Dari Persikad

Disini kita akan berbicara tentang sepakbola. kita akan banyak berbicara sisi positif sepakbola. Bila ada sisi negatifnya biarkan itu menjadi tugas bersama yang harus kita perbaiki.

Tentang SuperDepok

Walau berwarna biru SuperDepok sejatinya 'lintas warna' disini 'warna' tidak lagi menjadi ideologi yang harus dibela. semangat sportivitas dan perdamaian menjadi cita-cita bersama terbentuknya SuperDepok. Harapan tertinggi kami adalah sepakbola benar-benar menjadi hiburan dan tontonan bukan lagi ajang perpecahan.

Kronologi Persikad

4 Agustus 2009
Edy Joenardi dibawah bendera EJRA Grup menandatangani surat pengambialihan pengelolaan dan kepemilikan Persikad dari pengurus ke EJRA Grup.
EJRA menguasai 85 persen saham PT Persikad. Sisa 15 persen dimiliki klub anggota Persikad.

8 September 2009
Pemain yang dikontrak lagi mendapat uang panjar masih-masing 10 juta.

12 Oktober 2009
Mantan pemain Persikad 2008/2009 meminta agar Edy Joenardi segera melunasi utang gaji 10 bulan. Namun, tidak ada respon dari kubu Edy.

15 Oktober 2009
Pengurus lama berniat membatalkan Mou dengan Edy Joenardi karena tak jua membayarkan tunggakan gaji 10 bulan untuk 15 pemain lama.

16 Oktober 2009
Edy memberikan keterangan pers soal utang Persikad. Edy berjanji bakal menyelesaikan sebelum kompetisi bergulir. Prioritasnya adalah membayar tunggakan gaji pemain lama sebesar Rp. 1,9 Milyar. Kemudian, utang pengurus lama kepada pihak ketiga sebesar Rp. 1,8 Milyar.

23 Oktober 2009
Pengurus lama yang dimotori mantan manajer Persikad, Adi Gunaya, mendaftarkan keikutsertaan Persikad di Divisi Utama 2009/2010. Itu menyusul Edy tak juga membayar kewajiban utangnya keberbagai pihak. Hal ini sekaligus menandai adanya dualisme dalam kepemilikan Persikad.

9 November 2009
Dualisme di tubuh Persikad Depok mereda setelah di adakan MOU antara pengurus lama dengan PT Persikad. MOU Itu berisi surat pengesahan dari PT Liga Indonesia bahwa Persikad sepenuhnya dikelola PT Persikad dibawah pimpinan Edy Joenardi. Setelah surat turun, PT Persikad bakal segera melunasi pembayaran tunggakan.

20 November 2009
Mantan pemain Persikad musim 2008/2009 mengadu ke PT Liga Indonesia. Mereka melaporkan belum dibayarkan gaji 10 bulan musim kemarin oleh Edy Joenardi.

25 November 2009
Pemain ditunjukan sebuah cek tanpa nominal dengan tanda tangan Edy Joenardi. Cek tersebut dibawa Ichsan Sahabudin, staf Edy. Cek itu katanya bias diisi sendiri dengan nominal mencapai Rp. 1 Milyar untuk melunasi uang kontrak dan gaji pemain. Namun cek itu tidak ada kelanjutannya hingga Persikad tampil melawan Persikab Bandung (26/9/2009).

29 November 2009
Persikad pindah markas ke Stadion Bima, Cirebon. Kepindahan itu disebabkan Stadion Merpati, Depok tidak layak untuk menggelar kompetisi Divisi Utama (sedang renovasi).

8 Desember 2009
Pemain kembali ditunjukan cek. Kali ini berisi nominal Rp. 400 juta. Cek yang dibawa Ichsan Sahabudin itu digunakan untuk merayu pemain agar mau tampil menghadapi Mitra Kukar. Namun keesokan harinya ketika akan diuangkan cek itu ternyata kosong.

10 Desember 2009
Pemain Persikad mengadu ke PT Liga Indonesia. Mereka merasa ditipu Edy Joenardi yang tidak lagi menanggung biaya operasional Persikad. Pemain pun mengancam tidak mau melawat ke PSIS Semarang (11/12/09). Namun, akhirnya Persikad tetap berangkat ke Semarang dengan biaya dari Liga.

18 Desember 2009
Persikad gagal menggelar laga kandang melawan Produta Sleman lantaran ketiadaan panpel pertandingan yang sudah dipecat Edy. Edy sendiri sudah tidak pernah terlihat menyambangi pemain.

22 Desember 2009
Persikad kembali gagal menggelar laga kandang melawan Persiba Bantul. Kegagalan itu menandai berakhirnya kiprah Persikad di Divisi Utama 2009/2010. Keputusn resminya masih menunggu siding Komdis PSSI akhir Januari 2010 nanti.

Berikut Kronologi kehancuran tim kota ini. Persikad ku Sayang, Persikad ku Malang (Pangeran Blank)

0 komentar:

Posting Komentar



 

bersatu

manahan

beraksi

demo PSSI

pasoepati

sepakbola indonesia

Demo PSSI

revolusi PSSI