi. Hanya saja yang sering kita lakukan adalah menunggu terjadinya kebangkitan ekonomi untuk membangkitkan kemakmuran finansial. Menunggu situasi sempurna dan bebas dari hambatan sebagai syarat untuk berinisiatif, padahal kesempurnaan itu hakekatnya tidak pernah ada kecuali kita ciptakan.

4. Membiasakan diri untuk memperkecil "zona unknown" di wilayah hidup kita dengan mempelajari pengetahuan (knowledge), meningkatkan kemampuan (ability) dan menambah keahlian (skill). Logika alamiahnya sangat jelas. Bagi orang yang tidak tahu seluk beluk hutan mungkin mendengar kata hutan saja sudah takut tetapi tidak demikian bagi yang mengetahuinya. Memperkecil zone unknown dengan pembelajaran adalah kurikulum alamiah di mana semua keahlian manusia diperoleh dengan cara ini (baca: maksudnya belajar) yang terkadang melibatkan try dan errors.

5. Membiasakan diri dengan menambah dukungan eksternal. Tidak selamanya benar kalau dukungan ditafsirkan harus berupa materi. Dalam bisnis misalnya networking atau relationship adalah dukungan. Bahkan dalam dunis bisnis relasi dapat dikatakan sebagai suatu produk (Relationship in business is product). Ketika pebisnis menghadapi ancaman keterbatasan modal material, maka keterbatasan tersebut masih belum menakutkan apabila ia punya cadangan yang saat ini berada di tangan orang lain atau mengenal orang yang bisa diminta bantuan untuk menyelesaikan keterbatasannya atas dasar relationship trust. Maxwell mengatakan: " Tidak ada problem yang tidak selesai dengan dukungan orang banyak tetapi hanya sedikit yang selesai tanpa dukungan". Menemukan dukungan eksternal bisa dilakukan dengan mengasah keahlian membuat sinergisasi keunggulan dalam bentuk apapun.

Walhasil, ras takut adalah fenomena manusiawi dan alamiah atau normal dalam pengertian mayoritas. Kepada kitalah ditawarkan pilihan apakah kita memilih menjadi bagian dari kelompok mayoritas yang berarti gagal atau memilih menjadi bagian kelompok minoritas: orang-orang sukses dengan gagasannya. Selamat memilih.

Perasaan takut dapat diibaratkan seperti gunung yang menutupi pola pikir kita.
Ketika perasaan itu muncul, hadapi dan buang dengan segera! Setiap saat anda merasa musuh yang tidak terlihat itu menyerang dan meracuni pikiran anda – BERHENTI sejenak!! Dan kendalikan pikiran anda dengan segera. Keluar dari perasaan itu! Rasa takut merupakan kesalahan dan akan menjadi setan pengganggu. Apa yang anda pikirkan sebenarnya tidak akan pernah terjadi. Kenyataanlah yang akan berbicara jadi kenapa harus berkutat pada perasaan itu?
Bookmark and Share Selengkapnya...

Otokritik Untuk Kelompok Suporter

Saya pernah merenung bahwa hadirnya kelompok suporter sepakbola di Indonesia terkadang malah meruntuhkan ikatan yang telah di ikrarakan oleh para pemuda dalam tahun 1928 yang lebih kita kenal dengan nama Sumpah Pemuda.


Kita semua tahu, latar belakang timbulnya sumpah pemuda adalah semangat perjuangan yang dirasakan tidak berjalan seiringan. Atau dalam bahasa lainnya saat itu lebih berasa nuansa kedaerahan daripada nuansa persatuan. Saat itu kita kenal banyak kelompok pemuda yang menamakan denga nama-nama daerahnya sendiri. Seperti Jong Ambon, Jong Java, dan lain-lain.

Para pemuda saat itu merasakan kalo begini terus akan bahaya perjauangan ini, karena kita akan lebih mudah dipecah belah juga tanpa adanya satu komando. Mereka akan bergerak sendiri-sendiri. Maka itulah mereka bersepakat untuk menyatukan langkah dan gerak. Sepakat berkumpul lalu berikrar bersama, yang kemudian kita kenal dengan Sumpah Pemuda.

Seharusnya semangat sumpah pemuda itu yang dibawa oleh para kelompok suporter yang telah terbentuk dan ada saat ini. Bukan malahana sebaliknya. Kita boleh mendukung klub dari daerah kita sendiri, tetapi bukan berarti kita juga melegalkan berbuat anarkis dan kerusakan atas nama daerah pula. Ini bahaya.

Perkembangan yang ada saat ini memang demikian. Banyak kelompk suporter yang lebih mengedapankan sikap kedaerahan. Kita mengenal Bonek, Viking, The Jak, dan lain lain. Slogan-slogan yang mereka pakai sangat kental dengan kedaerahan mereka. Bahkan tak jarang spanduk-spanduk yang mereka bikin sudah mulai ada nada pelecehan terhadap daerah lain.

Dan ini ternyata tidak hanya berlaku saat pertandingan berlangsung. Diluar pertandinganpun ini berlaku. Banyak anggota The Jak yang sangat anti dengan apapun yang berbau Persib Bandung. Ada seorang kawan yang terpaksa untuk melepaskan kaos Viking dibawah ancaman anak-anak The Jak. Begitu juga sebaliknya, anak-anak Viking akan sangat tidak rela dengan atribut Persija di wilayahnya.

Asli, sikap ini kalo tetap dibirakan akan berbahaya dan terus liar saja, Memang dipermukaan ini tidak tampak dengan nyata Ibarat bola salju yang menggelinding dari atas kebawah, maka semakin lama gumpalannya akan semakin besar dan memiliki kekuatan yang besar dalam menghantam apa saja yang dilaluinya. Tetapi dibawah sikap-sikap seperti ini sudah banyak muncul dan kelihatan. Satu contoh saja ketika penulis hadir dalam satu acara ulang tahun kelompok suporter, disitu sangat kental sekali nuansa kebencian terhadap satu kelompok suporter. Bahkan, salam salah satu liputan dan wawancara yang dilakukan oleh salah satu stasiun televise swasta, seoarng yang dianggapsebagai panglima salah satu kelompok suporter dengan tegas mengatakan tidak ingin berdamai dengan kelompk suporter yang dianggapnya sebagai musuh. Bahkan, dengan tegas ia menganggap ini sebagai perang abadi. Begitu juga dalam salah satu kaos kelompok suporter lainnya. Jelas-jelas terbaca ajakan atau undangan perkelahian kepada rivalnya yang lebih parah ini kedua kelompok suporter ini berada dalam wilayah yang sama. Hanya mendukung dua tim yang berbeda.

Jelas sekali jika sikap-sikap ini terus dipupuk dan dipelihara merupakan pengkhianatan terhadap apa yang diikrarkan dalam peristiwa Sumpah Pemuda. ini juga sikap antiklimaks terhadap slogan negara kita yang Bhineka Tunggal Ika. Inilah yang harus kita sadari. Sejujurnya dukung-mendukung itu adalah suatau kewajaran. Yang tidak wajar adalah ketika dukungan itu ditunjukkan dengan sikap-sikap anarkis dan destruktif. Ini jelas tidak bisa dibenarkan dan dibiarkan begitu saja. Saatnya kita yang mengkau Suporter sepakbola berbenah diri.
Mari jadikan ini sebagai ajang adu kreativitas. Sesungguhnya suporter yang baik, bukanlah suporter yang ngamuk ketika klub kesayangannya kalah. Dlam pertandingan olahraga menang-kalah itu biasa, dan yang terpenting adaqlah bagaimana sikap kita ketika menghadapi situasi tersebut. Kita memang suka dengan kemenangan. Tetapi ketika kekalahan tidak bisa dihindarakan mari kita terima itu sebagai bahan buat introspeksi dan pembenahan lagi. Jadilah suporter yang santun, sebagaimana apa yang dituangkan sewaktu kita ikut Jambore Suporter. Lagi-lagi ikrar ini kita yang mengucapkan maka akan sangat naïf ketika cita-cita yang sudah kita ikrarkan bersama, kita hancurkan dengan tangan sendiri. Jadi jangan seperti lagu dangdut tempo dulu yang bersyair.

Kau yang mulai, kau yang mengakhiri,
kau yang berjanji kau yang khianati…

Bookmark and Share Selengkapnya...

Fanatisme tanpa batas

Saking mencintai Liverpool, ratusan ribu fans the reds berencana mengambil alih klub kesayangannya itu dari dua taipan Amerika Serikat, Tom Hicks dan George Gillets. Liverpudlians, sebutan fans Liverpool, membentuk konsorsium untuk menguasai klub terkemuka di Inggris itu. Mereka gerah melihat performa Liverpool yang tak kunjung membaik di bawah kendali Hicks-Gillett, yang dinilai hanya ingin mengambil untung dari klub.


Karena prihatin dengan apa yang dialami tim kebanggaan mereka, Liverpudlians akhirnya mencanangkan rencana besar tersebut. Mereka telah membentuk organisasi baru bernama “Share Liverpool FC”. Organisasi ini dibentuk dengan tujuan menggalang dana dari kalangan suporter untuk membeli klub kesayangan mereka itu. Untuk melakukan buy-out mereka membutuhkan kira-kira 500 juta poundsterling atau sekitar Rp 9,2 triliun.
Dilaporkan BBC, tiga pencetus organisasi ini dikenal sebagai fans setia Liverpool, yakni pengusaha Rogan Taylor, mantan direktur komunikasi di Premier League Phil French, dan pengacara Kevin Jacquiss.
Rogan Taylor mengatakan, sudah saatnya klub-klub dikontrol oleh fans. Hal ini sudah terjadi di Spanyol dan Jerman. “Sekarang saatnya ada solusi yang berbeda tentang kepedulian fans terhadap klub. Dengan memiliki klub, mereka ikut membesarkan klub,” ungkap Taylor seperti dikutip BBC, Kamis (31/1).

“Ribuan fans Liverpool sudah memperlihatkan bentuk ketidakpuasannya dengan apa yang terjadi saat ini. Sejumlah investor kaya banyak yang beralih kepada klub-klub yang baru saja dijual. Tapi fans tahu bahwa pada akhirnya mereka (investor) yang harus membayarnya dengan cara menaikkan harga tiket atau dengan rencana lain,” tambah direktur Football Industry Group di Universitas Liverpool itu.

Untuk memuluskan tujuan tersebut sebuah situs akan segera diluncurkan. Teknis penggalangan dana itu pun akan diumumkan kemudian. Tapi konon masing-masing fans yang tertarik bisa menyumbang minimal 5.000 pounds atau sekitar Rp 92 juta.
Mereka, para suporter Liverpool terinspirasi dengan gerakan yang dilakukan oleh fans Barcelona, yang kemudian menjadi member-share klub raksasa Spanyol itu. Dengan jumlah suporter 100 ribu orang, diharapkan dana yang terkumpul 500 juta poundsterling atau sekitar Rp 9,2 triliun, sehingga mereka bisa membiayai The Reds. Memang, saat ini Liverpool sedang kritis. Sejak diambilalih oleh Gillett-Hicks tahun lalu. Klub yang penuh dengan sejarah tersebut selalu berhadapan dengan masalah. Inilah yang membuat pendukung fanatiknya cemas.

Disudut kota selatan Jakarta, sekelompok anak muda berpakain Baju Oranye mencolok dengan bacaan Gue Anak Jakarta tengah asyik mengobrol. Usia mereka kira-kira 16-17 tahunan. Sesekali terdengar obrolan, “gile Bambang maennya mantab banget” sedang temannya yang satu menimpali, “heheh.. namanya juge Bepe”
Bisa dilihat mereka adalah kumpulan supporter fanatik persija Jakarta, yang sering disebut dengan The Jakmania. Mereka sangat cinta dengan Persija, konon kecintaan mereak lebih besar dari kecintaan mereka kepada pacar sendiri. Hehehe, ini guyon dari seorang teman.
Namun, fanatisme terhadap klub sepakbola tidak hanya terjadi di Jakarta saja, hampir seluruh klub sepakbola di Indonesia memiliki supporter fanatic. Bahkan sampai tim Tarkam aja memiliki penonton fanatik.

Jauh disana (diluar negeri maksudnya) para klub-klub besar juga memiliki supporter fanatik. Klub-klub sekelas Liverpool, Manchester United, Arsenal, AC Milan dan lainnya bisa dipastikan memiliki supporter fanatiknya sendiri.

Bentuk-bentuk fanatsime yang dilakukan oleh suporter sepakbola memang suka membuat orang geleng kepala dan gak percaya. Mereka suka melakukan apa aja demi untuk kepentingan klub yang dibelanya. Bahkan ketika mereka melihat seoarng pemain yang dianggap tidak memiliki semangat juang yang baik kepada timnya, mereka gak akan segan-segan melakukan terror kepad ayang bersangkutan.

Jika mengacu ke Wikipedia, Fanatisme diartikan sebagai sebuah keadaan di mana seseorang atau kelompok yang menganut sebuah paham, baik politik, agama, kebudayaan atau apapun saja dengan cara berlebihan (membabi buta) sehingga berakibat kurang baik, bahkan cenderung menimbulkan perseteruan dan konflik serius. Alois Nugroho mendefinisikan fanatisme sebagai sebuah antusiasme dan keyakinan seyakin-yakinnya bahwa perspektif sebuah kaum adalah perspektif sentral, dalam arti satu-satunya perspektif yang benar atau satu-satunya perspektif paling benar. Makna “kebenaran”ini sendiri bersifat kaku dan subjektif di mata kalangan fanatik karena perspektif diluar mereka berarti menyimpang, salah dan wajib dienyahkan dari kehidupan masyarakat.

Fanatisme tidak hanya menjangkiti ranah religius saja melainkan sampai pada pemahaman ideologis, contohnya nasionalisme dan komunisme. Alois mengambil contoh pembunuhan Barnett Slepian, seorang doktor pro-aborsi, oleh Charles Kopp yang merupakan aktivis fanatik anti-aborsi pada 23 Oktober 1998. Hal ini membuktikan bahwa fanatisme mempunyai dampak negatif dalam diri seseorang maupun kelompok karena meminggirkan “nalar kritis”untuk sementara waktu. Begitu juga fanatisme menuju ranah sepakbola.

Dalam konteks kehidupan sehari-hari, fanatisme juga berarti kesenangan yang berlebihan (tergila-gila, keranjingan). Sepenggal perjalanan kisah hidup Chairil Anwar adalah salah satu contoh saja. Dia lebih berat membeli buku sastra daripada membeli makanan untuk bertahan hidup, atau obat untuk menyembuhkan penyakit raja singa yang dideritanya. Lihat pula penggemar fanatik grup band Slank yang rela membentuk komunitas, lengkap dengan pengurus dan benderanya setiap distrik, meski tanpa bayaran. Dipastikan, mereka wajib hadir jika grup pujaannya melakukan konser di daerah mereka.

Dalam sepakbola sikap fanatsime bisa diilustrasikan seperti ini:
Saya mempunyai keterikatan emosional dan tanpa kritik terhadap Klub Persikad Depok. Keterikatan itu timbul karena Persikad itu gw banget deh…. Persikad lalu menjadi identifikasi pribadi diri terhadap sesuatu yang diluar sana. Keterikatan itu kemudian menjadi suatu keyakinan bahwa Persikad adalah segalanya. Segala hal diluar Persikad yang bertentangan adalah salah dan gak bener. Keyakinan itulah yang membuat saya bisa mendobrak rintangan-rintangan moral dalam bertindak terhadap musuh-musuh saya, termasuk menghalalkan darah mereka-mereka yang menjadi musuh Persikad. Semua musuh Persikad harus dibasmi dari muka bumi ini.


Kalau kita sudah memiliki sikap seperti ini maka waspadalah. Sesungguhnya sikap fanatisme telah menjangkiti diri kita. Tetapi disisi yang lain sikap fanatis juga bisa menimbulkan hal-hal positif. Suporter Liverpool tadi contohnya. Slogan ‘You’l Never Walk Alone’ tidak hanya menjadi slogan kosong tanpa makna. Kalimat ini sudah tertanam kuat dalam diri suporter The Reds dan para pemainnya. Mereka akan selalu mendukung setiap pemain The Reds yang tampil meskipun itu hanya seorang Emiliano Insua (Pemain muda The Reds). Maka denga begitu akan tercipta perasaan optimis dari suporter kepada pemainnya. Bila sudah begini bukan caci maki yang keluar dari mulut mereka sewaktu melihat pemian muda tampil dan melakukan kesalahan tetapi adalah dukungan dan semangat.

Kita lihat bagaimana suporter The Gunners dengan sabar selalu menyemangati para skuad muda Arsenal yang masih minim pengalaman, baik pada saat berlatih maupun saat pertandingan. Meraka gak lelah memotivasi para pemainnya, hingga itu berbuah manis dan Arsenal menjadi kekuatan baru yang minim bintang terkenal.

Fanatisme di benak suporter Barnsley adalah kemenangan. Saat takdir mempertemukan tim mereka dengan Chelsea dalam semifinal piala FA 2008, mereka tidak langsung mengaku kalah. Sebelum pertandingan dilangsungkan hasil apapun bisa terjadi. Maka sikap fanatisme yang disalurkan menjadi dukungan yang menyemangati tim menjadikan Barnsley sebagi penakluk raksasa.

Bookmark and Share Selengkapnya...

 

bersatu

manahan

beraksi

demo PSSI

pasoepati

sepakbola indonesia

Demo PSSI

revolusi PSSI