Dari Persikad

Disini kita akan berbicara tentang sepakbola. kita akan banyak berbicara sisi positif sepakbola. Bila ada sisi negatifnya biarkan itu menjadi tugas bersama yang harus kita perbaiki.

Tentang SuperDepok

Walau berwarna biru SuperDepok sejatinya 'lintas warna' disini 'warna' tidak lagi menjadi ideologi yang harus dibela. semangat sportivitas dan perdamaian menjadi cita-cita bersama terbentuknya SuperDepok. Harapan tertinggi kami adalah sepakbola benar-benar menjadi hiburan dan tontonan bukan lagi ajang perpecahan.

Edy Joenardi Seumur Hidup Dilarang Terlibat di Sepak Bola Nasional

Investor Persikad Depok Edy Joenardi (EJ) beserta ketua panpelnya, Dony Soemarsono dilarang terlibat dalam sepakbola nasional seumur hidup. Keduanya juga didenda masing-masing Rp200 juta yang harus dibayarkan ke PSSI.

Hal itu diputuskan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI melalui sidang yang dipimpin ketuanya Hinca Panjaitan di kantor PSSI Senayan,Kamis (28/1) malam. Komdis menilai Edy dan Dony melakukan tindakan buruk sehingga menelantarkan pemain dan pelatih Persikad.

Seperti diberitakan, Edy Joenardi tidak bisa menyelesaikan masalah internal Persikad, seperti tidak bisa menyelesaikan gaji pemain. Demikian juga Dony selaku ketua panpel, tidak bisa menyelenggarakan tiga pertandingan Persikad sehingga diambil alih PT Liga Indonesia.

Kendati telah diambil alih PT Liga, manajemen PT Persikad Depok tetap tidak bisa menyelenggarakan pertandingan. Karena itu, Komdis PSSI memberi kesempatakan kepada Edy dan Dony untuk menjelaskan masalah mereka, namun hingga sidang Komdis PSSI digelar, Kamis (28/1), keduanya tidak datang. Bookmark and Share Selengkapnya...

Persikad Depok Degradasi!

Jakarta - Akhirnya, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI memutuskan nasib Persikad Depok, Kamis (14/1) kemarin, dalam sidang di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta.

’’Persikad harus out (keluar) dari pentas Kompetisi Divisi Utama 2009-2010. Dan mereka harus degradasi ke Divisi Satu,’’ tegas Hinca Panjaitan, Ketua Komdis PSSI.

Selain harus turun kelas, yaitu ke Divisi Satu, Persikad juga harus menerima pengurangan nilai serta denda sebesar Rp 200 juta. Menurut Hinca, setelah turun ke Divisi Satu, tim kebanggaan warga Depok itu harus kembali menerima hukuman, yaitu satu tahun tidak boleh mengikuti kompetisi Divisi Satu.



HUKUMAN BUAT PERSIKAD

1. Out dari Kompetisi Divisi Utama 2009-2010.
2. Degradasi ke Divisi Satu.
3. Denda Rp 200 juta.
4. Dilarang mengikuti Kompetisi Divisi Satu selama satu tahun.



Persikad Depok mendapatkan sanksi dari PSSI setelah mangkir dalam pertandingan kompetisi Divisi Utama 2009/2010. Selama kompetisi berlangsung, sejak 25 November 2009, Persikad Depok tidak menjalani dua pertandingan, yaitu saat menjamu Pro Duta Sleman dan Persiba Bantul.

Mogoknya Persikad dalam pertandingan tersebut salah satu penyebabnya adalah akibat hubungan yang tidak harmonis antara pemain, pelatih, ofisial, dengan pihak manajemen klub.

Hinca menambahkan, meski sanksi telah diputuskan, pihaknya akan tetap memanggil aktor intelektual di balik pengelolaan klub Persikad Depok.

"Dalam waktu dekat kami akan memanggil manajemen Persikad. Kita harus mencari aktor intelektual dibalik kasus ini," katanya menambahkan.

Klub Divisi Utama yang mendapatkan sanksi selain Persikad adalah Persis Solo yaitu denda Rp 20 juta (mogok main), PSBI Blitar Rp 25 juta (pelemparan), Persipro Rp 10 juta (kartu kuning) dan PSIS Rp 20 juta (kartu kuning). Bookmark and Share Selengkapnya...

Komentar Nurdin Menyulut Kekecewaan Pemain Timnas

Jakarta - Mulutmu harimaumu. Itu barang kali yang berlaku buat Nurdin Halid. Ketua Umum PSSI ini sudah membuat pemain timnas Pra Piala Asia 2011 tersinggung. Nurdin mengatakan, siapapun Ketua Umum PSSI, kalau kualitas pemain masih seperti sekarang pasti tidak akan sukses. Hal itu di ucapkannya Rabu (13/1) dikantor PSSI.
"Siapapun pelatihnya, siapapun Ketua BTN (Badan Tim Nasional) atau Direktur Tekniknya, kalau pemain timnas masih seperti sekarang tak akan pernah sukses," ujar Nurdin.
Komentar itu langsung mematik emosi pemain. Mereka merasa pengurus hanya mencari kambing hitam. "Kami memang gagal. Tapi pribadi tak mau disalahkan seperti itu. Kami ini seperti kuli. Disuruh datang ke pelatnas ya datang, disuruh latihan ya latihan, disuruh bertanding ya bertanding," kata Isnan Ali, pemain belakang timnas.
Hal yang sama juga diutarakan kapten timnas, Charis Yulianto. "Saya rasa perjuangan pemain pantas dihargai," katanya. Ponaryo Astaman juga kecewa dengan komentar Nurdin. "Prestasi timnas memang mengecewakan, tapi tidak tepat kalau mencari siapa yang salah. Banyak elemen yang berkait, bukan hanya pemain," ujarnya.
Sedangkan Bambang Pamungkas menumpahkan kekecewaannya lewat twitter, jejaring sosial. "Bapak Nurdin Halid yang terhormat, alangkah lebih bijaksananya jika Bapak berbicara dengan kami terlebih dahulu, sebelum Bapak berbicara ke media." Demikian tulisan Bepe dalam akun Twitter miliknya.

dikutip dari harian umum Topskor
Jumat, 15 Januari 2010 Bookmark and Share Selengkapnya...

Persikad Depok Didiskualifikasi dari Liga 2009/10

Persikad Depok didiskualifikasi dari pentas sepakbola kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2009/10. Dengan demikian, tim Depok itu harus menerima konsekwensi didegradasi ke Divisi Satu PSSI dan tak boleh berkompetisi musim depan.

Hukuman berat yang ditanggung tim berjuluk Serigala Margonda itu karena gagal menggelar dua pertandingan, yakni melawan Pro Duta dan Persiba Bantul masing-masing 18 Desember 2009 dan 20 Desember 2009.

Keputusan tersebut dikeluarkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dalam sidang ke-7 di kantor PSSI, Senayan, Kamis (14/1).

Dengan hukuman didiskualifikasi dari divisi satu, dan tak boleh tampil di ajang Liga Indonesia Divisi Satu musim depan, berarti Persikad Depok baru akan kembali tampil di ajang Liga mulai dari Divisi Dua PSSI musim 2011/12.

Persikad kami anggap melanggar pasal 57 Kode Disiplin PSSI karena gagal menggelar pertandingan,” kata Hinca Panjaitan, Ketua Komdis PSSI, Kamis (14/1) sore. Selain hukuman itu, Komdis juga menjatuhkan denda Rp250 juta kepada Persikad.

“Bagaimana kelanjutan liga tanpa Persikad Depok, itu kami serahkan kepada PT Liga Indonesia,” ujar Ketua Komdis PSSI, Hinca Panjaitan.

AKTOR INTELEKTUAL?

Penyeledikan Komdis terhadap Persikad sesungguhnya belum usai. Komdis masih mengejar aktor intelektual atas gagalnya panpel Persikad menggelar laga kontra Pro Duta dan Persiba. “Kami mencari siapa pemegang saham atas kejadian itu. Karena itu, kami akan memanggil beberapa orang lagi dalam persidangan Jumat (22/1) mendatang,” kata Hinca.

Untuk menuntaskan penyelidikan, Komdis rencananya memanggil pemilik Persikad Depok, Edy Junardi, pelatih tim Meiyadi Rakasiwi, serta kapten tim dan ketua Panpel, Donny Sumarsono. Bookmark and Share Selengkapnya...

Kronologi Persikad

4 Agustus 2009
Edy Joenardi dibawah bendera EJRA Grup menandatangani surat pengambialihan pengelolaan dan kepemilikan Persikad dari pengurus ke EJRA Grup.
EJRA menguasai 85 persen saham PT Persikad. Sisa 15 persen dimiliki klub anggota Persikad.

8 September 2009
Pemain yang dikontrak lagi mendapat uang panjar masih-masing 10 juta.

12 Oktober 2009
Mantan pemain Persikad 2008/2009 meminta agar Edy Joenardi segera melunasi utang gaji 10 bulan. Namun, tidak ada respon dari kubu Edy.

15 Oktober 2009
Pengurus lama berniat membatalkan Mou dengan Edy Joenardi karena tak jua membayarkan tunggakan gaji 10 bulan untuk 15 pemain lama.

16 Oktober 2009
Edy memberikan keterangan pers soal utang Persikad. Edy berjanji bakal menyelesaikan sebelum kompetisi bergulir. Prioritasnya adalah membayar tunggakan gaji pemain lama sebesar Rp. 1,9 Milyar. Kemudian, utang pengurus lama kepada pihak ketiga sebesar Rp. 1,8 Milyar.

23 Oktober 2009
Pengurus lama yang dimotori mantan manajer Persikad, Adi Gunaya, mendaftarkan keikutsertaan Persikad di Divisi Utama 2009/2010. Itu menyusul Edy tak juga membayar kewajiban utangnya keberbagai pihak. Hal ini sekaligus menandai adanya dualisme dalam kepemilikan Persikad.

9 November 2009
Dualisme di tubuh Persikad Depok mereda setelah di adakan MOU antara pengurus lama dengan PT Persikad. MOU Itu berisi surat pengesahan dari PT Liga Indonesia bahwa Persikad sepenuhnya dikelola PT Persikad dibawah pimpinan Edy Joenardi. Setelah surat turun, PT Persikad bakal segera melunasi pembayaran tunggakan.

20 November 2009
Mantan pemain Persikad musim 2008/2009 mengadu ke PT Liga Indonesia. Mereka melaporkan belum dibayarkan gaji 10 bulan musim kemarin oleh Edy Joenardi.

25 November 2009
Pemain ditunjukan sebuah cek tanpa nominal dengan tanda tangan Edy Joenardi. Cek tersebut dibawa Ichsan Sahabudin, staf Edy. Cek itu katanya bias diisi sendiri dengan nominal mencapai Rp. 1 Milyar untuk melunasi uang kontrak dan gaji pemain. Namun cek itu tidak ada kelanjutannya hingga Persikad tampil melawan Persikab Bandung (26/9/2009).

29 November 2009
Persikad pindah markas ke Stadion Bima, Cirebon. Kepindahan itu disebabkan Stadion Merpati, Depok tidak layak untuk menggelar kompetisi Divisi Utama (sedang renovasi).

8 Desember 2009
Pemain kembali ditunjukan cek. Kali ini berisi nominal Rp. 400 juta. Cek yang dibawa Ichsan Sahabudin itu digunakan untuk merayu pemain agar mau tampil menghadapi Mitra Kukar. Namun keesokan harinya ketika akan diuangkan cek itu ternyata kosong.

10 Desember 2009
Pemain Persikad mengadu ke PT Liga Indonesia. Mereka merasa ditipu Edy Joenardi yang tidak lagi menanggung biaya operasional Persikad. Pemain pun mengancam tidak mau melawat ke PSIS Semarang (11/12/09). Namun, akhirnya Persikad tetap berangkat ke Semarang dengan biaya dari Liga.

18 Desember 2009
Persikad gagal menggelar laga kandang melawan Produta Sleman lantaran ketiadaan panpel pertandingan yang sudah dipecat Edy. Edy sendiri sudah tidak pernah terlihat menyambangi pemain.

22 Desember 2009
Persikad kembali gagal menggelar laga kandang melawan Persiba Bantul. Kegagalan itu menandai berakhirnya kiprah Persikad di Divisi Utama 2009/2010. Keputusn resminya masih menunggu siding Komdis PSSI akhir Januari 2010 nanti.

Berikut Kronologi kehancuran tim kota ini. Persikad ku Sayang, Persikad ku Malang (Pangeran Blank) Bookmark and Share Selengkapnya...

Tuntut Gaji, Berencana Kumpulkan Koin

Depok - Para pemain, pelatih dan ofisial Persatuan Sepakbola Kota Depok (Persikad) melakukan aksi unjuk rasa menuntut pembyaran gaji selama 10 bulan yang belum dibayar.

“Bagaimana bisa berprestasi gaji saja belum dibayar selama 10 bulan, sebesar Rp3,2 miliar," kata juru bicara Persikad, Cahyo, di sela-sela aksi unjuk rasa di Pertigaan Ramanda, Jalan Raya Margonda Depok, Selasa (5/1).

Cahyo mengetuk hati nurani Wali Kota Depok untuk ikut serta memberikan solusi dari masalah yang dihadapi Persikad Depok. Sejak 2007, anggaran Persikad memang tidak dimasukkan ke APBD Kota Depok lagi. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri.

Wahyu Ramadhani, salah seorang pelatih Persikad sangat menyayangkan jika timnya yang sudah berada dalam divisi utama harus terdegradasi ke divisi I tersebut karena masalah dana.

Dia mengatakan, karena tidak ada dana dalam 11 kali pertandingan yang harus diikuti Persikad, hanya delapan pertandingan yang dapat diikuti, sementara tiga pertandingan lainnya tidak dapat diikuti.

Menurut dia, para pemain ingin meminta garansi Edi Joenardi sebagai pemilik Persikad untuk membayar gaji pemain dan Nur Mahmudi untuk mencari solusi. Pemain itu 10 bulan tidak dibayar gajinya, mereka telah banyak berutang untuk memenuhi kebutuhan hidup. ”Seorang atlet untuk makan saja susah. Para pemain asing juga belum dibayar gajinya," jelasnya.

Rencananya kata dia, para pemain, pelatih, dan tim ofisial Persikad juga mengumpulkan koin Persikad yang gunanya untuk membantu pendanaan tim. Saat ini pemain Persikad sampai saat ini tercatat 28 orang, dua di antaranya pemain asing. Tim kebanggaan warga Depok ini tampil di Divisi Utama Liga Indonesia Bookmark and Share Selengkapnya...

Pemain Persikad Tuntut Gaji

DEPOK - Pelatih, pemain, dan penggemar Persatuan Sepakbola Kota Depok (Persikad) melakukan aksi demonstrasi di depan Jalan Arif Rahman Hakim menuntut pembayaran gaji mereka belum dibayar hampir selama 10 bulan.

Nilai gaji keseluruhan pemain dalam waktu 10 bulan diperkirakan mencapai Rp 3,2 miliar. Mereka menganggap diambilalihnya Persikad oleh Grup Edy Joenardi tetap tidak menyelesaikan masalah gaji.

Menurut salah seorang pelatih Persikad Wahyu Ramadani permasalahan yang terjadi dalam tubuh klub kebanggan warga Depok ini membuat Persikad tidak melakukan latihal lagi. "Setelah bertanding ke Magelang, kita sudah nggak pernah latihan lagi," kata dia. Bahkan, kata dia, dari 11 pertandingan yang harusnya dilakoni musim ini, hanya delapan pertandingan yang diikuti.

Wahyu khawatir jika keadaan ini terjadi terus-menerus maka Persikad akan terdegradasi dari Divisi utama. "Masak kita sudah masuk divisi utama lalu harus turun lagi," katanya.

Wahyu berharap dengan aksi ini wali kota mau memperhatikan kondisi yang dialami Persikad. "Tolong perhatikan nasib kami," ucapnya.

Puluhan pendemo juga menuntut dukungan dan tanggung jawab Nur Mahmudi Ismail sebagai Wali Kota Depok untuk ambil bagian dalam menyelesaikan masalah Persikad yang hampir keluar dari divisi utama. "Para pemain ingin meminta garansi Edi Joenardi sebagai pemilik Persikad untuk membayar gaji pemain dan Nur Mahmudi untuk mencari solusi. Pemain itu 10 bulan tidak dibayar gajinya, mereka berutang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Untuk makan saja susah, pemain asing juga belum dibayar gajinya," kata Wahyu.

Selain berdemo, para pemain, pelatih, dan tim official Persikad juga mengumpulkan koin Persikad yang gunanya untuk membantu pendanaan tim. Puluhan aparat kepolisian diturunkan untuk mengamankan demo dan mengatur lalu lintas.

Sebelum menyudahi demo, puluhan pendemo melempari baliho bergambar Nur Mahmudi Ismail, yang menurut mereka tidak perduli terhadap Persikad. Pemain Persikad sampai saat ini tercatat 28 orang, dua di antaranya pemain asing. Tim kebanggaan warga Depok ini tampil di Divisi Utama Liga Indonesia. Kasta kedua setelah Liga Super Indonesia. Bookmark and Share Selengkapnya...

Klub Sepakbola Depok Tak Diperhatikan, Baliho Wali Kota Dilempari Telur

Depok - Kecewa dengan sikap Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail yang terkesan tak peduli terhadap nasib Persatuan Sepak Bola Kota Depok (Persikad), puluhan warga melakukan aksi melempar telur ke baliho bergambar Nur Mahmudi. Aksi tersebut dilakukan di depan baliho raksasa yang dipasang di pertigaan Ramanda sekitar pukul 11.15 wib.

Menurut juru bicara aksi, Cahyo unjuk rasa dan pelemparan telur tersebut merupakan simbol dari kekesalan para warga Depok, khususnya pendukung Persikad dengan sikap wali kota yang terkesan tidak peduli. Apalagi selama ini, walikota dikenal sering menggaung-gaungkan prestasi Persikad yang berhasil masuk ke divisi utama sebagai salah satu bukti keberhasilan pemerintahannya dalam bidang olahraga.

“Nur selalu sebut tentang Persikad, tetapi kok nggak ada support yang jelas,” ujarnya kepada Tempo, Selasa (05/01). Ketiadaan dukungan terlihat dari nasib pemain yang sudah hampir 10 bulan tidak mendapat gaji. Nilai gaji keseluruhan pemain dalam waktu 10 bulan diperkirakan mencapai Rp 3,2 miliar. Selain itu, diambilalihnya Persikad oleh Edy Joenardi Group dianggap juga tidak menyelesaikan masalah, termasuk permasalahan gaji.

Sementara itu, salah seorang pelatih Persikad Wahyu Ramadani mengatakan permasalahan yang terjadi dalam tubuh klub kebanggaan warga Depok ini membuat Persikad tidak melakukan latihan lagi. “Setelah tanding di Magelang, kita sudah nggak pernah latihan lagi,” kata dia. Bahkan dari jadwal 11 pertandingan yang harus dilakoni musim ini, hanya delapan pertandingan yang diikuti.

Wahyu khawatir jika keadaan ini terjadi terus-menerus maka Persikad akan terdegradasi dari Divisi utama. “Masak kita sudah masuk divisi utama lalu harus turun lagi,” katanya.

Wahyu berharap dengan aksi ini walikota mau memperhatikan kondisi yang dialami Persikad Bookmark and Share Selengkapnya...

Kasus Persikad Disidangkan Januari

JAKARTA - PT Liga Indonesia (Liga) mengancam akan memberhentikan Persikad Depok dari keikutsertaannya di kancah kompetisi divisi utama Liga Indonesia 2009/2010. Ancaman ini dikeluarkan terkait kekisruhan internal manajemen Persikad, paska masuknya investor Eddy Joenardy.

“Kalau Persikad gagal menjamu Persiba Bantul atau tidak digelar, maka Liga akan merekomendasikan ke Komisi Disiplin (Komdis) PSSI agar Persikad diberhentikan dari kompetisi,” jelas CEO Joko Driyono di Jakarta.

Ada beberapa altenatif hukumannya. ’’Salah satunya seluruh tim yang pernah berlaga dengan Persikad akan ditiadakan poinnya. Yang seri dikurangi 1, yang menang dikurangi 2. Alternatif lain, seluruh lawan memperoleh 3 poin dari Persikad dengan alasan menang WO,’’ kata Joko Driyono kepada Surabaya Post kemarin malam.

Kasus Persikad ruwet, dan belum pernah terjadi dalam sejarah sepakbola Indonesia. Yaitu belum tuntasnya proses peralihan dari pemilik lama Pemkot Depok kepada investor Eddy Joenardy.

“PT Liga Indonesia harus mengambil langkah cepat. Kami harapkan awal bulan Januari nanti Komdis juga segera menyidangkandan memutuskan kasus itu,’’ ujarnya. Menggantungnya kasus Persikad membingungkan banyak pihak. Antara lain kubu Persidafon yang rencananya akan menjamu Persikad pada 30 Desember nanti.

’’Kalau mereka (Persikad) tidak hadir di Sentani (home base Persidafon, red), apakah kami akan memperoleh kemenangan WO atau tidak?’’ tanya Freddy Muli, pelatih Persidafon.

Namun, Persidafon harus bersabar menunggu keputusan Komdis PSSI. Apakah memperoleh 3 poin (menang WO) atau tidak dapat poin, menunggu keputusan Komdis PSSI. Bookmark and Share Selengkapnya...

Persikad Depok Terancam Dikeluarkan dari Kompetisi Divisi Utama

Kiprah Persikad Depok di ajang Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia hampir dipastikan berakhir tragis. PT Liga Indonesia akan merekomendasikan klub kebanggaan warga Depok itu ke Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk dicoret keanggotaannya dari peserta Divisi Utama.

Ini akan terjadi jika Persikad gagal menggelar pertandingan kandang melawan Persiba Bantul di Stadion Bima, Cirebon, hari ini (22/12). Sebelumnya Persikad juga tak mampu menggelar pertandingan melawan Pro Duta Sleman pada Jumat (18/12) pekan lalu.

“Kalau Persikad gagal lagi menggelar petandingan melawan Persiba (Selasa, 22/12), kami akan rekomendasikan klub itu ke Komisi Disiplin PSSI untuk diberhentikan dari kompetisi,” kata Direktur Eksekutif PT Liga, Joko Driyono.

Persikad sendiri dipastikan tak akan mampu menjamu Persiba di Cirebon sebab para pemain Persikad tak satu pun yang berada di Cirebon hingga Senin (21/12) malam. “Para pemain kami sudah pada bubar, mereka sudah pulang ke rumah masing-masing. Beberapa pemain yang dari luar kota masih ada yang tinggal di kontrakan. Kami betul-betul menderita saat ini,” kata pelatih Persikad, Meiyadi Rakasiwi.

Sejak diambil alih oleh Edy Joenardi Group beberapa bulan lalu, nasib tim Persikad memang terombang-ambing. Hutang pembayaran gaji selama 10 bulan kepada pemain yang memperkuat Persikad musim lalu juga kontrak para pemain musim ini, sebagian besar belum terselesaikan. Akhir-akhir ini, Meiyadi bahkan mengaku sudah tidak ada komunikasi lagi dengan manajemen. “Kami sudah tidak diurus lagi oleh manajemen, jadi saya tidak tahu harus bagaimana,” ungkapnya.

Tim Persikad sebenarnya ingin PT Liga memfasilitasi pertandingan-pertandingan kandang Persikad setelah diabaikan pihak manajemen mereka. Namun mengingat masalah di tubuh Persikad sangat komplek, terutama yang menyangkut hutang pada pihak ketiga, ditambah kenyataan Persikad belum mempunyai lisensi sebagai klub professional, maka PT Liga tidak akan mengambil alih Persikad maupun memfasilitasi pertandingan kandangnya.

“Ini kasus yang buruk dan menyedihkan. Tapi jika kasus ini terjadi pada tim Liga Super yang sudah mempunyai lisensi sebagai klub profesional, kami akan mengambil alih klub itu. Jadi kami tidak bisa mengambil alih Persikad. Seluruh kewajiban Persikad juga harus diselesaikan oleh pihak Edy Joenardi Group,” kata Joko. Bookmark and Share Selengkapnya...

 

bersatu

manahan

beraksi

demo PSSI

pasoepati

sepakbola indonesia

Demo PSSI

revolusi PSSI