Dari Persikad

Disini kita akan berbicara tentang sepakbola. kita akan banyak berbicara sisi positif sepakbola. Bila ada sisi negatifnya biarkan itu menjadi tugas bersama yang harus kita perbaiki.

Tentang SuperDepok

Walau berwarna biru SuperDepok sejatinya 'lintas warna' disini 'warna' tidak lagi menjadi ideologi yang harus dibela. semangat sportivitas dan perdamaian menjadi cita-cita bersama terbentuknya SuperDepok. Harapan tertinggi kami adalah sepakbola benar-benar menjadi hiburan dan tontonan bukan lagi ajang perpecahan.

Gresik United Kehilangan Peluang Poin

Gresik United kehilangan peluang menambah poin pascapembatalan pertandingan lanjutan kompetisi Divisi Utama melawan Persikad Depok di Gresik, Jawa Timur. Persikad dikenai sanksi dilarang mengikuti kompetisi Divisi Utama dari PT Liga Indonesia. Sampai saat ini belum jelas apakah Gresik United dinyatakan menang walk out atau tidak.

Menurut pelatih Gresik United (GU) Sasi Kirono, pembatalan itu berdampak hilangnya peluang timnya menambah poin di kandang. Sedianya, GU akan menjamu Persikad pada Minggu (27/12/2009) di Stadion Petrokimia, Gresik. Saat ini, GU tengah berjuang keras keluar dari papan bawah menyusul rangkaian hasil buruk mereka yang baru meraih enam poin dari tujuh laga.

"Seandainya pertandingan itu tidak dibatalkan, tentu kami berpeluang besar menang karena pertandingan itu terjadi di kandang GU. Namun, karena dibatalkan, ya, kami ikut saja keputusan tersebut," ujar Sasi, Jumat (25/12/2009) di Gresik.

Sasi menambahkan, pihaknya saat ini masih menunggu keputusan PT Liga Indonesia apakah GU dinyatakan menang walk out atau tidak. Jika GU menang walk out, tim berjuluk Laskar Joko Samudro tersebut berhak memperoleh tiga poin tanpa bertanding. Dari enam laga yang dijalani GU, empat diantaranya kalah saat di kandang lawan.

Sementara itu, pelatih Persikad Meiyadi Rakasiwi yang dihubungi terpisah, membenarkan pembatalan laga kesembilan mereka melawan GU. Menurut dia, timnya tidak mungkin lagi melanjutkan kompetisi Divisi Utama musim ini. Banyak persoalan di tubuh Persikad yang menyebabkan keluarnya sanksi dari PT Liga Indonesia.

"Kami belum pernah menyelenggarakan laga di kandang pada musim ini. Selain itu, ada dua laga yang tidak dijalani atau batal. Kami tengah menunggu keputusan dari Badan Liga Indonesia dan Komisi Disiplin," ucap Meiyadi.

Meiyadi menambahkan jika ia beserta seluruh pemain dan ofisial tim tidak bisa disalahkan atas kasus yang menimpa Persikad ini. Pasalnya, gaji pemain dan pelatih pada tiga bulan terakhir ini belum dibayarkan pengurus. Padahal, kata dia, tim sudah menjalankan kewajiban mereka. Bookmark and Share Selengkapnya...

Persikad Depok Terancam Dikeluarkan dari Kompetisi Divisi Utama

Kiprah Persikad Depok di ajang Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia hampir dipastikan berakhir tragis. PT Liga Indonesia akan merekomendasikan klub kebanggaan warga Depok itu ke Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk dicoret keanggotaannya dari peserta Divisi Utama.

Ini akan terjadi jika Persikad gagal menggelar pertandingan kandang melawan Persiba Bantul di Stadion Bima, Cirebon, hari ini (22/12). Sebelumnya Persikad juga tak mampu menggelar pertandingan melawan Pro Duta Sleman pada Jumat (18/12) pekan lalu.

“Kalau Persikad gagal lagi menggelar petandingan melawan Persiba (Selasa, 22/12), kami akan rekomendasikan klub itu ke Komisi Disiplin PSSI untuk diberhentikan dari kompetisi,” kata Direktur Eksekutif PT Liga, Joko Driyono.

Persikad sendiri dipastikan tak akan mampu menjamu Persiba di Cirebon sebab para pemain Persikad tak satu pun yang berada di Cirebon hingga Senin (21/12) malam. “Para pemain kami sudah pada bubar, mereka sudah pulang ke rumah masing-masing. Beberapa pemain yang dari luar kota masih ada yang tinggal di kontrakan. Kami betul-betul menderita saat ini,” kata pelatih Persikad, Meiyadi Rakasiwi.

Sejak diambil alih oleh Edy Joenardi Group beberapa bulan lalu, nasib tim Persikad memang terombang-ambing. Hutang pembayaran gaji selama 10 bulan kepada pemain yang memperkuat Persikad musim lalu juga kontrak para pemain musim ini, sebagian besar belum terselesaikan. Akhir-akhir ini, Meiyadi bahkan mengaku sudah tidak ada komunikasi lagi dengan manajemen. “Kami sudah tidak diurus lagi oleh manajemen, jadi saya tidak tahu harus bagaimana,” ungkapnya.

Tim Persikad sebenarnya ingin PT Liga memfasilitasi pertandingan-pertandingan kandang Persikad setelah diabaikan pihak manajemen mereka. Namun mengingat masalah di tubuh Persikad sangat komplek, terutama yang menyangkut hutang pada pihak ketiga, ditambah kenyataan Persikad belum mempunyai lisensi sebagai klub professional, maka PT Liga tidak akan mengambil alih Persikad maupun memfasilitasi pertandingan kandangnya.

“Ini kasus yang buruk dan menyedihkan. Tapi jika kasus ini terjadi pada tim Liga Super yang sudah mempunyai lisensi sebagai klub profesional, kami akan mengambil alih klub itu. Jadi kami tidak bisa mengambil alih Persikad. Seluruh kewajiban Persikad juga harus diselesaikan oleh pihak Edy Joenardi Group,” kata Joko. Bookmark and Share Selengkapnya...

PERSIKAD HILANG DARI HINGAR BINGAR DIVISI UTAMA

AHKIR YANG MENYEDIHKAN DAN TRAGIS
SALAH SATU ALAT PROMOSI DAERAH, ALAT UNTUK MENGURANGI KENAKALAN REMAJA DARI HAL-HAL NEGATIF SERTA TEMPAT UNTUK MENGEMBANGKAN BAKAT DAN POTENSI PESEPAKBOLA PUTRA-PUTRA DEPOK.
PERSATUAN SEPAKBOLA KOTA DEPOK (PERSIKAD)
HILANG DARI HINGAR BINGAR DIVISI UTAMA.
10 BULAN + 3 BULAN JASA DAN TENAGA TIDAK DIHARGAI SAMA SEKALI. Bookmark and Share Selengkapnya...

PEMAIN PERSIKAD KEMBALI KE DEPOK

Pemain dan ofisial kesebelasan Persikad Depok kembali ke markas asalnya di Beji, Depok, Jawa Barat, setelah sempat bermarkas di Cirebon untuk menjalani Liga Divisi Utama 2009/2010.

Seluruh pemain dan ofisial Persikad kembali setelah pihak manajemen tidak menepati janjinya untuk membayarkan gaji selama tiga bulan yang tertunda pembayarannya.

"Keputusan ini sudah final. Kesabaran pemain sudah habis," kata Mayadi Rakasiwi, pelatih Persikad Depok, saat dikonfirmasi dari Jakarta, Sabtu.

Pulangnya pemain dan ofisial ke Depok dari kandang barunya Cirebon merupakan kejadian yang kedua kali selama kompetisi Divisi Utama 2009/2010.

Kejadian pertama saat tim ini bertanding melawan PSIS Semarang. Setelah itu pemain dan ofisial mengadu pada PT Liga Indonesia terkait kejadian tersebut.

Selanjutnya Liga Indonesia memfasilitasi dua pertandingan tandang Persikad yaitu saat melawan PSIS Semarang dan PPSM Magelang. Setelah pertandingan itu liga menyerahkan kembali pada manajemen Persikad.

"Saya telah menghubungi Liga. Mereka juga akan memanggil secepatnya manajemen Persikad," katanya menambahkan.

Persikad Depok pada tanggal 22 Desember 2009 akan berhadapan dengan Persiba Bantul. Sebelumnya tanggal 18 Desember 2009 lalu Persikad harus berhadapan dengan Pro Duta Sleman. Namun demikian pertandingan itu batal digelar. (Pangeran Blank) Bookmark and Share Selengkapnya...

Beberapa Kejanggalan Dalam Konferensi Pers Manajemen Persikad

Buntut dari permasalahan belum digajinya para Pemain dan Official tim Persikad Depok Cirebon hingga 3 bulan lamanya yang tengah mencuat akhir – akhir ini menyebabkan Mengemen Persikad mengambil sikap tegas untuk tidak melanjutkan sisa pertandingan Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia Putaran Pertama yang baru berjalan beberapa pekan. Hal tersebut juga membuat Jajaran Menejemen Persikad Depok Cirebon mengambil keputusan terpahit yakni dengan dikeluarkanya 60 persen komposisi pemain dan official dalam rangka perombakan total.

Hal itu Ditegaskan Oleh Pemilik Persikad Depok Cirebon Edy Joenardi melalui Direktur Operasional Ichsan Sahabudin dalam konferensi Pers yang berlangsung kemarin di Sekertariat Persikad Jalan Pembangunan Kota Cirebon. Menurutnya, Permasalahan Gaji yang menjadi acuan Utama Para Pemain untuk hengkang dari Persikad tidak relevan, karena, dari kemarin pihak menejemen sudah ada niatan baik untuk melunasi gaji para pemain, akan tetapi niatan tersebut malah ditanggapi dingin oleh sebagian pemain dan official yang langung melapor ke pihak Badan Liga Indonesia BLI di Jakarta.

Dengan permasalahan tersebut, Menejemen Persikad dalam rapat tertutupnya menghasilkan keputusan untuk merombak 60 persen pemain dan mundur dari Divisi Utama Liga Indonesia Wilayah 2. Dalam kesempatan tersebut Ichsan mewakili seluruh menejemen Persikad Depok Cirebon, meminta maaf kepada masyarakat Wilayah Cirebon termasuk jajaran muspida yang telah mendukung keberadaan Persikad Depok Cirebon selama berada dan hoom base di Kota Cirebon.

Lebih Lanjut Ichsan mengatakan Untuk proses perombakan Pemain dan pelunasan Gaji yang belum terbayar akan dilakukan secepatnya dengan diketahui oleh pihak BLI, dan Untuk Launchin Tim Persikad Depok Cirebon dengan skuad Baru menurut rencana akan digelar antara akhir tahun 2009 hingga awal tahun 2010 mendatang di Kota Cirebon. Meski Mundur dari Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia Putaran Pertama, akan tetapi jajaran menejemen berjanji dengan skuad terbaru ak berpartisipasi pada Putaran Ke 2 yang menurut rencana akan bergulir Januari 2010 mendatang.

Persikad Depok Cirebon juga tetap menjadikan Kota Cirebon sebagai Hoom Base tetap dan berencana akan mengganti nama Persikad menjadi Cirebon United. Dengan demikian 3 Pertandingan Kandang Persikad Depok Cirebon melawan Produta, Persiba Bantul dan Persikota secara otomatis ditiadakan.

(isi konferensi Press Manajeman Persikad di www.pro3rri.com *namun kini sudah tidak ada)

isi konferensi pers diatas mengandung beberapa kejanggalan :

1. Manajemen memutuskan untuk tidak melanjutkan kompetisi putaran pertama, namun akan melanjutkan dalam pertandingan putaran kedua. Ini sungguh statement yang aneh, setahu kami dalam kompetisi manapun ketika tim sudah tidak melanjutkan kompetisi di tengah jalan akan terkena sangsi dan turun kasta kedivisi selanjutnya.
2. Manajemen Persikad akan menggantai nama Persikad menjadi Cirebon United pada putaran kedua. Ini juga membingungkan, sebab setahu kami kesebelasan harus bertanding dan menghabiskan kompetisi dengan nama yang sama.
3. masih belum adanya ketegasan manajemen kapan akan membayar kewajiban mereka kepada para pemain Persikad. Janji-janji masih saja keluar dari mulut manajemen.
4. Apa yang dilakukan pemain dengan mengadu kepada BLI sebagai induk kompetisi sepakbola Indonesia, pastinya tidak salah. Itu sudah jalur yang benar dan sesuai aturan. Ini juga buntut dari ketidakjelasan kapan manajeman akan membayar hak-hak pemain. Juga sudah tidak adanya komunikasi yang positif dan konstruktif antara pemain dan manejemen. (Ahmad Syakib) Bookmark and Share Selengkapnya...

Sinetron berjudul Persikad

Ini bukan serial sinetron baru di televise yang pastinya fiksi, ini kisah nyata. Ini juga bukan reality show yang telah di skenariokan dan dibuat agar pemirsa ikut terharu merasakan apa yang sedang di lihatnya, ini kisah nyata, tetapi juga bukan seperti film-film horror yang label kisah nyatanya masih bisa diperdebatkan.

Ya, Ironi ini bernama Persikad. Ini cerita tentang bagaimana pengelolaan klub sepakbola di kota Depok. Awal kisah ini bermula ketika Persikad berhasil naik kasta ke kompetisi Divisi Utama setelah sebelumnya berjuang dari divisi di bawahnya. Saat itu keberhasilan Persikad benar-benar menjadi pengharum nama kota Depok. Bahkan Walikota Depok, Nur Mahmudi Ismail dan partai pengusungnya PKS, menaruh itu sebagai salah satu prestasi yang diraih pada periode kepemimpinannya.

Maka mulailah Persikad, sebuah tim yang tadinya tidak terkenal bahkan di kota Depok sekalipun, mulai menjadi bahan omongan banyak pihak. Masyarakat Depok mulai antusias menyambut tim kebanggaannya ini bertanding di kompetisi Divisi Utama, sambil sesekali bermimpi menatap peluang naek ke kasta Liga Super Indonesia.

Namun tidak selamanya mtahari bersinar dan menerangi bumi adakalanya ia bergantai dengan mlam yang gelap. Begitulah Persikad, peraturan mendagri yang melarang penggunaan APBD bagi klub-klub sepakbola, juga berimbas kepada Persikad yang selama ini menjadikan kebaikan dan keberpihakan Pemda Depok dalam masalah pendanaan.

Maka mulailah muncul wacana melepas Persikad ke kubu swasta, banyak langkah yang sudah diambil oleh pengurus lama. Namun renacana ini tidak berjalan, entah karena ketidakseriusan atau juga karena memang tidak ada investor yang mau menagmbil Persikad. Terpaksa Persikad menjalani musim pertamanya di Divisi Utama dengan kondisi seadanya. Mulailah timbul masalah pendanaan, dari mulai gaji pemain hingga masalah lainnya. Di pertengahan kompetisi sempat ada wacana untuk tidak melanjutkan kompetisi di putaran kedua. Namun, walau dengan napas yang tersenggal-senggal Persikad mampu mengakhiri kompetisi Divisi Utama yang hebatnya striker Persikad, JP Boumsong bisa menjadi top skor liga.

Namun bukan berarti permasalahan selesai. Pengurus lama masih menyisakan sejumlah hutang terutama pembayaran gaji para pemain. Sepuluh bulan pemain tidak mendapatkan haknya. Maka mulailah timbul tuntutan dari para pemain. Saat kondisi seperti ini matahari kembali menunjukkan wajah cerahnya. Ibarat habis gelap terbitlah terang, muncul seorang pengusaha bernama Edy Joenardy dengan bendera EJ group yang berminat menjadi investor baru bagi Persikad. Dengan anggaran besar yang di klaim dimilikinya, sejumlah agenda di sebar dan di wacanakan.

Munculnya EJ Group jelas membawa angir segar baru bagi ofisial dan pemain Persikad. Terlebih sang bos langsung tancap gas untuk merekrut pemain-pemain bintang seperti Bambang Pamungkas dan Aliyyudin, walau akhirnya gagal. Gairah baru muncul di kubu Persikad, itu terlihat dari sejumlah nama yang berusaha ikut seleksi dan terpilih menjadi skuad yang di nakhodai oleh Meiyadi Rekasiwi ini. Tercatat nama-nama seperti Imral Usman, Andik Ardiansyah, Zainal Anwar dan yang lainnya hadir dalam seleksi di Stadion Merpati.

Namun hari tidak selamanya cerah, terkadang awan gelap menggantung yang membersitkan kekuatiran akan datangnya badai. Itulah yang terjadi iming-iming besar di awal pembelian Persikad ternayata hanya janji-janji sampai saat ini para pemain masih belum mendapatkan haknya. Dari hari kehari manajeman PT Persikad hanya memberikan janji-janji kepada para pemain. Bahkan sesaat sebelum pertandingan melawan Deltras Sidoarjo sempat terdapat ancaman pemecatan yang akan dilakukan oleh manajemen terhadap pemain dan official Persikad yang rencananya tidak ingin bertanding sebagai protes terhadap manajemen.

Sejak saat itu situasi semakin tidak jelas, setelah pertandingan melwan Mitra Kukar, pemain dan official mengadu kepada BLI stakeholder liga di Indonesia. Namun lagi-lagi tidak ada kabar pasti akan nasib pemain ini. Bahkan mereka yang tidak ingin melanjutkan pertandingan terancam terkena sangsi dari komisi disiplin.

Kondisi semakin panas ketika manajemen Persikad melakukan konferensi Pers di www.pro3rri.com dalam konferensi pers ini manajemen memutuskan untuk tidak melanjutkan sisa pertandingan putaran pertama, selain itu juga akan merombak 60% ofisial dan pemain serta menggantinya dengan nama-nama baru. Manajemen juga akan mengganti nama Persikad menjadi Cirebon United pada putaran kedua nanti. Sedang untuk pembayaran hak terhadp pemain belum ada kata tegas dari manajemen walau tetap berjanji akan melunasi.

Akhirnya sinetron berjudul Persikad masih belum berakhir. Kita menantikan episode-episode selanjutnya apakah akan berkahir dengan happy ending atau tidak. Namun apapun itu hak-hak pemain yang telah menghabiskan keringatnya di lapangan harus terus terlaksana dan terlunaskan. (Ahmad Syakib) Bookmark and Share Selengkapnya...

Persikad Nyatakan Mundur dari Divisi Utama Ligina

Buntut dari permasalahan belum digajinya para Pemain dan Official tim Persikad Depok Cirebon hingga 3 bulan lamanya yang tengah mencuat akhir – akhir ini menyebabkan Mengemen Persikad mengambil sikap tegas untuk tidak melanjutkan sisa pertandingan Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia Putaran Pertama yang baru berjalan beberapa pekan. Hal tersebut juga membuat Jajaran Menejemen Persikad Depok Cirebon mengambil keputusan terpahit yakni dengan dikeluarkanya 60 persen komposisi pemain dan official dalam rangka perombakan total.

Hal itu Ditegaskan Oleh Pemilik Persikad Depok Cirebon Edy Joenardi melalui Direktur Operasional Ichsan Sahabudin dalam konferensi Pers yang berlangsung kemarin di Sekertariat Persikad Jalan Pembangunan Kota Cirebon. Menurutnya, Permasalahan Gaji yang menjadi acuan Utama Para Pemain untuk hengkang dari Persikad tidak relevan, karena, dari kemarin pihak menejemen sudah ada niatan baik untuk melunasi gaji para pemain, akan tetapi niatan tersebut malah ditanggapi dingin oleh sebagian pemain dan official yang langung melapor ke pihak Badan Liga Indonesia BLI di Jakarta.

Dengan permasalahan tersebut, Menejemen Persikad dalam rapat tertutupnya menghasilkan keputusan untuk merombak 60 persen pemain dan mundur dari Divisi Utama Liga Indonesia Wilayah 2. Dalam kesempatan tersebut Ichsan mewakili seluruh menejemen Persikad Depok Cirebon, meminta maaf kepada masyarakat Wilayah Cirebon termasuk jajaran muspida yang telah mendukung keberadaan Persikad Depok Cirebon selama berada dan hoom base di Kota Cirebon.

Lebih Lanjut Ichsan mengatakan Untuk proses perombakan Pemain dan pelunasan Gaji yang belum terbayar akan dilakukan secepatnya dengan diketahui oleh pihak BLI, dan Untuk Launchin Tim Persikad Depok Cirebon dengan skuad Baru menurut rencana akan digelar antara akhir tahun 2009 hingga awal tahun 2010 mendatang di Kota Cirebon. Meski Mundur dari Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia Putaran Pertama, akan tetapi jajaran menejemen berjanji dengan skuad terbaru ak berpartisipasi pada Putaran Ke 2 yang menurut rencana akan bergulir Januari 2010 mendatang.

Persikad Depok Cirebon juga tetap menjadikan Kota Cirebon sebagai Hoom Base tetap dan berencana akan mengganti nama Persikad menjadi Cirebon United. Dengan demikian 3 Pertandingan Kandang Persikad Depok Cirebon melawan Produta, Persiba Bantul dan Persikota secara otomatis ditiadakan. Bookmark and Share Selengkapnya...

Bookmark and Share Selengkapnya...

Persikad Terancam, Sanksi Bayangi Arema

Klub Divisi Utama Persikad Depok terancam eliminasi dari kompetisi. Persikad ditinggal kabur empat ofisial dan 22 pemainnya yang mengadukan masalah internal klub kepada Liga.


Padahal, hari ini mereka akan dijamu PSIS Semarang. Pemain dan ofisial menuntut pembayaran gaji atau 25% down payment (DP). Mereka mengaku kecewa dengan janji manajemen yang akan mengangsur tunggakan gaji Rp10 juta,Rabu (9/12), meski sudah melewati deadlinesehari. CEO PT Liga Indonesia (PT LI) Joko Driyono mengungkapkan,kelayakan Persikad mengikuti kompetisi akan ditentukan pada dua pertandingan.Selain dijamu PSIS, Persikad juga akan menghadapi PPSM Magelang, Senin (13/12).

“Tadi (kemarin) pemain dan ofisial Persikad sudah mengadu tentang masalahnya. Kami sudah ingatkan agar mereka bersabar dan berangkat ke Semarang. Liga belum bisa memberikan jaminan Persikad akan mengikuti kompetisi.Semua tergantung dua laga itu,”ungkapnya kemarin. Joko menambahkan, sebelum memberikan vonis,pihaknya akan membicarakan masa depan klub dengan manajemen Persikad, Jumat (11/12). Bukan hanya Persikad, Liga mengklaim sedikitnya delapan klub Divisi Utama yang mengalami problem pembayaran gaji pemain. Beberapa di antaranya PSSB Bireun dan Persiku Kudus.

“ Kami yang akan menanggung tiket pemain Persikad agar kembali ke Semarang. Nanti malam (kemarin) mereka berangkat. Kalau sampai tidak bertanding, mereka akan diberi sanksi,entah klub atau pemain,”lanjutnya. Sanksi juga menunggu Arema Malang dan Persipura Jayapura yang mengakhiri bentrok dengan bumbu kericuhan, Rabu (9/12). Joko menjelaskan, keputusan sanksi menjadi tanggung jawab penuh Komdis PSSI.“Mereka sudah melakukan pelanggaran disiplin. Faktanya, penonton sampai meluber dan muncul kasus setelah pertandingan berakhir.

Kondisi seperti ini memang tidak terhindarkan karena tensi persaingan semakin tinggi.Kami juga akan melakukan suspend pemain asing yang Kitasnya habis,”katanya. Liga menyebutkan sedikitnya 10% dari seluruh pemain impor Liga Super dan Divisi Utama bermasalah dengan Kitas. Izin tinggal sementara pemain asing habis,meski sudah diberikan toleransi dua bulan. “Kami memberikan toleransi dua bulan setelah kickoff bagi pemain yang ingin memperpanjang Kitas.Tapi, tidak bagi mereka yang baru.Hanya, kalau tidak diperpanjang otomatis langsung di-suspend. Batas waktunya sekitar akhir Desember sampai Januari depan,” tuturnya.

Sementara itu,Asisten Pelatih Persikad Ismail M menyebutkan, manajemen hanya memberikan janji kosong. Pemain dan ofisial juga mengaku kecewa dengan keputusan Liga.“Liga tidak memberikan solusi konkret terkait tunggakan gaji, tapi justru menyuruh kami tetap bermain. Seharusnya manajemen sudah membayar tanggungannya itu.Kami hanya meminta manajemen membayar gaji per bulan atau DP. Kami sebenarnya menolak bermain,”pungkasnya. Bookmark and Share Selengkapnya...

PSIS Tundukkan Persikad Depok 2-0

Semarang - Tuan rumah PSIS berhasil memenuhi ambisinya untuk meraih angka penuh setelah menang atas tamunya, Persikad Depok, 2-0 (0-0) pada pertandingan lanjutan Kompetisi Sepak Bola Divisi Utama Grup II di Stadion Jatidiri Semarang, Jumat petang.

Pada pertandingan babak pertama, antara kedua tim yang disaksikan sekitar 5.000 penonton berjalan dengan lamban, bahkan pemain kedua tim sering melakukan kesalahan dalam hal kontrol maupun umpan bola.

Selama 45 menit ini hampir tidak ada peluang yang dimiliki kedua tim meskipun tuan rumah terlihat mendominasi jalannya pertandingan.

Suwita Patha dan kawan-kawan merasa kesulitan untuk mendekati gawang Persikad yang dijaga oleh Dedi Sutanto karena begitu masuk kotak penalti langsung disambar pemain belakang Persikad.

Sebaliknya tim asuhan pelatih Meyadi Rakasiwi terlihat mengandalkan serangan bailk jika ada kesempatan dan mereka terlihat lebih memperkuat lini pertahanan. Mereka sesekali melancarkan serangan tetapi selalu kandas di pemain belakang PSIS.

Sampai babak pertama berakhir kedudukan tetap imbang 0-0.

Pada babak kedua, tuan rumah mengubah strategi dengan melancarkan serangan ke daerah pertahanan lawan dari sayap kanan dan kiri kemudian melakukan umpan silang ke depan gawang lawan, mengingat pemain tamu tampak berjejal di lini tengah dan pertahanan dan hanya menempatkan seorang penyerang, JP Boumsong di depan.

Ternyata perubahan strategi yang diterapkan pelatih sementara PSIS, M Dhofir ini membuahkan hasil mengingat umpan-umpan silang pemain sayap sering membahayakan gawang Persikad yang dijaga oleh Dedi Sutanto.

Akhirnya tuan rumah memecah kebuntuan dengan mencetak gol yang dilakukan oleh Anderson Leke melalui sundulan kepala pada menit ke-68 setelah menerima umpan silang dari tendangan bebas yang dilakukan Sunarso.

Salah seorang pemain Persikad melaklukan pelanggaran kemudian pemain bernomor punggung 14 (Sunarso) ini melakukan tendangan silang tinggi ke depan gawang Persikad. Pemain PSIS Anderson Leke yang berada di depan gawang langsung menyambut umpan tersebut dengan memanfaatkan ketinggian badannya meloncat dan menanunduk bola ke gawang lawan.

Tandukkan bola yang cukup tinggi itu tidak mampu dihalau oleh pemain belakang Persikad maupun kiper Dedi Sutanto sehingga mengubah kedudukan menjadi 1-0 untuk keunggulan tuan rumah.

Unggul satu gol tersebut membuat pemain tuan rumah terlihat mulai mengendurkan tekanan ke pertahanan lawan, sebaliknya tim Persikad lebih agresif melancarkan serangan untuk menyamakan kedudukan. Sesekali pemain tuan rumah melancarkan serangan ke gawang lawan.

Satu peluang yang dimiliki melalui tendangan keras Iwan HW yang masuk ke babak kedua menggantikan Abraham Tobias berhasil ditepis kiper Persikad. PSIS menambah kemenangan menjadi 2-0 melalui gol yang dicetak Imral Usman menit ke-87 setelah memanfaatkan kemelut di depan gawang Persikad.

Kemelut terjadi setelah tendangan bebas yang dilakukan Sunarso langsung ke depan gawang lawan kemudian diterima Anderson Leke dan ditanduk tetapi membentur pemain belakang lawan.

Bola mental tersebut sempat dibuang ke depan pemain belakang Persikad tetapi mental mengenai kaki Imral Usman dan masuk ke gawangnya sendiri.

Tertinggal dua gol, Persikad berusaha memperkecil ketertinggalan dengan melancarkan serangan bertubi-tubi ke gawang tuan rumah. Mereka mendapat peluang ketika tendangan keras Yus Arf Andi Dzafar yang berhadapan dengan kiper PSIS, Catur gagal dan ditepis kiper tuan rumah.

Sampai pertandingan usai kedudukan tetap 2-0 untuk keunggulan tuan rumah, Wasit Solikhin dari Surabaya yang memimpin pertandingan ini mengeluarkan kartu kuning untuk Anderson Leke (PSIS), Yusuka Sasa, dan JP Boumsong (Persikad). Bookmark and Share Selengkapnya...

Persikad Lumpuhkan Mitra Kukar

CIREBON, TRIBUN - Secara perlahan, tetapi pasti, penampilan dan torehan hasil Persikad, yang kini menjadikan CIrebon sebagai home-base mereka saat berpetualang pada ajang Divisi Utama 2009/2010, mulai menunjukkan trend positif. Setelah meraup kemenangan 2-1 atas Deltras "The Lobster" Sidoarjo pada duel perdana di Stadion Bima, Cirebon, di tempat yang sama pula, armada yang diarsiteki Meiyadi Rakasiwi itu sukses memenuhi mimpinya meraup poin sempurna.

Dalam laga yang berlangsung di bawah cerahnya sinar matahari petang, pasukan berkostum biru ini berhasil melumpuhkan perlawanan legiun asal Pulau Borneo, Mitra Kukar, 1-0. Adalah striker legam Persikad, Jean Pierre Boumsong, yang memberikan mimpi buruk bagi Mitra Kukar.

Melalui heading-nya, striker bernomor punggung 10 ini menaklukkan kiper Mitra Kukar, Agung Prasetyo, pada menit ke-62, setelah memanfaatkan crossing midfielder sekaligus play maker Persikad asal Jepang, Yusuke Sasa, dalam sebuah tendangan bebas di sektor kanan lini pertahanan lawan.

Sebenarnya, dalam laga itu, Mitra Kukar lebih mendominasi permainan. Armada berkostum kuning-hitam- hitam dan menerapkan pola 4-4-2 ini berhasil meredam pergerakan dan permainan lini tengah Persikad.

Sebaliknya, Persikad, yang kembali menerapkan pakem 4-2-3-1, cenderung lebih defensif. Kendati begitu, Persikad sempat memiliki beberapa peluang emas. Sayangnya, hingga babak pertama berakhir, mereka gagal menggetarkan gawang Mitra Kukar. Skor berakhir imbang, 0-0.

Memasuki babak kedua, kedua terjadi beberapa pergantian pada dua kubu. Hasilnya, tempo permainan meningkat. Pada babak ini, Persikad lebih berani melakukan open play.Peran Yusuke Sasa bagi Persikad dalam partai ini terlihat sentral. Begitu pula tusukan dua winger-nya, Sigit Syahrial dan Onyangga, cukup kerap merepotkan barisan pertahanan Mitra Kukar.

Pada menit ke-62, Stadion Bima bermuruh ketika Boumsong merobek jala Mitra Kukar melalui tandukannya ke sudut gawang. Diawali free kick dari sektor kanan pertahanan Mitra Kukar, Yusuke Sasa melesatkan umpan diagonal terukur.

Meski diapit dua defender lawan, Widi Susanto dan I Gusti Made Astawa, Boumsong berhasil memanfaatkan tinggi badannya. Loncatannya tidak terbendung. Bola hasil tandukannya meluncur deras ke pojok kanan gawang Mitra Kukar tanpa terantisipasi Agung Prasetyo.

Sebenarnya, Mitra Kukar pun memiliki peluang untuk mengemas gol. Sayangnya, mereka gagal memaksimalkan peluang-peluang emas seperti itu. Termasuk free kick pada masa injury time.

Central midfielder Mitra Kukar, Rahmad Wahyudi, yang menjadi eksekutor tendangan bebas, yang hanya berjarak sekitar 30 sentimeter dari areal penalti, gagal melesakkan si kulit bundar. Bola melayang di atas mistar gawang. Hingga wasit meniupkan peluit tanda pertandingan usai, Persikad tetap unggul 1-0. Bookmark and Share Selengkapnya...

Klasemen Sementara Divisi Utama Liga Indonesia Grup 2 (Persikad)

1. PERSIBA BANTUL 4 3 0 1 10-3 9
2. DELTRAS 4 2 1 1 5-3 7
3. PERSIKAB 4 2 1 1 5-5 7
4. PERSIS 4 2 1 1 6-7 7
5. PRODUTA 4 2 0 2 4-5 6
6. PERSIKAD 4 2 0 2 5-7 6
7. PERSIDAFON 3 1 2 0 7-1 5
8. PERSIKOTA 4 1 1 2 4-7 4
9. PSIS 4 1 1 2 4-8 4
10. PPSM 4 1 1 2 2-6 4
11. GRESIK UNITED 3 1 0 2 5-4 3
12. MITRA KUKAR 4 1 0 3 5-6 3 Bookmark and Share Selengkapnya...

Berita cukup mengejutkan tersiar dari jajaran tim Persikad. Kemenangan pertamanya melawan Deltras Sidoarjo, Jumat, 4 Desember 2009, bisa jadi merupakan laga terakhir Persikad.
"Kepasriannya besok (hari ini). Tim komit, bila hak belum juga didapatkan maka tim tidak mau berlaga pada hari Selasa (hari ini) 8 desember 2009 nanti melawan Mitra Kukar," ujar Asisten Pelatih Persikad Ismail Markawi, kemarin.
Hingga berita ini diturunlkan, kepastian sampai realisasi pembayaran hak yang semestinya sudah dilakukan pihak Edy Joenardi (EJ), masih tidak jelas. Bahkan dikabarkan, sebelum dan sesudah laga versus Deltras Sidoarjo itu sempat terjadi perdebatan alot antara tim dengan Edy Joenardi.
"Saat itu memang Persikad hampir tidak mau main. Namun karena para pemain sepakat untuk tetap menyampingkan harga diri didepan beliau (EJ), kita tetap turun dan Alhamdullilah bisa menang 2-1," kata Ismail.
Kesabaran perjuangan Persikad di era EJ ini sepertinya benar-benar harus di uji. "Ditengah badai cedera dan sakit para pemain, hingga kini saudara kami sekaligus Pelatih Kepala Tim (Meiyadi Rakasiwi) masih terkapar dirumah sakit. Mudah-mudaha dia cepat fit dam tim ini juga bisa segera stabil dalam sisi non teknis," harap Ismail. Bookmark and Share Selengkapnya...

Bookmark and Share Selengkapnya...

Persikad Raih Poin Perdana

CIREBON, TRIBUN - Perjalanan Persikad Kota Depok, yang kini mengalihkan home base-nya ke Cirebon, dalam mengarungi musim kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010, tergolong berat. Berada pada grup 2, Persikad, yang menargetkan mentas pada Indonesian Super League (ISL) pada musim depan, pada dua laga perdana, harus menelan kekalahan.

Namun, pada laga ketiganya, yang bergulir di Stadion Bima, Kota Cirebon, Jumat (4/12), legiun yang diperkuat midfielder asal Jepang, Yusuke Sasa, ini sukses menuntaskan ambisinya meraih angka penuh. Kendati mendapat perlawanan sengit, akhirnya, Persikad sukses merontokkan Deltras Sidoardjo, 2-1.

Pada laga itu, Yusuke Sasa tampil sebagai pahlawan Persikad, yang menerapkan formasi 4-2-3-1. Sontekannya pada menit ke-83, setelah meneruskan tendangan keras Sigit Syahrial Pane, yang menusuk dari sisi kanan sektor pertahanan Deltras.

Di bawah guyuran hujan deras, Persikad langsung tampil menggebrak. Melalui sebuah serbuan cepat dari sektor kiri benteng pertahanan Deltras, yang musim ini terdegradasi dari ISL, terobosan Sigit tidak terantisipasi para defender legiun asuhan Nus Yadera tersebut.

Lesatan crossing kaki kirinya langsung disambar bomber Persikad, Jean Alan Boumsong, yang berdiri bebas. Striker berkulit legam dan bernomor punggung 10 ini, langsung melesakkan si kulit bundar melalui tendangn volley tanpa tertahan kiper Deltras, Juni Irawan.

Gol kilat itu rupanya membuat pasukan berkosum merah ini tersengat. Deltras meningkatkan tempo permainan. Bahkan, Deltras, yang mengandalkan pakem 5-3-2, tampil lebih agresif. Beberapa peluang emas mereka peroleh. Namun, para laskar asal Jatim itu tetap gagal menuai gol.

Memasuki babak kedua, legiun Deltras masih tetap memainkan tempo cepat. Mereka terus memborbardir lini pertahanan Persikad. Akhirnya, pada menit ke-68, melalui sebuah tandukan, mesin gol Deltras, Kornelis Kaimu, membuat penjaga gawang Persikad, Dedi Susanto, memungut bola dari gawangnya.

Striker berkulit gelap ini meneruskan umpan heading tandemnya, Satyo Husodo, setelah memaksimalkan crossing Ferryaman Saragih dari sektor kanan lini pertahanan Persikad.

Situasi ini membuat Deltras kian bersemangat. Namun, Yusuke Sasa akhirnya membuyarkan mimpi Deltras meraih poin penuh. Sontekannya sukses memperdayai Juni Irawan, setelah meneruskan tendangan Sigit Syahrial Pane Bookmark and Share Selengkapnya...

SOREANG, Persikab Kab. Bandung mengawali Kompetisi Divisi Utama 2009/2010 dengan sempurna. Tim asuhan Suharno tersebut mengalahkan Persikad Depok 2-1 (2-0) pada laga perdananya di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kab. Bandung, Kamis (26/11).

Dua gol Persikab diborong striker Marwansyah Agung di menit ke-40 dan 42. Sementara, gol balasan Persikad dicetak Sigit (89). Gol pertama Persikab tercipta lewat sundulan Marwansyah yang memanfaatkan tendangan sudut Anwarudin.

Sementara, gol kedua berasal dari serangan balik yang sangan cepat. Abdelazziz Dnibi melepaskan umpan lambung jauh ke striker Udo Fortune. Setelah menggiring bola menuju kotak penalti, Fortune memberikan umpan datar ke Marwansyah yang berdiri bebas. Imbasnya, dengan mudah Marwansyah menaklukkan kiper Diki Zulkarnaen, 2-0.

Sementara, gol balasan Persikad bermula dari kemelut di mulut gawang Persikab. Sigit yang tidak terkawal mampu menaklukkan kiper Dadang Sudrajat lewat sundulan, 2-1. Bookmark and Share Selengkapnya...

Bookmark and Share Selengkapnya...

JADWAL PERTANDINGAN PERSIKAD DEPOK DI KOMPETISI DIVISI UTAMA 2009/2010

1. Kamis , 26 nov 2009 persikab vs PERSIKAD
2. Senin , 30 nov 2009 persis vs PERSIKAD
3. Jum'at, 4 des 2009 PERSIKAD vs deltras
4. Selasa, 8 des 2009 PERSIKAD vs mitra kukar
5. Jum'at, 11 des 2009 psis vs PERSIKAD
6. Senin , 14 des 2009 ppsm vs PERSIKAD
7. Jum'at, 18 des 2009 PERSIKAD vs pro duta
8. Selasa, 22 des 2009 PERSIKAD vs persiba bantul
9. Minggu, 27 des 2009 Gresik United vs PERSIKAD
10. Kamis , 31 des 2009 persidafon vs PERSIKAD
11. Jum'at, 15 jan 2010 PERSIKAD vs persikota Bookmark and Share Selengkapnya...

PEMBAGIAN GRUP DI KOMPETISI DIVISI UTAMA LIGA INDONESIA 2009/2010

GRUP 1

1. PERSIRAJA BANDA ACEH

2. PSDS DELI SERDANG

3. PSAP SIGLI

4. PSSB BIREUEN

5. PSMS MEDAN

6. SEMEN PADANG

7. PERSIRES RENGAT

8. PERSIH TEMBILAHAN

9. PERSITA TANGERANG

10. PERSIKABO KAB. BOGOR

11. PERSIPASI KOTA BEKASI


GROUP 2

1. PERSIKAD DEPOK

2. PERSIKOTA TANGERANG

3. PERSIKAB KAB. BANDUNG

4. PERSIS SOLO

5. GRESIK UNITED

6. PERSIDAFON DAFONSORO

7. PSIS SEMARANG

8. PPSM SAKTI MAGELANG

9. PS. DELTRAS SIDOARJO

10. PS. MITRA KUKAR

11. PS. PRODUTA (SLEMAN)

12. PERSIBA BANTUL


GROUP 3

1. PSIR REMBANG

2. PERSIKU KUDUS

3. PSIM YOGYAKARTA

4. PSS SLEMAN

5. PERSIGO GORONTALO

6. PS. MOJOKERTO PUTRA

7. PERSIBO BOJONEGORO

8. PERSIRAM RAJA AMPAT

9. PERSEMAN MANOKWARI

10. PSBI BLITAR

11. PERSIPRO PROBOLINGGO Bookmark and Share Selengkapnya...




Walaupun Persikad Depok yang menjadi tuan di stadion merpati depok jaya sedang merasakan yang namanya mati suri , stadion merpati depok jaya malah memberikan tujuan yang cerah yakni membangun tribun baru yang fungsinya menambah kapasitas jumlah penonton fanatik persikad yang datang untuk mendukung persikad dan menambah income dari hasil penjualan tiket yang selama ini sering bobol dari para penonton gelap yang tidak membeli tiket.

Pembangunan stadion ini juga menjadi pelipur lara para pemain persikad depok yang belum dibayarkan gajinya selama 10 bulan untuk pemain musim kompetisi yang kemarin sedangkan untuk pemain musim ini mereka belum dibayarkan uang kontraknya , untuk itu pembangunan stadion merpati depok jaya harus menjadi stadion yang representatif agar para pemain persikad yang berduka dapat sedikit tersenyum melihat perkembangan stadion merpati.

Memang selama ini stadion merpati depok jaya sangat tidak layak untuk digunakan menggelar pertandingan sekelas divisi utama yang persikad lakoni selama ini , buruknya fasilitas mushola tidak tersedianya tempat bilas pemain , tribun yang alakadarnya , dan yang paling parah adalah kontur tanah dan rumput stadion yang tidak rata selama ini cukup menghambat permain tim yang bertanding di stadion ini .

Mudah-mudahan dengan proyek bernilai miliaran rupiah ini dapat mengangkat citra persikad depok di dunia persepakbolaan nasional . Bookmark and Share Selengkapnya...

Molor, Pembagian Grup Divisi Utama

Klub-klub kontestan Divisi Utama tak bisa segera menyusun persiapan tim dan manajemen seefisien mungkin. Itu terkait molornya pembagian grup oleh PT Liga Indonesia (PT LI).

Rencananya, pembagian grup itu bakal dilakukan Senin lalu (26/10). Tak tanggung-tanggung regulator kompetisi sepak bola tanah air itu menjadwal ulang sampai pekan depan.

“Paling lambat kami akan merilis pembagian grup Divisi Utama pada Senin depan (2/11) nanti," kata Joko Driyono, CEO PT LI, di Jakarta kemarin.

Joko beralasan persoalan teknis yang menghambat pembagian grup kompetisi sepak bola kasta kedua tanah air itu. Pihaknya masih menantikan kepastian keikutsertaan Persis Solo dan Persigo Gorontalo. Begitu pula dengan persoalan dualisme Persikad Depok yang belum juga kelar.

Kuota ideal Divisi Utama sejumlah 36 klub. Sebelumnya PS Banyuasin yang secara geografis berada di wilayah barat dan Persibom Boloang Mongondow di wilayah timur mundur dengan alasan tak memiliki dana.

Nah, jika Persis yang secara geografis berada di tengah juga turut mundur, bisa saja grup wilayah tengah tinggal dihuni 11 klub. Jumlah peserta di grup timur bisa tinggal 10 klub jika persigi benar-benar mundur. Sistem promosi degradasi yang bakal terimbas nantinya.

“Tapi kami tidak memiliki hak untuk memutus Persis Solo hanya karena klub tidak mendaftarkan pemain," ujar Joko. Makanya PT LI memilih berkirim surat untuk menanyakan status Persis dan diberi tenggat selama satu minggu sejak Senin lalu untuk memberikan jawaban.

“Di grup barat sudah aman dengan 11 klub. Tapi di grup tengah dan timur yang belum juga bisa ditentukan sampai saat ini," terang pria asal Ngawi itu.

Sementara itu, Sihar Sitorus, manajer Pro Duta, menyesalkan belum adanya pembagian grup itu. Pihaknya mengaku kesulitan mengatur ritme pemain dan anggaran klub.

“Kami akan melakoni laga tandang dan kandang, seharusnya siapa lawan harus segera diketahui," tutur Sihar.

Meski pembagian grup mundur, Joko menjamin jadwal kompetisi tak mengalami perubahan. Divisi Utama bakal dimulai 25 November mendatang. Bookmark and Share Selengkapnya...

Pengelola Persikad Diputuskan Senin

Setelah berseteru cukup lama, konflik antar pengurus klub Persikad bakal segera diputus oleh PT Liga Indonesia. Liga akan menetapkan siapa pengurus sah yang bakal mengelola klub Divisi Utama itu pada Senin (2/11).

“Kami akan tentukan siapa yang berhak mengelola Persikad, kami sudah punya laporan dari bidang legal kami. Kami hanya memutus soal pengelola klub dan tidak akan mempermasalahkan status Persikad sebagai klub di Divisi Utama,” kata Chief Executive Officer Liga Joko Driyono, Jumat (30/10).

Keputusan Liga ini sangat diperlukan oleh para pemain Persikad sendiri mengingat kompetisi Divisi Utama bakal bergulir pada 25 November. Ada pun sebelum pelaksanaan kick off kompetisi, Liga akan mengadakan manager meeting pada 11 November yang akan dihadiri oleh para pengelola klub.

Konflik yang memecah Persikad ini juga seperti memberi peluang bagi klub lain untuk menggaet para pemain Persikad. Joko mengatakan ada beberapa klub yang menawarkan diri untuk mengambil para pemain Persikad. “Mereka menghubungi saya menanyakan soal masalah itu, tapi kita tunggulah sampai ada keputusan resmi soal siapa pengelola Persikad itu,” kata Joko.

Sebelumnya Liga berencana akan menyelesaikan masalah ini dan memutus siapa pengelola resmi Persikad pada Senin (26/10) lalu. Namun akhirnya Liga menunda pengambilan keputusan tersebut untuk pemeriksaan dokumen lebih lanjut.

Konflik yang mendera Persikad adalah adanya dua kepengurusan yang saling mengklaim pengelolaan klub Persikad. Pengurus lama berada di bawah pimpinan Wakil Walikota Depok Yuyun Wirasaputra. Ada pun kepengurusan baru berada di bawah komando Edy Joenardi, pengusaha yang menjadi investor baru Persikad.

Liga sudah memanggil kepengurusan versi Edy Joenardi untuk memberikan keterangan. Direktur Umum PT Persikad Darussalam Kadir yang mewakili pengurus baru mengatakan pihaknya sudah resmi memiliki dan mengelola Persikad. “Secara legal, pihak kami sudah sah. Kami sudah bentuk perusahaan terbatas untuk mengelola klub dan ada dokumen resminya,” kata Darusallam usai melakukan pertemuan dengan Liga.

Ada pun pengurus lama Persikad juga telah mendatangi Liga untuk menyerahkan daftar 25 pemain yang bakal ikut kompetisi. Meski memiliki kendala dana, pengurus lama menyatakan tim mereka siap mengikuti kompetisi. Bookmark and Share Selengkapnya...

Otokritik Bagi Suporter (Renungan Sumpah Pemuda)

Saya pernah merenung bahwa hadirnya kelompok suporter sepakbola di Indonesia terkadang malah meruntuhkan ikatan yang telah di ikrarakan oleh para pemuda dalam tahun 1928 yang lebih kita kenal dengan nama Sumpah Pemuda.

Kita semua tahu, latar belakang timbulnya sumpah pemuda adalah semangat perjuangan yang dirasakan tidak berjalan seiringan. Atau dalam bahasa lainnya saat itu lebih berasa nuansa kedaerahan daripada nuansa persatuan. Saat itu kita kenal banyak kelompok pemuda yang menamakan denga nama-nama daerahnya sendiri. Seperti Jong Ambon, Jong Java, dan lain-lain.

Para pemuda saat itu merasakan kalo begini terus akan bahaya perjauangan ini, karena kita akan lebih mudah dipecah belah juga tanpa adanya satu komando. Mereka akan bergerak sendiri-sendiri. Maka itulah mereka bersepakat untuk menyatukan langkah dan gerak. Sepakat berkumpul lalu berikrar bersama, yang kemudian kita kenal dengan Sumpah Pemuda.

Seharusnya semangat sumpah pemuda itu yang dibawa oleh para kelompok suporter yang telah terbentuk dan ada saat ini. Bukan malahana sebaliknya. Kita boleh mendukung klub dari daerah kita sendiri, tetapi bukan berarti kita juga melegalkan berbuat anarkis dan kerusakan atas nama daerah pula. Ini bahaya.

Perkembangan yang ada saat ini memang demikian. Banyak kelompk suporter yang lebih mengedapankan sikap kedaerahan. Kita mengenal Bonek, Viking, The Jak, dan lain lain. Slogan-slogan yang mereka pakai sangat kental dengan kedaerahan mereka. Bahkan tak jarang spanduk-spanduk yang mereka bikin sudah mulai ada nada pelecehan terhadap daerah lain.

Dan ini ternyata tidak hanya berlaku saat pertandingan berlangsung. Diluar pertandinganpun ini berlaku. Banyak anggota The Jak yang sangat anti dengan apapun yang berbau Persib Bandung. Ada seorang kawan yang terpaksa untuk melepaskan kaos Viking dibawah ancaman anak-anak The Jak. Begitu juga sebaliknya, anak-anak Viking akan sangat tidak rela dengan atribut Persija di wilayahnya.
Asli, sikap ini kalo tetap dibirakan akan berbahaya dan terus liar saja, Memang dipermukaan ini tidak tampak dengan nyata Ibarat bola salju yang menggelinding dari atas kebawah, maka semakin lama gumpalannya akan semakin besar dan memiliki kekuatan yang besar dalam menghantam apa saja yang dilaluinya. Tetapi dibawah sikap-sikap seperti ini sudah banyak muncul dan kelihatan. Satu contoh saja ketika penulis hadir dalam satu acara ulang tahun kelompok suporter, disitu sangat kental sekali nuansa kebencian terhadap satu kelompok suporter. Bahkan, salam salah satu liputan dan wawancara yang dilakukan oleh salah satu stasiun televise swasta, seoarng yang dianggapsebagai panglima salah satu kelompok suporter dengan tegas mengatakan tidak ingin berdamai dengan kelompk suporter yang dianggapnya sebagai musuh. Bahkan, dengan tegas ia menganggap ini sebagai perang abadi. Begitu juga dalam salah satu kaos kelompok suporter lainnya. Jelas-jelas terbaca ajakan atau undangan perkelahian kepada rivalnya yang lebih parah ini kedua kelompok suporter ini berada dalam wilayah yang sama. Hanya mendukung dua tim yang berbeda.

Jelas sekali jika sikap-sikap ini terus dipupuk dan dipelihara merupakan pengkhianatan terhadap apa yang diikrarkan dalam peristiwa Sumpah Pemuda. ini juga sikap antiklimaks terhadap slogan negara kita yang Bhineka Tunggal Ika. Inilah yang harus kita sadari. Sejujurnya dukung-mendukung itu adalah suatau kewajaran. Yang tidak wajar adalah ketika dukungan itu ditunjukkan dengan sikap-sikap anarkis dan destruktif. Ini jelas tidak bisa dibenarkan dan dibiarkan begitu saja. Saatnya kita yang mengkau Suporter sepakbola berbenah diri. Mari jadikan ini sebagai ajang adu kreativitas. Sesungguhnya suporter yang baik, bukanlah suporter yang ngamuk ketika klub kesayangannya kalah.

Dalam pertandingan olahraga menang-kalah itu biasa, dan yang terpenting adaqlah bagaimana sikap kita ketika menghadapi situasi tersebut. Kita memang suka dengan kemenangan. Tetapi ketika kekalahan tidak bisa dihindarakan mari kita terima itu sebagai bahan buat introspeksi dan pembenahan lagi. Jadilah suporter yang santun, sebagaimana apa yang dituangkan sewaktu kita ikut Jambore Suporter. Lagi-lagi ikrar ini kita yang mengucapkan maka akan sangat naïf ketika cita-cita yang sudah kita ikrarkan bersama, kita hancurkan dengan tangan sendiri. Jadi jangan seperti lagu dangdut tempo dulu yang bersyair.

Kau yang mulai, kau yang mengakhiri,
kau yang berjanji kau yang khianati… Bookmark and Share Selengkapnya...

Edy Joenardy Tak Mundur Dari Persikad Depok

Investor Pesikad Depok, Edy Joenardi menegaskan, tak akan mundur dari manajemen Persikad karena memang tidak ada yang harus dipersoalkan. Kalau ada pihak yang mengatakan bos PT Ejra mundur, itu suatu pernyataan yang mengagetkan.

“Saya tegaskan, saya sudah mengeluarkan lebih kurang Rp800 juta sejak Persikad Depok diambilalih pada 1 Agustus lalu. Seiring dengan persiapan menghadapi kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia medio November , manajemen baru Persikad sudah membentuk tim bermaterikan 25 pemain plus ofisial,” kata Edy Joenardi, kemarin.

Kalau ada persoalan keuangan, yakni keterlambatan gaji pemain, hal itu memang disegaja. Persoalannya, adanya pernyataan-pernyataan yang tak mengenakkan dari manajemen lama terhadap manajemen baru yang dimuat di koran-koran. Gaji pemain yang terlambat, seperti diungkapkan salah seorang pemain Persikad yang tak mau disebut namanya, sudah dua bulan ini.

“Tapi percayalah, kami akan membayar kewajiban terhadap pemain, termasuk pembayaran katering dan mes pemain. Selain itu, kami juga telah menyewa kantor untuk mengurus Persikad Depok,” kata Edy. ” Itu artinya kami serius. Jadi, saya tegaskan kalau saya tetap komit membangun Persikad.”

Seperti diberitakan, kandidat manajer tim Persikad Adi Gunaya mengatakan, Edy sejak Selasa (21/10), sudah menyatakan keluar dan tidak ada lagi tanggung jawab di klub Persikad. Menanggapi hal itu, Edy mengatakan kalau dirinya tidak pernah membuat pernyataan akan mundur dari Persikad.

Bahkan, 16 Oktober lalu Edy mengaku kaget tidak dipanggil dalam rapat dengan PT Liga Indonesia. Staf PT Liga mengatakan, kalau PT Persikad selalu pengelola Persikad Depok sudah mundur. Karena itu, Edy dalam waktu dekat akan mengutus orangnya untuk mencairkan masalah tersebut dengan PT Liga.

Kalaupun seandainya nanti PT Liga hanya mengakui manajemen lama Persikad Depok, Edy mengaku akan legowo. Walau demikian, dia tak akan berhenti sampai di situ. “Kami akan melakukan perlawanan hukum,” katanya.

http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2009/10/22/edy-joenardy-tak-mundur-dari-persikad-depok Bookmark and Share Selengkapnya...

Bookmark and Share Selengkapnya...

katanya persikad seperti man.city tapi ko paceklik ?

Di Tengah Ketidak Jelasan Sumber Finansial Di Tubuh Persikad Hadirnya Investor Di Tim Persikad Saat Itu Rasanya Seperti Mimpi Disiang Bolong Saat Tidur Dibawah Pohon Kelor Ditengah Kuburan , Sempat Santer Diisukan Persikad Akan Dijual Ke Kalimantan Namun Akhirnya Urung Terjadi , Saat Itu Sekitar 4 Bulan Yang Lalu Pelatih Persikad Meiyadi Rakasiwi Mengundang Alief Syahfiar Dan Sutan Harhara Untuk Bertemu Dengan Ketua Umum Persikad Bp. Yuyun Wirasaputra , Hasilnya Adalah Pa Yuyun Meminta Tolong Kepada Ke-3 Orang Yang Hadir (Meiyadi Rakasiwi , Alief Syahfiar Dan Sutan Harhara)
Untuk Mencarikan Investor Untuk Persikad Depok Yang Sudah 10 Bulan Puasa Gaji Dan Mes Dizabola Pun Sudah Ditutup , Akhirnya Hasil Kerja Keras Ke-3 Pahlawan Tersebut Persikad Ditakdirkan Untuk Bertemu Dan Diselamatkan Dengan Bp. Edy Joenardi Seorang Pengusaha Kaya Yang Bergerak Dibidang Energi Dan Memiliki Harta Miliaran Rupiah , Ditengah Kegembiraan Yang Dirasakan Seluruh Elemen Persikad , Namun Ditengah Jalan Yang Terjadi Adalah Tumpang Tindih Antara Pengurus Baru Dengan Pengurus Lama Yang Mana Kekeliruan Tanggung Jawab PT. Persikad Sebagai Pengurus Baru Yang Akan Membayarkan Tunggakan Gaji 10 Bulan Para Pemain , Pelatih
Dan Official Persikad Menunggu Salinan Draft Kontrak Para Pemain Persikad Untuk Syarat Administrasi Pembayaran Gaji Semua Awak Persikad , Namun Pengurus lama tidak memilikinya akhirnya jumlah uang yang harus dibayarkan PT. persikad kepada pengurus lama jumlahnya selalu berubah-ubah dan kepercayaan pengurus baru kepada pengurus lama mulai menurun .

sempat ada angin segar dimana para pemain persikad diberikan sejumlah uang untuk membuat no rekening baru disalah satu bank terkemuka selaku partner persikad untuk musim kompetisi ini , namun hingga deadline pendaftaran pemain ke BLI gaji belum juga dibayarkan bahkan ada kabar yang beredar bahwa edy joenardi berniat meninggalkan tim persikad namun kabar itu belum terbukti , mudah-mudahan investor yang berniat membawa persikad untuk go internasional itu untuk terus berinves di klub kebanggaan kota depok , sekarang kita berdo'a demi kelancaran jalan persikad jangan salahkan PT. persikad atau pemilik baru bp. edy joenardi , karena sebenarnya pengurus baru sudah siap mengucurkan uang berapapun yang diperlukan , namun sayangnya pengurus lama tidak mempunyai syarat untuk melengkapi administrasi untuk pembayaran tunggakan10 bulan gaji . Bookmark and Share Selengkapnya...

Persikad 2009-2010

Skuad Persikad Musim 2009/2010

Staff :

• Meiyadi Rakasiwi
Lahir : Langkat, 25 Mei 1972
Jabatan : Managercoach

• Ismail Markawi
Lahir : Bogor, 28 Juli 1967
Jabatan : Ass Coach

• Nana “Berlin” Priatna
Lahir : Bandung, 23 Oktober 1975
Jabatan : Ass Coach

• Wahyu Rahmadani
Lahir : Jakarta, 1 Oktober 1974
Jabatan : Goalkeeper Coach

• Nur “Jabon” Abdullah
Lahir : Bogor, 5 Juni 1972
Jabatan : Fitness Coach


Skuad :


Goalkeeper :

• Agus Sriyanto
Lahir : Jakarta, 6 Oktober 1980

• Dedi Sutanto
Lahir : Surabaya, 19 Oktober 1981

• Diki Zulkarnain
Lahir : Depok, 1 Januari 1987

Defender :

• Christian Desire N’nana Onana
Lahir : Kamerun, 17 Maret 1986

• Fadli Haris
Lahir : Bogor, 31 Oktober 1985

• Guntur Gunawan Rizal
Lahir : Bandung, 20 Maret 1977

• Modestus Indra S.
Lahir : Semarang, 17 Desember 1982

Wing Back :

• Amrico
Lahir : Medan, 20 Desember 1978

• Erwin “Bodonk” Sumarlin
Lahir : Depok, 17 Mei 1983

• Ismail Idris Fabanyo
Lahir : Maluku, 24 April 1974

• Yus Arfandy Djafar
Lahir : Makasar, 11 Januari 1987

Defensive Midfielder :

• Anton Samba
Lahir : Makasar, 5 April 1982

• Dede Ariandi
Lahir : Medan, 24 Desember 1983

• Zaenal Anwar
Lahir : Tanggerang, 26 Januari 1980

Wing :

• Dyangga Yureztyo
Lahir : Depok, 20 Juli 1990

• Irfan “Boax” Safari
Lahir : Depok, 7 Februari 1980

• Yahya “Yaso” Sosomar
Lahir : Nabire, 4 November 1977

Attacking midfielder :

• Syarif Marwan Lestaluhu
Lahir : Tulehu, 19 Desember 1984

• Yosuke Sasa (Muhammad Yusuf)
Lahir : Aomori Japan, 23 Desember 1980


Forward :

• Jean Paul Casimir Ernesto Bomsong
Lahir : Kamerun, 20 Mei 1985

• Muhammad Andik Ardiansyah
Lahir : Gresik, 19 April 1985

• Muhammad Husein
Lahir : Bogor, 12 September 1981

• Sigit Syahrial Pane
Lahir : Makasar, 3 Februari 1987 Bookmark and Share Selengkapnya...

katanya persikad seperti man.city tapi ko paceklik ?

di tengah ketidak jelasan sumber finansial di tubuh persikad Hadirnya Investor di tim persikad saat itu rasanya seperti mimpi disiang bolong saat tidur dibawah pohon kelor ditengah kuburan , sempat santer diisukan persikad akan dijual ke kalimantan namun akhirnya urung terjadi , saat itu sekitar 4 bulan yang lalu pelatih persikad meiyadi rakasiwi mengundang alief syahfiar dan sutan harhara untuk bertemu dengan ketum persikad bp. yuyun wirasaputra , hasilnya pa yuyun meminta tolong kepada ke-3 orang yang hadir (meiyadi rakasiwi, alief syahfiar dan sutan harhara)
untuk mencarikan investor untuk persikad depok yang sudah 10 bulan puasa gaji dan mes dizabola sudah ditutup , akhirnya hasil kerja keras ke-3 pahlawan tersebut persikad ditakdirkan untuk bertemu dengan bp. edy joenardi seorang pengusaha kaya yang bergerak dibidang energi dan memiliki harta miliaran rupiah , ditengah kegembiraan yang dirasakan seluruh elemen persikad , namun ditengah jalan yang terjadi adalah tumpang tindih antara pengurus baru dengan pengurus lama yang mana kekeliruan tanggung jawab PT. persikad sebagai pengurus baru yang akan membayarkan tunggakan gaji 10 bulan para pemain , pelatih
dan official persikad menunggu salinan draft kontrak para pemain persikad untuk syarat administrasi pembayaran gaji semua awak persikad , namun pengurus lama tidak memilikinya akhirnya jumlah uang yang harus dibayarkan PT. persikad kepada pengurus lama jumlahnya selalu berubah-ubah dan kepercayaan pengurus baru kepada pengurus lama mulai menurun .

sempat ada angin segar dimana para pemain persikad diberikan sejumlah uang untuk membuat no rekening baru disalah satu bank terkemuka selaku partner persikad untuk musim kompetisi ini , namun hingga deadline pendaftaran pemain ke BLI gaji belum juga dibayarkan bahkan ada kabar yang beredar bahwa edy joenardi berniat meninggalkan tim persikad namun kabar itu belum terbukti , mudah-mudahan investor yang berniat membawa persikad untuk go internasional itu untuk terus berinves di klub kebanggaan kota depok , sekarang kita berdo'a demi kelancaran jalan persikad jangan salahkan PT. persikad atau pemilik baru bp. edy joenardi , karena sebenarnya pengurus baru sudah siap mengucurkan uang berapapun yang diperlukan , namun sayangnya pengurus lama tidak mempunyai syarat untuk melengkapi administrasi untuk pembayaran tunggakan10 bulan gaji . (wahyu ramdhani) Bookmark and Share Selengkapnya...

PERSIKAD kibuLi pemain Lagi ..

Janji PT.PERSIKAD Depok Untuk Melunasi Tunggakan 10 Bulan Gaji Untuk Pemain Musim Kemarin Dan Pelunasan Uang Kontrak Pemain Musim Ini Akan Dibayarkan Tanggal 14 Oktober 2009 Ternyata Batal Terbayarkan , Alhasil Skuad Persikad Memilih Untuk Tidak Menjalani Latihan Rutin Pada Hari Ini Karena Para Pemain Kecewa Akan Janji-Janji Surga Pemilik Persikad Bp.Edy Djoenardi Yang Selalu Menunda-nunda Pembayaran Hak Mereka .

Pemain PERSIKAD Seperti Irfan Sapari , Fadli Haris Dan Erwin Bodong Mengaku Sangat Kecewa Akan Hal Ini , "Ini Pa Edy Beneran Punya Duit Apa Cuma Omong Doank", Ujar Pemain Yang Namanya Dirahasiakan , Dan Memilih Untuk Berdiam Di Mess Dizabola Kukusan Dari Pada Berlatih Rutin .

Kalau Masalah Klasik Ini Terus Menerus Dan Tidak Dapat Diselesaikan Kapan Persikad Bisa Terus Berprestasi Karena Tak Ada Prestasi Tanpa Gizi Untuk Para Pemain , Kekecewaan Juga Muncul Dari Duo Asing Persikad Asal Kamerun JP. Boumsong Dan Onana Yang Memilih Mengunci Pintu Kamar Mesnya Ketimbang Berinteraksi Dengan Pemain Yang Lainnya .

Untungnya Kompetisi Divisi Utama Musim Ini Diundur Beberapa Pekan , Kalau Tidak Dipastikan Persikad Akan Terseok-seok Bila Harus Bermain Dibawah Bayang-bayang Hutang Para Pemain Yang Melilit Dan Tekanan Dari Para Penagih Hutang Yang Datang Kepada Pemain , Pelatih Dan Para Official , Dan Kita Semua Pecinta Persikad Wajib Mengatakan Satu Kata Untuk Pengurus Persikad , Yaitu PARAH ! Bookmark and Share Selengkapnya...

PERSIKAD Depok Cukur PSJS Jakarta Selatan

Bermain Dalam Tempo Yang Cukup Tinggi Persikad Depok Akhirnya Mampu Mencukur Psjs Jakarta Selatan Dengan Skor 4-0 Gol Yang tercipta Lewat Hattrick Jean Paul Boumsong Dan Satu Gol Dari Yosuke Sasa Itu Dinilai Mencerminkan Persikad Belum Siap mengarungi Kerasnya Kompetisi Divisi Utama Musim Ini, Menang 4-0 Dari Tim Yang Berkasta 2 Tingkat Lebih Rendah Itu Seakan MemperlihatkaN Persikad Masih membutuhkan Sentuhan Emas Dari Jajaran Pelatih Yang Harus Memfokuskan Pada Sektor Finishing Touch Yang Terlihat Masih Sangat Lemah , Lini Depan Persikad Masih Mengharapkan Pada Sosok Serang Jean Paul Boumsong Yang Menjadi Mesin Gol Persikad Sejak 3 Musim Kompetisi Yang Lalu .

Sementara Dalam Pertandingan Yang Banjir Kartu Kuning Iu Terlihat Beberapa Pemain Persikad Yang Lepas Kontrol Untuk Bermain Keras Menjurus Kasar Sehingga Coachmanager Persikad Meiyadi Rakasiwi Turun Tangan Untuk Mengingatkan Anak Asuhnya Untuk Bermain Tenang Dalam Pertandingan Tersebut "Main Tenang Jangan Emosi", Teriaknya .

Dari Pelatih Fisik Persikad Nur "Jabon" Abdullah Terlihat Puas Dengan Meningkatnya Stamina Para Pemain Persikad , Bermain Dibawah Terik Matahari Sore Para Punggawa Srigala Margonda Terlihat Lebih Garang Dalam Hal Kondisi Fisik Yang Memang Sudah Digenjot Dari Beberapa Pekan Yang Lalu Oleh Fitness Coach Persikad Nur Abdullah "Jabon" .

Dalam Pertandingan Itu Pula Terlihat Dua Pemain Anyar Persikad Depok Agung Wicaksono Dan Ajat Sudrajat Memainkan Pertandingan Ujicoba Pertamanya Bersama Persikad Depok , Agung Terlihat Sudah Padu Dengan Tim Sementara Ajat Terlihat Masih Belum Padu Dan Sulit Membuka Ruang Gerak Tim Dan Terlihat Bingung Dalam Bergerak Sehingga Lini Tengah Persikad Depok Sedikit Lesu Di Babak Pertama .

Di Babak Pertama Persikad Yang Mencoba Bermain Lewat Kedua Sayapnya Yang Diperankan Oleh M.Husein Dan Marwan Bisa Dikatakan Gagal Karena Hampir Semua Gol Yang Tercipta Diciptakan Oleh Hasil Individu Boumsong Dan Sasa , Masuknya Boak Dan Sigit Yang Menggantikan M.Husein Dan Marwan Tidak Merubah Kekuatan Sayap Persikad , Bahkan Boak Dibuat Tak Berkutik Oleh Para Pemain Psjs Jakarta Selatan Yang Dihuni Mayoritas Pemain U-19 Itu , Untungnya Persikad Memiliki Boumsong Yang bermain Garang Sore Itu Dan Yosuke Sasa Yang Mencetak Gol Lewat Set Tendangan FreeKickNya . Bookmark and Share Selengkapnya...

Format Divisi Utama

Jumlah kontestan divisi utama musim depan bertambah banyak. Kompetisi sepak bola nasional kasta kedua itu bakal dihuni 36 tim atau bertambah dua slot daripada musim lalu.

Perubahan jumlah peserta tersebut menjadikan format divisi utama turut berubah. "Divisi utama musim depan akan dibagi tiga wilayah. Masing-masing wilayah diisi 12 tim. Begitulah keputusan Raparnas 2009," urai Mafirion, anggota komite eksekutif PSSI.

Pembagian tiga wilayah itu sama dengan divisi utama musim 1996/1997 dan 1997/1998. Hanya, jumlah kontestannya berbeda. Pada musim 1996/1997, pesertanya 33 klub. Setiap wilayah diisi 11 tim. Pada musim 1997/1998, jumlah kontestannya 31 klub. Dua wilayah dihuni 10 klub, sedangkan satu wilayah lain berisi 11 klub.

Pembagian wilayah musim depan pun sama. Ada wilayah I atau wilayah barat, wilayah II atau wilayah tengah, dan wilayah III atau wilayah timur. Pembagian tim yang masuk setiap wilayah akan disesuaikan dengan letak geografis.

Dari setiap wilayah itu, dua tim terbawah akan terdegradasi ke divisi I. Jadi, ada enam tim yang terdegradasi. Demikian sebaliknya, tim yang promosi ke divisi utama musim 2010/2011 pun enam tim.

Di sisi lain, tim yang promosi ke ISL tetap tiga klub. Satu lainnya akan mendapatkan jatah playoff melawan peringkat 15 ISL. Meski yang promosi tiga tim dan terbagi tiga wilayah, juara grup setiap wilayah tidak otomatis naik ke ISL.

"BLI tetap memberlakukan babak delapan besar, semifinal, perebutan tempat ketiga, dan final. Dari situlah penentuan tim yang promosi ke ISL," jelas Joko Driyono, direktur kompetisi BLI.

Tim yang berhak melaju ke delapan besar adalah dua tim teratas di setiap grup. Dua jatah sisa merupakan milik dua tim peringkat tiga terbaik. "Itu sudah sesuai dengan draf atau manual," kata Joko. Bookmark and Share Selengkapnya...

Divisi Utama Diundur

Setelah Dikabarkan Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia Musim 2009/2010 Akan Dimulai Tanggal 25 Oktober 2009 Akhirnya Harus Diundur Ke Bulan November Awal .

Sementara Dari Salah Satu Punggawa Persikad Sendiri Modestus Indra Setiawan Mengatakan Diundurnya Kompetisi Divisi Utama Merupakan Keuntungan Untuk Tim Persikad Sendiri
"Lebih bagus kalau di undur karena persiapan jadi bisa lebih matang Dan mantap"ujarnya. Bookmark and Share Selengkapnya...

Tak Ditanggapi Bambang dkk, Persikad Incar Kurniawan

Jumat, 7/8/2009 | 19:26 WIB

DEPOK, KOMPAS.com - Persikad Depok batal mengontrak mantan empat pemain andalan Persija Jakarta. Ini lantaran para pemain itu tidak menanggapi batas waktu yang diberikan manajemen PT Persikad kepada mereka, untuk menentukan sikap bergabung atau tidak dengan tim kebangaan masyarakat Depok tersebut.


Seperti diketahui, manajemen Persikad memberi batas akhir kepada empat pemain itu, yaitu Bambang Pamungkas, Aliyudin, Leo Sahputra serta Ismed Sofyan, sampai Jumat ini (7/8). Mereka telah bertemu pada 4 Agustus lalu di Senayan Sate-House, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, ketika investor Persikad Edy Joenardi makan bersama dengan Bambang dkk.

Humas PT Persikad Depok Steven Setiabudi Musa mengatakan, beberapa waktu lalu pihaknya sempat menghubungi empat mantan pemain Persija itu untuk melakukan pendekatan dalam rangka memboyong mereka ke Persikad. Dalam pertemuan itu, Bambang dkk tidak langsung menentukan sikap karena ada masalah administrasi yang belum selesai dengan pengelola tim Persija, seperti masalah gaji yang tertunda dan minta izin dengan mantan Manajer tim Persija, Haryanto Badjuri.

"Namun, ternyata tawaran kami itu tidak mendapat respon positif dari para pemain yang kami incar tersebut," ungkapnya, Jumat (7/8), ketika dihubungi melalui telepon selulernya.

Sementara itu ditemui terpisah, Manajer Perekrutan Pemain Persikad Depok Alif Syahfiar mengakui bahwa pihaknya tidak jadi merekrut Bambang, Aliyudin, Leo dan Ismed. Pasalnya, empat pemain tersebut mengabaikan deadline yang sudah diberikan.

"Dengan terpaksa kami membatalkan niat untuk merekrut mereka," paparnya.

Alif mengakui, sebetulnya Persikad sangat berminat meminang keempat pemain tersebut untuk tampil di ajang kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2009/10. Apalagi kualitas mereka tidak perlu diragukan lagi.

"Terbukti, investor sanggup mengontrak mereka dengan nilai di atas yang sudah pernah diterima mereka ketika bermain untuk Persija. Mungkin mereka punya pilihan lain," jelasnya.

Pemilik Persikad yang baru Edy Joenardi, kata Alif sudah meminta dirinya untuk tidak lagi mengontak keempat pemain tersebut. Untuk itu, Persikad mencari alternatif pemain lain sebagai pengganti.

Hingga kini, sejumlah nama telah masuk dalam daftar pencarian pemain, seperti Mustafa Aji, Ricard Obiora, Lorenzo Cabanas, Cristiano Lopez maupun Kurniawan Dwi Yulianto.
Bookmark and Share Selengkapnya...

Persikad bertemu BEPE, Aliyudin, dan Ismed

Setelah sukses mengambil alih Persikad, pengusaha Edy Joenardi siap memboyong beberapa pilar Persija Jakarta.

Gebrakan dahsyat benar-benar dibuktikan pengusaha muda Edy Joenardi. Setelah mengakusisi Persikad Depok dengan menggelontarkan dana 50 miliar, bos PT EJRA GROUP ini kini giliran mengincar beberapa mantan pemain Persija Jakarta. Langkah itu dilakukan setelah keinginan mengelola Persija Jakarta mengalami hambatan akibat adanya pertikaian anggota Persija.



Untuk mewujutkan target itu, Edy Joenardi telah bertemu dengan 4 pilar Persija Jakarta yaitu Bambang Pamungkas (bp), Aliyudin, Ismed Sofyan, dan Leo Saputra disebuah rumah makan dikawasan Kebun Sirih, Jakarta Selasa (4/7). Pertemuan itu dilakukan untuk menjajaki kemungkinan bergabungnya keempat pemain itu ke Persikad.
“kami telah menawarkan nilai tertentu kepada mereka bila mau bergabung ke Persikad memang sejauh ini belum terjadi kesepakatan antara kami dengan BP dkk.

Tetapi setidaknya kami sudah memberikan gambaran jelas tentang masa depan Persikad,” ujar Edy Joenardi seperti dijelaskan Humas Persikad Steven S Musa di Jakarta Selasa (4/8).

Menurutnya, “meski belum ada kesepakatan peluang BP dkk cukup besar sekita 80% “ada masalah admitrasi mereka di Persija yang belum selesai. Kabarnya mereka masih punya tagihan 3 bulan gaji yang belum dibayarkan manajemen Persija,” jelasnya.

Menanggapi hal itu, direktur umum PT Persija Jaya Bambang Suijipto mengungkapkan pihaknya masih optimis kalau Edy Joenardi tetap akan memimpin Persija Jakarta dikompetisi Liga Super Indinesia 2009-2010 yang dimulai 4 atau 11 Oktober mendatang, apalagi persoalan internal Persija sudah menunjukan titik terang termasuk penyelesaian saham klub-klub anggota Persija.

Untuk itu pihaknya juga masih akan bertemu denagn VC Presiden PT EJRA DARUSALAM yang dijadwalkan Kamis mendatang pada Selasa (4/8) sore, diresi PT Persija yang diwakili Sonny Sumarsono Serta Bambang Suijipto denag Sekda Pomprov DKI Jakarta Muhayat tujuannya mencari solusi masalah internal yang belum mencair seperti diberitakan, Edy Joenardi sudah melakukan pertemuan denagn PT Persija Jaya dimana Edy ditunjuk menjadi direktur utama dalam keterangan Pers beberapa waktu lalu Edy siap menggelontarkan dananya 30 miliar selama 5 tahun.

Tapi, belakangan Edy Joenardi disebut-sebut bakal meninggalkan Persija Jakarta karena persoalan internal manajemen yang belum cair dengan memangku kepentingan Persika. Namun, sepekulasi itu baru ditentukan Jum’at (7/8) mendatang sesuai batas waktu yang diminta investor untuk menyelesaikan masalah internal PT persija Jaya.
Selain ingin berkiprah membangun sepakbola, Edy Joenardi juga mendukung penuh pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah 2022. menjelaskan niatnya dirinya denag bendera EJ Group membeli Persikad Depok memiliki tujuan ganda. Tujuan itu adalah ingin menjadikan Depok sebagai Kota industri olahraga dan mendukung Indonesia menjadi tua rumah piala dunia 2022.

“kita harus yakin dengan kemampuan bangsa kita sendiri. Indonesia mampu menjadi tuan rumah piala dunia 2022. itu bukan mimpi saya siap lahir batin mendukung PSSI untuk sukseskan pencalonan itu, selain itu tidak ada alasan pemerintah RI tidak mendukung cita-cita yang luar biasa itu,” Tandasnya.

Dikutip dari harian umum Warta Kota
Rabu, 5 Agustus 2009
Bookmark and Share Selengkapnya...

Supporter Persikad bergairah lagi

Setelah mengambil alih Persikad, Edy Joenardi bakal mengurus klub sepakbola kebanggan warga Depok itu dengan sepenuh hati.

Presiden PT. Ejra Energy itu bahkan berjanji akan menyaksikan semua laga Persikad musim mendatang, baik pertandingan kandang maupun tandang, “saya akan duduk ditribun bersama penonton dan pendukung Persikad. Sebagai wujud meleburkan diri.” kata Edy. Dalam pertemua dengan seluruh skuad Persikad.



Menurut Edy, keputusannya membeli Persikad sematajkarena kecintaannya terhadap olahraga sepakbola, dan ingin melihat sepakbola Indonesia maju karena itulah dia tidak ingin setengah hati mengelola tim berjuluk Pendekar Ciliwung.

Mulusnya proses penyelamatan Persikad tidak hanya dirasakan pemain dan jajaran pengurus. ribuan supporter fanatik Persikad juga menyatakan syukur dan mengaku lebih bergairah mendukung tim kesayangannya.

“Ribuan kata terima kasih harus dialamatkan kepada Bapak Edy Joenardi, karena apa yang dilakukannya tidak hanya sangat bermanfaat untuk klub tapi juga gairah kami sebagai supporter fanatic” ujar Ketua Superdepok Haryadi Koebil Mulyana.
Diungkapannya, sejak Persikad mengalami krisis kelompok supporter Persikad yang dia pimpin dalam keadaan lesu, miskin diskusi, dan kegiatan.

“Namun sejak berita proses investasi dari EJG dimuat di Monde kami lebih sering ngumpul dan sibuk sana sini menyingkapi informasi” kata Koebil.

Membaca visi dan misi EJG dalam mengelola klub Persikad kedepan, Koebil mengaku optimis Persikad dapat berjalan dengan professional. Bila Persikad sudah menjadi sebuah industri yang membanggakan Depok, saya piker akan menjadi sebuah kebutuhan kebanggan bersama Masyarakat.

Superdepok, lanjut Koebil juga secara khusus telah menyiapkan sejumlah spanduk untuk dipasang dibeberapa titik, yang isinya adalah ungkapan terima kasih yang tak terhingga kepada investor.

“Ekspresi itu mungkin baru awal kegairahan kami sebagai supporter setia Persikad. Dan saya yakin dengan pembenahan tim musim depan, Superdepok siap meramaikan stadion Merpati dan kandang lawan saat Persikad berlaga,” tandas Koebil.

Dikutip dari harian umum Monitor Depok
Rabu, 5 Agustus 2009
Bookmark and Share Selengkapnya...

Edy Joenardi siap mengelola dua klub

Mengetahui adanya konflik internal di tubuh Persija, niat baik Edy Joenardi untuk menanam saham di Persija memang sempat tersendat. bahkan dia merilik ke klub lain, yakni Persikad.



"Saya memang ingin buktikan bahwa saya serius berinvestasi di sektor olahraga. ini sektor yang masih belum digarap. makanya , begitu melihat ada ketidak pastian di Persija, saya melirik ke Persikad, ini juga prospektif," kata Edy, usai bertemu denagn Yuyun Wirasaputra, Ketua Umum Persikad Depok, yang juga Wakil Walikota Depok.
Seandainya nanti Persija bisa menerima tuntutannya, Edy mengaku siap mengelola dua klub sepakbola sekaligus, Persija dan Persikad. "Nnati namanya PT Sport Indonesi. saya optimis sektor ini prospektif dan protiftable, asal dikelola secara profisional dan serius," tandasnya.

Dia mengaku sudah 90 persen mantap man-take over Persikad. "prosesnya cukup mulus, sepertinya ini memang jalan saya untuk membeli Persikad. Insyallah, Sabtu ini MoU (Memorandum of Understanding)," katanya.

Edy mengaku akan mengalokasikan dana Rp. 50 miliar untuk Persikad. bahkan ia sudah memiliki bayangan. nantinya, Persikad akan dibuat seperti apa. dia sudah berencana menggandeng beberapa perusahaan, terutama perbankan, perusahaan tiketing, dan fansclub di Depok.

"Tidak usah saya sebutkan nama banknya ya, nanti saja kalau sudah deal. jadi saya ingin saat ada pertandinagan, pembeli tiket dilakukan secara online via ATM," katanya.

Dengan sistem ini ia berharap tak ada lagi kecurangan pembelian tiket, atau salah identitasdan masalah lain. "Nah untuk fansclub, saya ingin dikelola secara profesional. karena fanatisme memang bisa dijaul. pasarnya tak hanya pertandingan dan tiket, marchandise dan semangat fans marketable," kata Edy.

Terkait dengan pembelian Persikad, dia memang sudah menyiapkan tim khusus, baik yang mengurusi legalitas perusahaan, juga tim yang akan diterjunkan kedalam tim Persikad. "nanti kebijaksaan bisa dibicarakan lebih lanjut, kita sudah ada pembicaraan kok, Insyallah, serius," tandasnya.

Dia berharap segala urusan cepat selesai, termasuk proses Mou, pembentukan badan hukum, pembenahan manajemen Persikad dan penyelesaian masalah finansial. "kita sudah lihat pemaparan dari pengurus Persikadtentang kondisi klub, termasuk soal hutang klub, kita akan segera selesaikan," ujarnya. dia pasang target Agustus semuanya selesai.

*Dikutip dari Harian Umum Indopos Sabtu, 1 Agustus 2009
Bookmark and Share Selengkapnya...

Persikad dibeli Edy Joenardi, Utang terhadap pemain siap dilunasi

Persikad Depok akhirnya bisa bernafas lega Perusahaan Pertambangan dan Sekuritas, Edy Joenardi setuju untuk membeli klub berjulukan "Laskar Margonda" ini. ia tak menyebutkan berapa besar investasinya. namun Edy bakal menandatangani kontrak dengan pengurus Persikad pada Senin (3/8) nanti.


"Mulai pekan depan, tim Persikad sudah bisa latihan lagi," kata Edy ketika dihubungi Topscor, kemarin. "Semoga pengambilalihan klub Persikad berjalan mulus. saya optimis klub ini bisa menjadi klub profesional," ia menambahkan.

Edy mengakui dengan pengambilalihan ini berarti ia akan menanggung seluruh utang yang dimiliki klub. diantaranya tunggakan gaji kepada pemain selama 10 bulan "Pokoknya semua utang Persikad akan saya lunasi. kami akan mengumpulkan pemain lama dan menggelar beberapa seleksi," ia menjelaskan.

Sebelumnya Edy lebih dulu mengakuisisi Persija. apakah ia bakal memiliki dua klub sekaligus? "Ya, sepertinya begitu. namun, saya juga masih menunggu bagaimana penyelesaikan masalah internal di Persija," tuturnya.

Pengurus Persikad menyambut gembira datangnya "Sang Penyelamat". hari ini mereka bakal kembali membicarakan hal-hal teknis pengambilalihan Persikad nanti.
Ada tiga pokok pembahasan yang akan dibicarakan. pertama, masalah utang Persikad yang nantinya akan ditanggung oleh Edy selaku pemilik baru. "Kami punya utang Rp. 3,5 miliar. itu termasuk utang gaji pemain," kata Wakil Ketua I Bidang Teknik Persikad, M Hasbullah.

Pembicaraan kedua adalah menyangkut pembentukan Badan Hukum bagi Persikad. "Sistemnya memang bukan jual putus antara pengurus dan pemilik baru. makanya, harus ada semacam Badan Hukum atau PT bagi Persikad untuk mengatur batas hak dan kewajiban antara pemilik modal dengan pengurus," Hasbullah menerangkan.
Ia berharap perombakan di kepengurusan tidak seratus persen. Hasbullah minta agar orang lama tetap dipertahankan. "semua aspek akan kami bicarakan termasuk soal Home Base dan nasib pemain lama," ia menambahkan.

*dikutip dari harian umum Topscor Sabtu 1 Agustus 2009

Tandai Belum Dibaca | Hapus
Keluar dari Grup
Bookmark and Share Selengkapnya...

Drama Adu Penalty Moment Bagi Kiper Unjuk Diri…

Bagi penggemar sepakbola pasti sudah familiar dengan istilah Adu Penalty, dulu kita mengenalnya dengan nama tos-tosan. Agak aneh emang, sebab yang namanya to situ biasanya memakai tangan bukan dengan cara menendang bola, tapi kadung udah membudaya ya udah itu tidak harus menjadi persoalan.

Adu Penalty terjadi bila dalam babak normal 2 x 45 menit hasil pertandingan masih imbang kemudian dilanjutkan dengan babak pertambahan waktu 2 x 15 menit masih juga belum ada pemenang maka babak adu penalty harus dilakukan untuk dicari pemenang. Awalnya masing-masing tim menyiapkan 5 algojo penendang plus kiper yang bertugas menjaga gawang. Bila kelima penendang dari masing-masing kesebelasan sudah melaksanakan tugas tetapi hasil masih juga sama, maka dilanjutkan dengan penendangn tambahan hingga terjadi selisih angka.


Adu penalty sebenarnya sangat dihindari oleh setiap tim yang bertanding, sebab disini strategi dan taktik sudah tidak berlaku lagi. Dalam beberapa moment keajaiban atau dewi fortuna lebih banyak menjadi factor penentu kemenangan. Makanya FIFA sebagai otoritas sepakbola dunia sempat membahas untuk menghapus system ini dari pertandingan sepakbola.

Tapi dalam babak adu penalty ada satu posisi yang akan menjadi obrolan dan perbincangan. Dalam pertandingan normal posisi ini biasanya jarang di jadikan pembahasan tetapi ketika babak adu penalty semua perhatian akan menuju ke sati sisi ini. Yap, itu adalah peran sang penjaga gawang. Bila dalam pertandingan normal penjaga gawang selalu kalah pamornya dari posisi lain seperti striker atau gelandang. Namun saat adu penalty penjaga gawang biasanya sering menjadi factor penentu kemenangan sebuah tim.

Banyak nama yang besar dan terkenal setelah melalui babak adu penalty sebut saja nama penjaga gawang Argentina di Piala Dunia 1990 Sergio Goycochea (moga-moga benar ejaannya, habis udah lama bangat … heheheh) awalanya tidak ada yang mengenal nama ini, dia hanyalah kiper pengganti dari penjaga gawang utama Argentina yang cedera dalam salah satu pertandingan. Namun kehebatannya dalam menghadang tendangan penalty mulai melejitkan namanya.

Dalam moment adu penalty pula Tim Howard kiper nasional AS dan pilar di klub Inggris Everton menjadi bahan perbincangan. Aksinya menahan tendangan-tendangan pemain Manchester United dalam babak semifinal piala FA berhasil meloloskan Everton ke final piala FA.

Begitu juga dengan Jerzy Dudek yang akan selalu diingat oleh fans Liverpool karena aksi gemilangnya dalam drama adu penalty saat mengalahkan AC Milan dalam final liga champion 2005.Bahkan sebelum drama adu penalti, Dudek juga berhasil menggagalkan tendangan Andriy Shevchenko yang bisa menjadi neraka bagi The Reds di perpanjangan waktu.

Lalu siapa yang mengenal nama Hendra Prasetya? Sebelum ini kita memang belum mengenalnya namun dalam pertandingan Playoff Indonesia Super League ketika Persebaya berhadapan dengan PSMS Medan, seluruh penggemar bola mulai mengenalnya. Dia adalah penjaga gawang Persebaya Surabaya yang sukses menggagalkan tendangan dua pilar PSMS, Zada dan oktaviani, hingga akhirnya mengantarkan Persebaya memasuiki kasta tertinggi sepakbola Indonesia.

Saya yakin selama ini public sepakbola Indonesia bila menyebut Persebaya akan selalu tertuju ke nama-nama seperti Anang Ma’ruf, Mat Halil, M. Taufik, Jairon Feliciano atau pemain muda Andik. Jarang kita akan menyebut nama Hendra. Namun aksinya semalam saya yakin akan membuat public sepakbola Indonesia terlebih Bonek ( Fans berat Persebaya) akan lebih mengingatnya. Maka bias jadi ditengah ketidakpercayaan pemain PSMS harus kalah lewat babak adu penalty Hendra akan bersyukur dengan adanya babk tersebut.


Bookmark and Share Selengkapnya...

Optimisme "Yes We Can"

Oleh Sindhunata

Dalam hal politik dan ekonomi, Amerika Serikat adalah negara superpower. Tetapi, dalam hal sepak bola, mereka hanyalah negara berkembang. Maka, adalah sebuah sensasi besar bahwa mereka bisa memaksa kesebelasan Spanyol—salah satu superpower sepak bola—bertekuk lutut.

Memang layak bila kesebelasan Spanyol digelari superpower. Dalam tiga tahun terakhir ini, hanya sekali "La Furia Roja" kalah saat dipecundangi Romania 0-1 pada 16 November 2006. Setelah itu, dalam 35 pertandingan mereka tak pernah lagi kalah. Malah menjelang Piala Konfederasi 2009 ini, 15 kali berturut-turut mereka menang.


Kata penyerang Spanyol, Fernando Torres, "Kemenangan berturut-turut itu bukan hanya karena kami bermain dengan baik, tetapi lebih-lebih karena secara manusiawi kesebelasan kami luar biasa harmonis. Kami saling mengenal satu sama lain sejak kami bermain dalam tim yunior."

Dengan modal kemenangan yang demikian meyakinkan, di tambah spirit kebersamaan yang demikian kental, Spanyol merasa pasti, mereka akan sampai ke final. "Kami akan menulis sejarah," kata Torres menjelang pertandingan melawan AS.

"Kami harus serius menghadapi Amerika walau terus terang kami sudah bermimpi akan bertemu dengan Brasil di final," kata Pelatih Vicente del Bosque.

Ternyata bukan David Villa atau Torres yang membobol gawang Tim Howard. Malah Jozy Altidore dan Clint Dempsey yang rnengobrak-abrik gawang Iker Casillas. "Superpower Spanyol" itu akhirnya tumbang di kaki "negara berkembang Amerika Serikat", dengan 0-2. Tak ada yang mengira, "US boys" bisa menggilas Spanyol.

"'The Yanks' telah menarik kita kembali ke bumi," begitu tulis koran sport Spanyol, La Marca.

Pemain dan publik Amerika sendiri juga terheran-heran atas kemenangan itu. "Lebih daripada Anda, saya juga tidak dapat berkata apa-apa tentang kemenangan ini," kata kiper Tim Howard. "Miracle on grass (Keajaiban di atas rumput)", demikian The New York Times mengomentari kemenangan itu.

Kata-kata itu jelas mengasosiasikan pada legenda Miracle on Ice (keajaiban di atas es), penggambaran yang dipakai untuk memuja tim hoki es amatir AS yang berhasil menggulingkan raksasa hoki es Uni Soviet dalam Olimpiade Musim Dingin tahun 1980.

Euforia kehebatan Amerika tiba-tiba bangkit lagi. Kata kolumnis olahraga Jamie Trecke, "Inilah kemenangan yang membuat fans Amerika gembira luar biasa. Kami menang melawan tim besar, dalam pertandingan besar, dan di tanah asing pula. Inilah kemenangan besar dalam sejarah sepak bola Amerika. Inilah kali pertama Amerika menundukkan tim nomor satu dunia sejak kami mengalahkan Brasil dalam Gold Cup tahun 1998. Malam itu pahlawan kami adalah kiper Kasey Keller. Ia menahan tembakan pasukan Brasil sampai 35 kali."

Memang kemenangan AS atas Spanyol bisa dibilang suatu keajaiban. Namun, seperti diakui Pelatih Jerman Joachim Loew, kemenangan itu juga disebabkan mereka mempunyai organisasi permainan yang amat rapi dan efektif. Dan selain itu, kata Loew, "Mereka mempunyai semangat juang yang gigih." Dan khas bagi orang Amerika, di balik semangat juang itu adalah rasa optimis yang luar biasa.

Rasa optimis itu hidup dalam segala bidang. Tidak hanya dalam olahraga, tetapi juga dalam politik. Dengan optimisme itulah mereka yakin bisa mengubah dirinya, negaranya, dan bahkan dunia semesta. Dalam hal ini, ingatlah kata-kata Presiden Barack Obama, "Yes we can", yang diucapkannya dalam kampanye-kampanye menjelang ia terpilih sebagai presiden.

"Kami dapat menyelamatkan negara ini. Kami dapat menggapai masa depan kami. Jatuh atau bangun, kami akan terus mencintai negeri kami. Kami akan terus berharap sejauh kami masih bernapas. Terhadap mereka yang sinis, ragu, dan takut, marilah kita katakan, spirit dari rakyat Amerika terangkum dalam tiga kata ini, yes we can," kata Obama menjelang ia mendekati Gedung Putih.

Kata-kata Obama itu diucapkan ketika AS sedang dilanda krisis. Seperti diakuinya sendiri, kata-katanya itu banyak diinspirasikan oleh Thomas Paine (1737-1809), pemikir liberal Amerika, yang tahun ini merayakan ulang tahunnya ke-200. Tahun 1776, Paine menulis karya The American Crisis. Menjelang kemerdekaannya, rakyat Amerika kehilangan segala-galanya Belum lagi, mereka terbenam dalam musim dingin berkepanjangan. Mereka tak mempunyai apa-apa lagi, kecuali harapan dan kesungguhan. Harapan dan kesungguhan, itulah kata-kata Paine yang diingat oleh hampir setiap orang Amerika.

Dengan kata-kata ini, George Washington pernah menyemangati tentara Amerika, sampai mereka memperoleh kemenangan yang berarti di New Jersey, Natal 1776, ketika mereka harus berjuang mempertahankan kemerdekaan negaranya. Dengan kata-kata itu pula, Obama menggugah semangat rakyat AS untuk memulai zaman baru setelah mereka terpuruk di bawah pemerintahan Presiden Bush.

Optimisme yang lahir dari harapan dan kesungguhan itu bangkit setiap kali Amerika terpuruk. Kiranya, optimisme itu pula yang mewarnai kesebelasan AS kali mi. Tak heran, setelah dikepruk Italia, 3-1, dan dihajar Brasil, 3-0, Amerika bangkit dengan memukul Mesir, 3-0, dan menjungkirkan Spanyol, 2-0.

Anak-anak asuhan Bob Bradley ini sadar, dalam hal bola, mereka hanyalah "negara berkembang" di depan superpower Brasil, yang akan mereka hadapi di final Senin dini hari WIB. Namun, the miracle on grass bisa saja terjadi, apalagi bila anak-anak Amerika sedang dilanda optimisme yang lahir dari spirit khas mereka, yakni harapan dan kesungguhan.

diambil dari http://www.kompas.com
Bookmark and Share Selengkapnya...

Rasisme dalam sepakbola

Satu masalah besar dalam dunia sepakbola ini adalah permasalahan rasisme. Padahal Anggaran Dasar Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) pun telah mengasaskan, sepak bola bertekad menjadi sarana melunturkan semua prasangka. Apapun itu bentuknya dan salah satu yang dilarang dan akan dilawan adalah masalah Rasisme.



saya begitu tercengang sewaktu tahu bahwa Lazio, sebuah klub sepakbola besar anggota seri A Italia ternyata memiliki suporter yang terkenal sangat rasis. Mereka selalu melakukan penghinaan dan ledekan-ledekan kepada pemain klub lawan yang berkulit hitam. Sehingga untuk menghilangkan sifat ini manajemen klub Lazio mengontrak Marco Liverani, seorang pemain berkulit hitam hanya untuk mengurangi sikap suporternya tersebut. Tetapi, bukan suporternya yang berubah malah sang pemain yang harus angkat kaki karena tidak nyaman dengan perilaku suporternya.

Ternyata Suporter klub Lazio memang sudah lama dikenal sebagai kubu paling rasis di antara seluruh kubu pendukung klub-klub Seri A di Liga Italia. Maklum saja, dulu klub ini adalah klub kecintaan diktator Italia, Benito Mussolini. Tak mengherankan bila pendukung fanatik kesebelasan ini enak saja menghina pemain Lazio yang menurut mereka tak pantas mewakili klub kesayangannya.

Aron Winter, pemain nasional Belanda, adalah pesepak bola kulit hitam lainnya yang terkena tindakan tidak mengenakkan dari suporter Lazio. Ketika pada 1992 Aron Winter datang ke Lazio, ia disambut sebuah spanduk besar yang dengan sangat menghina menyebutnya ''Yahudi Negro''. Para pendukung Lazio ini jelas tak cukup mengenal Winter. Ia sama sekali bukan Yahudi, sebab nama tengahnya adalah Mohammed.
Saya juga masih teringat bagaimana ketika, Samuel Eto’o. pemain Barcelona asal Kamerun menolak untuk meneruskan permainan dalam suatu pertandingan. Hal ini terjadi bukan karena ia cedera atau diganti oleh pemain lain tetapi dikarenakan ia menerima perlakuan yang tidak manusiawi dari supporter klub lawan. Maka menangislah ia sambil keluar lapangan.

Siapa juga yang nggak kenal dengan Frank Rijkaard dan Ruud Gulit. Kedua pemain ini, sewaktu bermain di AC Milan, merupakan pemain sepakbola yang sangat dinantikan aksinya dalam setiap pertandingan. Semua sepakat bahwa kedua pemain inilah yang saat itu menjadi daya tarik bagi sepakbola Italia. Tetapi, apa yang didapat oleh keduanya? Mereka tidak mendapta penghargaan, malah sebaliknya cacian bernada rasisme yang mereka terima. Hingga membuat Arrigo Sacchi, pelatih AC Milan saat itu, kesal dengan apa yang dialami oleh anak asuhnya itu.

Dan yang paling terakhir tentunya kita masih ingat tragedy final piala Dunia 2006 antara Italy dan Perancis. Konflik ini melibatkan Zinedine Zidane dan Marco Materazzi. Saat itu semua penggemar sepakbola pasti terkejut dengan ulah yang dilakukan oleh Zidane terhadap Materazzi. Kasus ini semapt nggak jelas. Namun, menurut Zidane ia telah dihina dengan cacian bernada rasisme yang keluar dari mulut Marco Materazzi.

Yang masalahnya isu rasisme ini juga udah merembet-rembet ke sepakbola dalam negeri. Bangsa kita yang katanya ramah, santun dan pemurah kini udah mulai sok ikut-ikutan ulah fans luar negeri. Padahal seharusnya kita niru itu yang bagus seperti beli tiket kalo nonton, gak ngelempar-lempar, eh ini malah yang gak bener yang diikutin. Pemain seperi Alexander Pulalo, Eli Aiboy, Ortisan Salosa pernah mengalami tindakan pelecehan berbau rasis ini.

Ya, berbicara masalah Rasisme berarti kita berbicara tentang masalah penindasan serta ketidakadilan. Penindasan terhadap martabat dan kehormatan manusia. Fakta berbicara akibat semangat rasisme banyak nyawa yang harus terbuang percuma. Silakan anda tanyakan hal tersebut kepad Fuhler Hitler. Berapa banyak nyawa orang Yahudi yang harus ia bunuh akibat ketidaksukaannya serta pandangan bahwa ras Aria lah yang paling unggul. Dan jangan lupa untuk selalu mengingat apa yang dilakukan para pemimpin Serbia terhadap umat muslim di Bosnia sana. Berapa puluh juta rakyat Bosnia harus kehilangan nyawanya hanya akibat ketidaksukaan mereka terhadap apa yang dipercayai oleh kaum muslim di Bosnia sana. Lo kok jadi kesana ya?

Memang, nggak jelas kapan isu rasisme mulai memasuki serta mengotori dunia sepak bola. Ada yang meyakini kalo isu rasisme mulai terdengar dalam dunia sepakbola sejak Arthur Wharton, pemain kulit hitam profesional pertama, meneken kontrak bersama klub Inggris, Darlington, pada 1889. Sejak saat itu, setiap kali Wharton belaga di kandang lawan, pertandingan nyaris tak pernah sepi dari lontaran-lontaran berbau rasial. (Republika, 27/11/04)

Parahnya, tindakan rasialis dalam sepak bola juga merembet pada perbedaan yang sifatnya politis. Bahkan pada Piala Dunia 1934 di Italia, nyata benar Mussolini mempertontonkan superioritas fasisme atau Hitler (yang merefresentasikan Jerman dengan NAZI-nya). Sepakbola dipolitisir.

Di tahun 1993/1994, sponsor Liga Primer Inggris, Carling, mengadakan survey terhadap para fans liga primer. Hasilnya sungguh mengejutkan; hanya satu persen para penggemar yang mendeskripsikan dirinya tak bermasalah dengan pemain berkulit hitam. Ini menggambarkan masih kuatnya rasisme di kalangan para penggemar sepak bola tradisional.

Tetep lestarinya rasisme lebih karena rendahnya cara berpikir masyarakat. Terutama individu pelakunya. Rendahnya cara berpikir ini boleh jadi terpancing oleh panasnya iklim kompetisi sepak bola yang menjamur di negeri-negeri Eropa. Dengan gaya hidup sekuler-kapitalis, dukungan penuh dari penggemar terhadap tim favoritnya bisa berujung pada tindakan rasisme, bentrokan antar fans, hingga kerusuhan di luar stadion.

Tak heran jika di Eropa, rasisme merupakan masalah besar bagi sepak bola, sama besarnya dengan masalah hooliganisme. Ya, karena kompetisi sepak bola lah yang membidani lahirnya masalah ini. So, selama hajatan sepak bola masih digelar setiap tahunnya dan selama gaya hidup kapitalis sekuler masih dipake, selama itu pula benih-benih rasisme siap tumbuh dan berkembang untuk mencari korban. Ih syereem deh!
Nah, bagi kamu-kamu yang masih berpikiran jernih dan mengaku mencitai sepakbola maka mari kita dukung kampanye yang digulirkan FIFA dengan tajuk Lets kick racism out of football! Yah mari kita tendang sekencang-kencang dan jauh-jauh sikap ini dari dunia sepakbola, bahkan dari kehidupan dunia seutuhnya. Merdeka! Hehehe keterlaluan semangat nih.

Maka dari itu sejumlah aturan diterapkan oleh seluruh negara untuk mengusir hantu Rasisme dari dunia sepakbola. Jumlahnya lumayan gede loh, ambil contoh denda yang dijatuhkan oleh federasi sepakbola Spanyol kepada Real Zaragoza Karena perlakuan rasis suporternya terhadap striker Barcelona Samuel Eto’o. gak tanggung2 dendanya itu senilai 11.000 Dolar As. Kalikan aja ama kurs sekarang. Gak kebayang kalo yang kena klub Indonesia, bisa habis tuh dana APBD (hehehhe….)

Indonesia juga gak mau ketinggalan, dalam kode disiplin PSSI 2008, soal rasis ini masuk dalam pasal 59. Yang dikategorikan rasis adalah melakukan tindakan diskriminatif, meremehkan, melecehkan dengan cara apapun dengan tujuan menyerang atau menjatuhkan nama baik orang terkait dengan pertandingan, warna kulit, bahasa, agama, atau suku. Bila terbukti maka hukumannya sangat berat. Apabila dilakukan pemain hukumannya adalah 5 kali tidak boleh bertanding. Bila dilakukan suporter, bisa dihukum 6 bulan tidak boleh datang ke stadion serta denda Rp 200 juta (ditanggung klub). Bila dilakukan ofisial maka akan didenda paling sedikit Rp 300 juta. Ihhh serem kan tuh denda, makanya jangan coba-coba deh melakukan tindakan Rasisme.

Lalu gimana caranya yah buat menghilangkan sifat Rasis itu? Sebetulnya caranya gampang mari kita kembali ke rumus bahwa semua manusia itu sebenarnya derajatnya sama. Gak ada bangsa yang satu lebih unggul dari bangsa yang lain. Bagi mereka yang menganggap bangsa kulit putih lebih unggul dari bangsa kulit hitam itu sesungguhnya pemikaran yang tidak berdasar. Nggak ada pemikiran ilmiah yang sanggup membuktikan teori tersebut. Ingat kita hidup di dunia modern, jadi jangan percaya lagi yang namanya mitos nenek moyang atau memang dari sononya.

Dulu memang pada tahun 1931 ahli-ahl Amerika pernah membuat suatu ujicoba antara bayi-bayi kulit putih dengan bayi-bayi kulit hitam. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa bayi-bayi kulit putih memiliki keunggulan dibandingkan denga bayi-bayi kulit hitam. Tetapi, setelh diselidiki ternya antara kedua bayi yang dijadikan sample tidak berimbang. Yang bayi kulit putih diberi gizi dan makanan yang cukup sedangkan yang kulitputih tidak. Hehehe mo maen curang ye ini ilmuwan.
Jadi sekali lagi teori-teori rasisme itu bukanlah suatu hal yang ilmiah dan memiliki dasar argumen yang baik. Seandainya dikaitkan denga ilmu pengetahuan itu hanyalah suatu usaha untuk menutupi alasan-alasan yang secara social tidak dapat diterima.
Bicara masalah rasialisme maka kita bicara sejarahnya yang panjang. Masalah Rasialisme telah muncul hampir sama tuanya dengan peradaban manusia dan tidaklah bertambah baik seiring kemajuan jaman. Kitab Suci telah mencatat peristiwa rasialis yang terjadi di Tanah Mesir ribuan tahun yang lalu ketika bangsa Yahudi diperbudak oleh bangsa Mesir, dimana Musa lantas memimpin bangsa Yahudi keluar dari tanah Mesir menuju Israel. Ketika orang mengira bahwa masalah rasialisme telah berkurang di jaman modern seperti sekarang ini, maka mata dunia dibuka oleh banyaknya korban jiwa yang jatuh, sehingga baru disadari bahwa masalah rasialisme belumlah selesai, pun sampai hari ini ketika kita telah menjalani sebuah milenium baru.

Untuk mengetahui asal mula rasialisme, kita harus melihat jauh kebelakang. Pandangan merendahkan bangsa lain mulai tumbuh ketika sistem penghisapan ekonomi melalui perbudakan dimulai. Perbudakan berawal saat, pemerintah dan beberapa pihak mencari tenaga kerja yang murah. Berbagai cara ditempuh seperti menaklukan bangsa lain lalu menjadikan mereka sebagai budak atau membeli dari para pedagang budak. Bangsa yang kalah perang dianggap sebagai bangsa yang inferior (lebih rendah) dan sang pemenang dapat melakukan apa saja terhadap mereka, termasuk mengirim mereka ke arena Gladiator sebagai hiburan.

Bahaya rasialisme baru disadari oleh dunia saat terjadi pembantaian secara sistematis yang dilakukan oleh Nazi terhadap etnis yahudi-eropa. Momen perang dunia II yang meminta korban bangsa Yahudi yang sangat besar. Pembantaian secara besar-besaran oleh Hitler dan Nazi dilakukan dengan cara membangun kamp-kamp konsentrasi. Kamp Konsentrasi tersebut menjadi tempat pembantaian para bangsa Yahudi. Kebencian Nazi terhadap keturunan Yahudi muncul karena keturunan Yahudi dianggap sebagai penyebab kekalahan Jerman pada Perang Dunia I, dan sementara ekonomi Jerman mengalami kesulitan, para keturunan Yahudi tetap sukses memegang peranan ekonomi yang besar di Jerman. Namun alasan ini patut dipertanyakan kembali jika melihat kenyataan bahwa bukan hanya 6 juta orang Yahudi yang mati di tangan Nazi, melainkan juga 5 juta etnik non Aria lainnya seperti Gipsi, kaum Homo seksual, keturunan Asia dan lainnya. Dalam propagandanya Nazi memang kental mengusung isu rasialisme dengan memberi fokus pada keunggulan ras mereka, yaitu ras Aria.

Bookmark and Share Selengkapnya...

Suporter Sepakbola

Sepakbola tanpa Suporter ibarat rendang tanpa daging. Gak enak. Makanya banyak pihak mengibaratkan supporter itu ibarat pemain kedua belas bagi suatu klub sepakbola, selain tentunya juga menjadi sumber pendapatan. Terlebih di era ketika sepakbola sudah mejadi kekuatan ekonomi, maka peran supporter menjadi sesuatu yang fital bagi keberhasilan suatu klub.


Menurut pak Suryanto dari Fakultas Psikologi Universitas Airlngga Surabaya, (http://suryanto.blog.unair.ac.id) makna Suporter itu beda dengan makna penonton biasa. Secara harfiah, istilah “penonton” berasal dari awalan pe- dan kata kerja tonton dalam bahasa Indonesia. Awalan pe- dalam hal ini berarti orang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan kata kerja. Bila kata kerjanya tonton, maka penonton berarti orang yang menyaksikan suatu pertunjukan atau tontonan.

Sementara itu menurut akar katanya, kata “suporter “ berasal dari kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris to support dan akhiran (suffict) –er. To support artinya mendukung, sedangkan akhiran –er menunjukkan pelaku. Jadi suporter dapat diartikan sebagai orang yang memberikan suport atau dukungan.

Dilihat dari kedua pengertian di atas jelaslah apabila antara ‘penonton’ dan ‘suporter’ memiliki makna yang berbeda, terlebih lagi apabila kata tersebut digunakan dalam persepakbolaan. Penonton adalah orang yang melihat atau menyaksikan pertandingan sepakbola, sehingga bersifat pasif. Sementara itu suporter adalah orang yang memberikan dukungan, sehinga bersifat aktif. Di lingkungan sepakbola, suporter erat kaitannya dengan dukungan yang dilandasi oleh perasaan cinta dan fanatisme terhadap tim.

Atau bahasa sederhanya begini: penonton adalah mereka yang hanya ingin menonton sepakbola aja, tanpa perduli dukung mendukung pada suatu tim, mereka hanya ingin menikmati permainan cantik sepakbola sedang mengenai klub mana yang didukung itu nomor sekian. Sedangkan suporter adalah penonton sepakbola yang mendukung satu tim tertentu, dan siap menyerahkan seluruh tenaganya dalam memotivasi klub kesayangannya tersebut.

Suporter sepakbola dengan suporter olahraga lain banyak perbedaannya. Yang pertama jumlahnya lebh besar, ini mungkin karena stadion yang digunakan juga berukuran besar. Stadion Utama Bung Karno saja bisa memuat 100.000 lebih penonton dalam satu pertandingan. Suporter sepakbola juga dikenal lebih atraktif, lihat aja pertandingan sepakbola didalam negeri kita akan melihat tingkah-tingkah kreatif mereka yang sekarang juga menjalar ke cabang olahrga lainnya. Suporter sepakbola juga lebih dikenal memiliki fanatisme yang tinggi bahkan cenderung suka kelewat batas.
Suporter adalah potret kebersamaan. Kita bisa melihat bagaimana konsep “bangsa” tiba-tiba menyeruak di antara reruntuhan nasionalisme. Kita bisa merasakan semangat solidaritas ini bisa terlihat sewaktu digelar hajatan Piala Asia 2007 yang lalu. Disana kita bisa merakasan kembali kesatuan sebagai bangsa Indonesia yang telah lama hilang terseret arus kapitalisme dan globalisasi. Bagaimana dengan gagahnya para penonton saat itu bangga menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lagu yang jarang sudah kita kenal. Begitu juga bagaimana dengan pedenya kita yakin mampu bersaing dengan negara-negara seperti Arab Saudi dan Korea Selatan, yang sudah lama terkanal sebagai macan sepakbola di Asia.

Cerita lain dating dari Serbia. Sewaktu mereka membantai negara Islam Bosnia, suporter sepakbola dijadikan sebagai agen mencari relawan. Bahkan salah satu pemimpin pejuang Serbia adlah seorang holiggan daru klub Red Star Beograde.
Suporter adalah nyawa sepakbola. Suporterlah yang membuat ramai pertandingan. Bahkan suporterlah yang menghidupkan sepak bola itu sendiri. Dinegara maju, suporter mereka sudah cerdas, walaupun kadang ada beberapa kasus yang memalukan. Suporter yang cerdas adalah suporter spotif, tidak anarkis, tidak lugu, punya pengetahuan dan kepedulian terhadap timnnya.

Tingkah polah merekapun macam-macam. Dari mulai bersorak untuk memberi semangat, marah jika timnya dicurangi, berkomentar, sampai memberikan masukan pada tim kesayangannya tentang pelatih yang harus diganti atau dipertahankan, pemain yang layak atau tidak layak, pemain yang harus didatangkan, dan yang labih menarik, penonton disana akan memberikan applaus kepada tim lawan bila mereka bermain cantik, dan sebaliknya memberikan cemoohan kepada tim kesayangannya bila mereka bermain buruk.

Suporter yang baik adalah suporter yang selalu memberikan masukan sebagai bentuk perhatian. Suporter yang selalu memberikan dukungan bila timnya bermain bagus, dan tentu saja memberikan catatan bahkan cemoohan bila timnya bermain buruk. Mereka tidak loyalitas buta untuk terus mendukung timnya sejelek apapun timnya bermain. Makanya, jangan heran bila dibanyak pertandingan kita menyaksikan ada suporter yang meninggalkan lapangan pertandingan sebelum berakhir sebagai protes terhadap timnya yang bermain buruk. Bahkan dalam beberapa kasus ada suporter tim tuan rumah yang mendukung tim tamu sebagai protes karena tim dukungannya bermain buruk dan mengecewakan.

Tim yang tahu begitu berharganya suporter tentu sangat menjaga mereka. Banyak tim mendirikan Klub-klub suporter, misalnya MU Fansclub, Interisti, Milanisti, Aremania, Jackmania, dan lain-lain. Tim yang baik sekaliber Milan dan Madrid sangat mendengarkan saran dan masukan serta kepuasan suporternya, agar mereka tidak ditinggalkan. Jarang sekali mereka menyinggung perasaan suporter. Setiap masukan mereka terima, komentar buruk mereka terima. Cemoohan mereka terima. Untuk kemudian mereka memperbaiki timnya.

Kadang ada saja suporter memberi komentar pribadi kepada pemain kesukaannya. Pemain sekaliber Ronaldo dan Ronaldinho, pemegang dua kali gelar pemain terbaik sejagad, pernah dicemooh suporter. Ketika permainan mereka menurun, suporter menuduh mereka kelebihan berat badan . Kelebihan berat badan ini katanya akibat dari perilaku hidupnya yang sering hura-hura (hidupnya mewah sih...), malas latihan dan sering keluar malam. Apakah mereka marah diserang sampai kepada kehidupan pribadinya! Ya, mereka marah sebentar, namun mereka cepat sadar, untuk kemudian kembali berlatih dan menjaga pola hidup mereka. Hasilnya terlihat sekarang, Ronaldo mulai membaik, Ronaldinho mulai menemukan permainannya kembali.

Keberadaan supporter atau pendukung merupakan salah satu pilar penting yang wajib ada dalam suatu pertandingan sepakbola agar suasana tidak terasa hambar dan tanpa makna. Kehadiran supporter dalam mendukung negaranya masing-masing sangat terasa efeknya dalam mengobarkan semangat bertanding dalam diri para pemain. Lagu-lagu yang dinyanyikan oleh para supporter mungkin sama efeknya dengan energi yang dimunculkan dari doping dalam memacu semangat, yaitu para pemain semakin bernafsu untuk mempersembahkan kemenangan untuk memuaskan para suporternya.

Kreatifitas suporter biasanya dilengkapi dengan berbagai atribut dan perlengkapan. Mulai dari aneka topi yang berwarna warni sesuai warna bendera Negara, syal, bendera, bertelanjang dada (untuk supporter pria) dengan tubuh dan wajah yang diolesi cat atau membawa terompet serta drum sebagai genderang untuk tetabuhan.
Bukti bagaimana suporter dapat merubah penampilan timnas, adalah sewaktu degelarnya hajatan Piala Dunia 2004 di Jepang dan Korea Selatan. Banyak pengamat yang saat itu kedua tuan rumah hanya akan jadi tim penghibur semata. Mereka hanya akan bergelar menjadi tuan rumah yang baik, tapi soal prestasi mereka belum bisa meraihnya.
Tapi apa yang terjadi kedua tuan rumah itu tampil mengejutkan. Terlebih Korea Selatan, yang mampu menembus babak semifinal, sanggup mengalahkan klub sekalas Italia, yang bertaburan bintang. Jelas ini mengjutkan, usut punya usut keberhasilan kore selatan saat itu ditentukan oleh semangat juang tinggi yang dimiliki oleh para pemainnya. Na, semangat juang tinggi ini hadir karena dukungan suporter yang membabi buta. Saat itu para suporter fanatic Korea Selatan mampu membuat seluaruh isi stadion berwarna merah, warna kebanngaan timnaas Korea Selatan, bahkan gak cukup hanya distadioan saja, sebelaum pertandingan berlangsung merek atelah menggelar pawai keliling kota-kota di Korea Selatan untuk membuat nyali tim lawan ciut, dan menambah daya juang pemain Korea Selatan.

Yah, inilah rahasia suksesnya Korea Selatan mampu bersaing dengan macan-macan sepakbola waktu itu. Selain tentunya tanagn dingin sang pelatih waktu Guus Hidink. Hehehe.. sebagai lelucon dan intermezzo, teman saya mengatakan bahwa Gus Hidink adalah orang belanda kelahiran Jawa Timur, mau tahu kenapa? Karena itu tadi nama depannya Guss. Hehehe.. Asli gak lucu ya?

Sejarah suporter sepakbola bisa dibilang sama tuanya dengan olahraga tersebut. Mereka sudah ada ketika sepakbola juga muncul. Tetapi peran mereka lebih terasa ketika sepakbola sudah dijadikan mesin industri. Negara eropa berperan penting dalam lahirnya kelompok-kelompok suporter. Diawali dengan Ultras di Italia, ketika itu apa yang dilakukan oleh ultaras cukup unik, mereka tidak hanya duduk diam sambil sedikit teriak saat menonton pertandingan sepakbola. Mereka juga melakukan aksi teatrikal lainnya, seperti bernyanyi bersama, memakai kostum yang sama, aneka jenis bendera, panji-panji dan spanduk raksasa, bom asapwarna-warni, nyala kembang api dan yang lainnya
Ultras memang menjadi pelopr sepakbola yang terorganisir dan memberikan warna baru bagi dunia sepakbola

Aksi mereka ini lalu diikuti dan menular kepada perilaku suporter lainnya seperti Tartan Army di Skotlandia, denmark dengan rolligannya. Bahkan klub-klub di eropa juga memiliki komunitas uporter seperti, Liverpudlian (suporternya Liverpool), Milanisti (AC Milan), Laziale (Lazio), Internisti (InterMilan), dan lain-lain.
Yah suporter sepakbola sudah menjadi kewajiban yang harus ada dalam setiap pertandingan sepakbola. Saking pentingnya mereka mendapat gelar sebagai pemain ke 12. saat ini suporter tidak hanya datang untuk menonton sepakbola, mereka juga yang menjadikan hidup suatu pertandingan.

Suporter memberi arti pada sebuah bisnis tontonan olahraga, khususnya sepakbola. Dalam bingkai sebuah pertunjukan, suporter saat ini mengambil dua peran sekaligus yaitu sebagai penampil (performer) dan penonton (audience). Sebagai penampil (performer) yang ikut menentukan jalannya pertandingan sepakbola, suporter kemudian menetapkan identitas yang membedakannya dengan penonton biasa. Suporter jauh lebih banyak bergerak, bersuara dan berkreasi di dalam stadion dibanding penonton yang terkadang hanya ingin menikmati suguhan permainan yang cantik dari kedua tim yang bertanding. Suporter dengan peran penyulut motivasi dan penghibur itu biasanya membentuk kerumunan dan menempati area atau tribun tertentu di dalam stadion. Para fanatik ini menemukan kebahagiaan dengan jalan mendukung secara all out tim kesayangannya, sekaligus memenuhi kebutuhan mereka akan ritus kepuasan yang tidak dapat dilakukan sendirian. Itulah sepak bola, yang begitu cepat bermutasi dari sekedar olahraga lalu menjadi suatu bisnis pertunjukan yang menghadirkan fenomena ritus sosial. (Aji Wibowo, dapat dilihat di www.bangunsuporter.blogspot.com)
Tapi itu tadi Suporter juga memiliki sifat buruk. Sifat ini kadang-kadang yang membuat klub serasa memakan buah simalakama. Selain atraktif suporter juga terkadang bersifat anarkis, yang dengannya membuat klub atau negara sering dirugikan. Lihat aja bagaimana akibat tragedy Heysel, klub-klub Inggris dilarang bermain di kompetisi antarklub Eropa. Begitu juga dengan pertandingan sepakbola di Indonesia, banyak kluab yang dihukum hingga ratusan juta rupiah akibat ulah yang dilakukan oleh suporternya.

Bookmark and Share Selengkapnya...

 

bersatu

manahan

beraksi

demo PSSI

pasoepati

sepakbola indonesia

Demo PSSI

revolusi PSSI