Saatnya Mengubah Citra
• 1995 Suporter Persebaya Suhermansyah meninggal karena terimpit suporter lain di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta.
• 1996 Sembilan suporter PSIS tewas tertabrak KRL di Lenteng Agung. Tiga bonek tewas saat menuju Jakarta.
• 2002 Dalam partai Persija vs Semen Padang di babak 10 besar, remaja asal Padang, Beri Mardias, tewas dikeroyok sekelompok orang berkostum oranye. Suporter The Jakmania, Subari, meninggal karena jatuh dari bus seusai menonton Piala Tiger Indonesia vs Filipina.
• 2003 Rahmat Hidayat tewas terlindas truk sebelum partai Persela vs Persebaya. Dimas Aditya meninggal sebelum final Piala Emas Bang Yos antara Persija vs Persebaya.
• 2004 Aremania, Mat Togel, meninggal akibat kecelakaan sebelum partai Persekabpas vs Arema. Fajar Widya Nugraha meninggal akibat terimpit penonton di Stadion Kanjuruan, Malang.
• 2005 Satu orang suporter Persija tewas seusai pertandingan final Liga Djarum antara Persija vs Persipura.
• 2006 Mince, pendukung Mutiara Hitam, tewas menjelang pertandingan Persipura melawan Persiwa) akibat terinjak suporter lain.
• 2008 The Jakmania, Fathul Mulyadin, tewas dikeroyok sekelompok suporter Persipura seusai semifinal pertama Liga Djarum antara Persipura vs PSMS.
• 2010 beberapa bonek terjatuh dari kereta etika tour ke bandung
• 2010 Suporter kediri terinjak2 ketika duel persik VS persik
diatas adalah daftar teman teman kita yang meninggal atas nama sepakbola. suporter Indonesia sekarang sudah menjadi momok yang menakutkan buat masyarakat indonesia. bahkan pertandingan sepakbola banyak sekali di tunda atau tanpa penonton karena "paranoid" terhadap pemain ke 12 ini.
stigma negatif akhir - akhir ini semakin menjadi - jadi, setelah "penyerangan" solo terhadap surabaya, semarang mencegat jepara dan beberapa kasus keributan suporter lainnya.
Sportivitas kini telah hilang berganti dengan teror, intrik dan segala macam taktik curang lainnya. anarkisme dan kekerasan suporter seakan tidak bisa di cegah, perilaku yang berdasarakan mencari eksistensi sebuah kelompok agar diakui. dan bisa jadi dengan kerusuhan ini eksistensi mereka di sepakbola bisa terlihat. Tapi kekerasan bukan satunya jalan meneguhkan eksistensi, masih banyak jalan lain yang lebih positif dan jalan itulah yang akan kami pilih.
BUDAYA TANDING
mencounter sebuah budaya kerusuhan yang makin menggurita harus dengan menciptaan budaya baru, gerakan suporter kreatif yang dulu di dengungkan arema mulai bias, banyak suporter yang bangga dengan nyanyian menghujat suporter lain.
terbetik ide untuk menandingi budaya anarkisme suporter dengan mencipakan budaya suporter beradab, suporter yang bisa menghargai makna dan sebuah kompetisi. Bukan lagi meraka yang menjadikan hasil sebagai tujuan semata tanpa mau melihat prosesnya.
Etika fair play telah memudar dan hilang. Inilah efek dimana sang pemenang akan dipuja sedang mereka yang kalah (walau telah berusaha) selalu dianggap sebagai pecundang.menang apa kalah, maka itu kami berpikir untuk merubah itu semua. berpikir tentang bagaimana menjadi suporter yang dewasa, dan BUKU kami pilih dan anggap menjadi media yang mumpuni untuk menyebarkan virus positif ini, untuk merubah stigma negatif terhadap suporter. Karena kita bosan dengan tuduhan suporter bola adalah kaum tak bermoral dan beradab. Maka kita tunjukkan bahwa kita masih punya niatan yang baik untuk mengubahnya. Untuk semenatar buku ini berjudul Dari Suporter Untuk Suporter "refleksi menuju suporter beradab"
buat rekan rekan yang ingin bergabung dengan gerakan ini bisa kirim naskahnya via email ke: buku@suporter.info
batas pengiriman artikel 1 bulan dari sekarang
Kemungkinan dalam buku ini akan menampilkan tulisan tulisan para tokoh sebagai GUESS WRITTER
Bambang pamungkas insya Allah sudah bersedia untuk menulis di buku ini
andi bachtiar yusuf, pandji pragiwaksono, bambang haryanto, sigit nugroho, (tahap konfirmasi)
terima kasih rekan rekan suporter semua.
jadikan suporter indonesia sebagai suporter loyal yang beradab
0 komentar:
Posting Komentar