Dana PSSI Melimpah
JAKARTA — Kompetisi sepak bola baru mampu menyumbang pemasukan bagi PSSI, belum membuahkan timnas kuat. PSSI memanen miliaran rupiah dari kompetisi mereka, dari setoran PT Liga Indonesia, pendaftaran pemain asing, uang denda pelanggaran indisipliner, hingga kartu smart.
Pendaftaran pemain asing merupakan salah satu sumber pemasukan bagi kas PSSI. Setiap pemain asing yang bakal bermain di Indonesia dikenai biaya Rp 10 juta per musim bagi pemain Liga Super dan Rp 5 juta per musim bagi Divisi Utama.
Liga Super diikuti 18 tim yang hampir semua klub memaksimalkan kuota lima pemain asing. Adapun Divisi Utama melibatkan 34 tim, yang setiap tim memiliki tiga pemain asing. Dari 90 pemain asing di Liga Super dan 102 pemain asing di Divisi Utama, PSSI meraup dana sekitar Rp 1,4 miliar.
”Uang pendaftaran itu harus dibayar per tahun, biasanya diambil dari uang kontrak pemain atau tergantung dari kesepakatan,” kata Eddy Syahputra, agen pemain resmi FIFA, Ligina Sportindo, saat ditemui Kompas di Kantor PSSI, Jakarta, Senin (8/2/2010).
Dalam kongres PSSI di Bandung, Januari lalu, PSSI memutuskan tetap mempertahankan kuota lima pemain asing di Liga Super kendati dikritik banyak kalangan bahwa kuota itu mengurangi kesempatan pemain lokal tampil di liga. Ini berpengaruh pada timnas, yang mulai mengalami krisis pemain berbakat.
Denda jadi pemasukan
Pemasukan bagi kas PSSI dari kompetisi juga muncul dari denda pelanggaran indisipliner. Anggota Komisi Disiplin PSSI, yang juga CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono menyebutkan, musim lalu jumlah denda mencapai sekitar Rp 4,5 miliar. ”Rp 3 miliar dari denda Komisi Disiplin dan Rp 1,5 miliar dari denda Komisi Banding,” katanya.
Pendapatan lain yang ditarik PSSI dari kompetisi adalah biaya pembuatan kartu smart PSSI. Program ini dimaksudkan sebagai langkah PSSI untuk membangun database pemain dan hanya berjalan di Liga Amatir. Dari laporan keuangan Badan Liga Sepak Bola Amatir Indonesia (BLAI) dalam kongres PSSI di Bandung lalu, proyek itu telah menghasilkan Rp 598 juta.
Sumber pemasukan rutin PSSI lainnya berasal dari subsidi FIFA, yang setiap tahunnya 250.000 dollar AS (sekitar Rp 2,05 miliar). Sekjen PSSI Nugraha Besoes pernah mengungkapkan, dana subsidi itu bisa dipotong jika ada klub bermasalah dengan pemain asing yang mengadu ke FIFA.
Minta transparansi
Terkait dana-dana yang terus mengalir ke kas PSSI itu, Manajer Persebaya Surabaya Saleh Ismail Mukadar menginginkan adanya transparansi penggunaan dana yang dikelola PSSI. Pemanfaatan dana tersebut sebaiknya dikemukakan kepada pengurus klub dan masyarakat luas.
Ia juga keberatan dengan kebijakan PSSI yang selalu menarik uang dari klub.
dikutib dari :
http://bola.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar